"Assalamualaikum, boleh nggak Alice masuk ke hati Om dokter?" Alice Rain menyengir.
Penari ice skating menyukai dokter yang juga dipanggil dengan sebutan Ustadz. Fakhri Ramadhan harus selalu menghela napas saat berdiri bersisian dengan gadis tengil itu.
Rupanya, menikahi seorang ustadz, dosen, sekaligus dokter yang sangat tampan tidak sama gambarannya dengan apa yang Alice bayangkan sebelumnya.
Happy reading 💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Fachry
Fachry turun dari mobil dengan wajah bingung, klinik yang seharusnya dinaungi banyak pasien tampak sepi. Beberapa pekerja medis berlari menyatroni, terburu- buru.
"Kenapa kliniknya ditutup?" Fachry segera menyambut kedatangan mereka dengan pertanyaan spontan.
"Di dalam ada Pak Sky, Dok." Perempuan itu mengadu dengan wajah serius.
"Sky?" Fachry mengerut kening, apa hubungan antara klinik tutup dengan keberadaan Sky? Dan siapa orang ini?
"Dia yang katanya orang nomor satu di Indonesia selain presiden." Satu pria lain menimpalinya dan diangguki perawat perempuan tersebut. "Tuan Sky dan anak buahnya menyuruh klinik ini ditutup, Dok."
Fachry semakin dibuat bingung, kenapa sekelas orang nomor satu harus datang dan membuat kliniknya tutup? Padahal sebentar lagi para pasien rawat jalannya akan sampai.
Segera Fachry masuk, wibawanya disertakan ikut, semua pekerjanya tampak diam menunduk karena takut. Entah apa yang terjadi, yang pasti Fachry tak suka ada yang membuat huru- hara di kliniknya.
Klinik yang dia bangun bersama beberapa rekan dokternya. Mencapai sukses diusia muda hanya mengandalkan beasiswa itu tidak lah mudah, ini hasil kegigihannya.
Fachry takkan pernah mentolerir seseorang yang akan mengacaukan usahanya. Apa lagi di sinilah ladang pahalanya berasal, berharap setiap pertolongannya pada sesama akan tercatat sebagai pemberat timbangan amal baiknya.
"Ehm!" Fachry langsung disambut dengan suara berat itu. Pria yang sedikitnya sudah tidak bisa dikatakan asli penduduk Indonesia.
Wajahnya sedikit campuran, yang pasti lebih mirip orang Eropa. Pria yang sering muncul di televisi dengan beberapa kasus hubungan singkatnya bersama beberapa artis ternama.
"Kau Dosen Alice?" Pria bermata biru itu melontarkan tanya tanpa salam terlebih dahulu, bahkan seenak jidat duduk di kursi kerja Fachry.
"Alice?" Fachry mengernyit dengan tanda tanya di otaknya. Dan ingatannya terbantu setelah selembar foto ditunjukkan padanya.
"Dia putriku." Tepat di atas meja kaca, Sky Rain melempar foto putrinya.
"Lalu?" Sebuah tanya bingung yang masih setia menggelayuti Fachry kini tercetus.
Sky kemudian meletakkan cincin berlian yang Fachry ingat, itu pernah dimilikinya. Cincin yang sepertinya begitu familiar. "Ini cincin darimu bukan?" tanya Sky.
"Cincin?"
Fachry memeriksa benda melingkar itu, yah, dia yakin ini cincin yang dulu dia buang, cincin yang dia hibahkan pada gadis pelayan restoran setelah putus dengan Almira.
"Kau memberikannya cincin, dan kau menolak dia mentah- mentah?" tukas Sky. Jelas sekali kekuasaan itu, dan Fachry masih tak gentar menghadapinya.
"Menolak?"
Sky bangkit dari duduk. "Putriku tidak mau makan, tidak mau minum, dia mengurung diri di kamar selama hampir tiga hari karena mu!"
"Karena aku?" sela Fachry.
Sungguh, dirinya masih dalam kondisi yang amat sangat- sangat kebingungan. Apa hubungan antara Sky si pengusaha nomor satu dengan cincin dan gadis bernama Alice.
"Aku lihat Alice selalu datang ke tempat mu, kau lihat saja itu!" Sky juga melempar foto di mana itu menunjukkan sebuah kamar yang dihiasi dengan banyaknya botol Vitamin.
"Itu vitamin yang kau berikan setiap dia datang ke tempat ini!" katanya lagi. "Alice putriku satu- satunya. Apa pun itu, kau tidak boleh membuatnya patah hati."
"Tapi..." Fachry sungguh tak mengira jika pelayan restoran itu adalah Alice. Dia lupa wajah yang tak pernah dia telisik sebelumnya.
Sungguh, dia juga tidak pernah menolak siapa pun, ada pun dia selalu bersikap biasa saja pada Alice, itu karena dia tidak pernah tahu jika Alice serius mengejarnya.
Alice hanya datang lalu merayu, dan ada banyak pasien yang seperti itu. Maka tidak mungkin, jika dalam profesionalismenya sebagai dokter diracuni dengan urusan hati.
Terlebih, Fachry tak pernah berniat untuk menikah semenjak dipatahkan oleh mantan tunangannya yang selingkuh. Hidupnya mengalir, dia tidak berharap memiliki jodoh.
"Aku bisa menutup klinik, dan masa gelar mu asal kau tahu!" ancam Sky.
Pria yang menenggelamkan tangannya di saku celana itu begitu tegak berdiri dengan raut wajah yang tampak dingin. "Sedikit drama malpraktek yang kubuat bisa membuat mu kehilangan seluruh kehidupan mu."
Fachry terkekeh, sungguh ini lucu, di mana dia harus menghadapi orang dengan label crazy rich seperti Tuan Sky. "Aku tidak takut miskin, asal Tuan tahu," ucapnya tegas.
"Oya?" Sky melepas smirk. "Apa yang kamu takutkan? Apa keluarga di Semarang?"
"Ini ancaman kriminal, Tuan!" Fachry masih bisa menyahutinya dengan rahang yang mulai mengeras.
"Tidak muluk-muluk, aku hanya meminta mu menjadi menantu ku!" sergah Sky tegas.
"Tapi Alice masih..."
"Terima lamaran Alice atau kau tunggu saja apa yang akan aku lakukan padamu," sela Sky seenaknya.
"Silahkan saja." Kali ini Fachry tak ngotot, dia pasrah atas apa pun, lagi pula dia memiliki Allah yang maha kuasa dari kuasa Sky Rain.
Sky terkekeh. "Aku dengar kau memberikan fasilitas medical check up gratis setiap hari Jum'at untuk kalangan menengah ke bawah."
Fachry mengiyakannya karena memang itu program pencarian pahala yang dia galakkan sedari dirinya menjadi dokter. Ingin berguna bagi masyarakat yang memerlukan bantuan.
Sky tersenyum miring. "Bagaimana nasib mereka kalau seandainya kau tidak lagi praktek hmm? Kau tidak memikirkan itu?"
Agaknya Sky Rain paham betul bagaimana caranya menghadapi manusia lembut seperti Fachry. Lihat, lelaki itu berhasil membuat seorang Fachry yang terbiasa pasrah pada Tuhannya ketar- ketir.
"Aku bisa laporkan ancaman ini ke pihak yang berwajib, Tuan," kata Fachry. Bukan perkara tidak mau menikah, tapi ini harga dirinya.
Sky tertawa meremehkan. "Kau yakin mereka percaya padamu hmm?"
Fachry terdiam, sejatinya jika berurusan dengan manusia seperti Sky Rain ini, akan menyulitkan hidupnya yang tidak mudah.
"Pikirkan lagi tawaran ku, lagi pula menjadi suami putriku bukan hal yang mengerikan. Kau hanya perlu bersabar karena dia masih perlu bimbingan. Selebihnya, kau dan masa gelar mu, aku jamin aman sentosa."
...🎬🎬🎬...
🎬🎬🎬
^^^🎬🎬🎬^^^
Berpedoman demi pencapaian, klinik, serta gelar yang tak ingin terusik. Fachry Ramadhan mau mengiyakan tawaran Sky Rain.
Di sinilah dirinya duduk, dokter yang juga mengajar di UMI itu, setuju menikahi Alice yang sejatinya dia sendiri tak yakin jika Alice serius mengejarnya.
Gadis seperti Alice hanya penasaran, walau agama melarangnya berpikir buruk pada seseorang, tapi naluriah jika dia belum yakin akan tujuan Alice.
Bukan hal yang aneh jika dia meragukan gadis labil itu. Sekelas Almira yang sudah cukup dewasa saja bisa selingkuh, apa lagi Alice Rain si cantik tiada tara ini.
"Aku ingin meng-khitbah mu, dan setelah kau setuju, aku akan datangkan keluarga ku untuk pernikahan kita."
Brukk!
"Lice!" Dewi menggoyang tubuh Alice yang terjatuh ke lantai. Sementara Sky Rain hanya menghela napas dalam- dalam.
Tidak mudah membuat Fachry mau menjadi menantunya, tapi anak manja ini justru pingsan di depan Fachry dengan kondisi yang tidak begitu sedap dipandang.