Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.
Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.
Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.
Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.
Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?
Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?
Happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah lama merenung di dalam ruang kerjanya, Dimas menemui Aurel di kamarnya. Dia merasa harus bicara dengan anaknya itu.
Saat Dimas masuk, dia melihat Aurel sedang termenung di depan jendela kamarnya.
"Aurel," gadis itu menoleh, rupanya dia tidak menyadari kehadiran Papanya.
"Ada apa, kau tidak mau cerita pada Papa?" setelah mencerna dengan baik apa yang Kasih katakan, dia merasa menjadi seorang ayah yang jahat karena lebih mementingkan amarahnya dari pada kebahagian anaknya.
Kasih memang benar, seharusnya kehadiran Aurel bisa menjadi pengganti dari kehilangan nya dulu.
"Apa orang yang tadi itu Mama?" setelah memendamnya, akhirnya Aurel mengatakannya juga. Dimas mengangguk pelan.
"Iya, dia Mama." Aurel mengangguk. Dimas menunggu selanjutnya apa yang akan Aurel katakan.
"Kapan aku bisa sekolah, aku bosan di rumah," ujarnya yang membuat Dimas terkejut karena Aurel tidak bertanya lebih jauh tentang Mamanya.
"Tunggu Mama Kasih sembuh, biar dia bisa menjagamu seperti biasa,"
"Kenapa aku harus di jaga, anak-anak yang lain tidak ada yang di tunggu seperti aku. Apa Papa takut Mama menemui ku?"
"Kau lihat sendiri kan, ada orang jahat yang coba melukaimu. Papa hanya berusaha melindungi mu." Aurel mengangguk. Dia seolah mengatakan kalau dia mengerti maksud papanya.
Meski sebenarnya dia tahu kalau orang-orang itu hanya orang suruhan Opanya yang berusaha ingin menemuinya tapi Dimas melarang mereka bertemu hingga Gunawan harus memakai cara yang lain.
Tapi Aurel masih sangat kecil untuk mengerti kalau semua tidak seperti yang dia bayangkan. Gunawan punya maksud lain dan bukan hanya sekedar ingin bertemu dengannya saja.
Aurel mengambil buku cerita dan membacanya, secara halus dia mengusir Papanya keluar dari kamarnya. Dimas pun mengerti dan keluar dari kamar Aurel.
***
Kasih sudah benar-benar pulih, bekas jahitannya sudah kering dan dia sudah tidak merasakan nyeri lagi. Aurel pun mulai kembali ke sekolah seperti biasa.
Kali ini ada dua orang yang menjaga mereka dari tempat yang tidak terlihat. Dimas memerintahkan kepada mereka agar tidak terlalu jauh dari istri dan anaknya. Juga melaporkan dengan cepat jika ada orang yang mencurigakan di sekitar mereka.
"Kasih," Lucas berjalan cepat mendekati Kasih.
"Bagaimana keadaanmu, bagaimana lukamu?" kejadian penyerangan di mall tempo hari menjadi salah satu berita viral hari itu. Pihak mall merilis video penyerangan di parkiran saat Kasih dan Dimas di serang oleh preman.
Aksi heroik Kasih yang bertindak sebagai pahlawan melindungi suami dan anaknya juga tidak luput dari berita. Dia di puji di seluruh negeri sebagai seorang wonder woman. Sebagai wanita hebat yang rela mengorbankan diri demi melindungi suaminya dari senjata tajam.
Tapi Kasih tentu tidak besar kepala karena melindungi keluarga nya adalah tugas nya.
"Sudah lebih baik," jawab Kasih.
"Aku mengikuti berita nya di sosial media, aku sangat khawatir denganmu. Aku pernah datang bersama Leon mengunjungi mu di rumah sakit. Tapi sepertinya suami menempatkan orang untuk menjaga mu, jadi kami tidak bisa masuk." wajah Lucas terlihat menyesal karena tidak menjenguk Kasih saat di rumah sakit. Padahal dia sudah datang tapi Dimas sudah lebih dulu memberi perintah kalau tidak ada yang boleh menjenguk istrinya selain keluarga.
"Maafkan suamiku, dia hanya khawatir sehingga meminta orang untuk menjagaku." Saat Kasih sedang berbincang bersama Lucas, ponsel Kasih berdering. Nama suaminya tertera di layar ponselnya.
"Halo, Kak Dimas," ujar Kasih menjawab panggilan Dimas.
"Kasih, aku tidak suka kau bicara dengannya." Kasih mengerutkan keningnya. Lalu matanya memicing setelah menyadari kalau yang Dimas maksud dengannya adalah Lucas. Leher Kasih langsung memutar mencari dimana Dimas. kenapa sampai dia bisa tahu Kasih sedang bicara dengan seseorang.
"Kak Dimas dimana?" tanyanya bingung.
"Menjauh lah darinya, aku tidak suka kau dekat dengannya."
Sambungan telepon terputus, Kasih masih mencari dimana suaminya itu berada. Jika bukan dia, pasti orang suruhannya. Tapi Kasih tidak melihat kalau ada orang yang sedang mengawasinya.
"Ada apa?" Tanya Lucas yang melihat Kasih kebingungan.
"Tidak apa-apa," jawab Kasih. Lucas mengangguk.
"Mau minum kopi?"
"Hahh, mmm, maaf tapi aku mau pulang ke rumah orang tuaku sebentar." ujar Kasih yang lebih memilih mencari aman dari pada harus ribut lagi dengan suaminya.
Lucas terlihat kecewa, dia sangat rindu dengan Kasih dan ingin berbincang dengannya lebih lama karena hampir sebulan dia tidak melihatnya.
"Baiklah kalau begitu. Aku juga mau kembali ke kantor sebenarnya." Kasih hanya tersenyum canggung di depan Lucas.
Laki-laki itu akhirnya pergi lebih dulu sebelum dia juga pergi.
Kasih berbohong, dia sebenarnya tidak ke rumah orang tuanya tapi bertemu dengan Raya, sepupunya.
Raya adalah tempat terbaik untuk berkeluh kesah. Dan sepupunya itu selalu ada saat dia membutuhkannya.
Kasih menceritakan tentang Dimas, tentang keberanian mencoba membuat Dimas melupakan dendam dan sakit hatinya.
Raya memandang Kasih sambil tersenyum penuh makna.
"Kenapa malah memandangiku seperti itu," tanya Kasih yang kesal melihat reaksi Raya saat dia menceritakan tentang Dimas dan Monica.
"Kau sangat berubah," Kasih mengerutkan keningnya. Berubah?
"Kau tidak menyadari nya?" Kasih menggeleng pelan.
"Dulu Kasih yang ku kenal tidak seperti ini, dulu Kasih gadis yang cuek dan hanya tahu bersenang-senang. Sekarang kau benar-benar sudah menjadi seorang Ibu dan istri. Aku tidak percaya kau bisa berubah secepat itu. Kau bahkan belum pernah melahirkan seorang anak dan sekarang kau sudah menjadi Ibu yang sangat baik."
Kasih mengaduk-aduk kopi nya. Benar juga kata Raya. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk menikah muda, apalagi menjadi ibu sambung. Tapi mungkin semua sudah takdir hingga dia menikah dengan Dimas. seorang laki-laki dengan luka dan dendam.
"Kau membuang masa muda mu dengan mengurus laki-laki yang dingin dan kaku, apa kau bahagia? Kau tidak menyesali nya?"
Apa aku bahagia? Apa yang aku dapatkan dari semua ini. Kenapa juga aku mau mengorbankan masa muda ku yang bahagia demi Kak Dimas dan Aurel?
Kasih menggelengkan kepalanya. Dia bahagia, dia mencintai suami dan juga anaknya. Dia menjalani kehidupan yang dia pilih dengan penuh dan senang.
"Aku bahagia, aku menikmatinya. Hidupku selama ini sangat datar, tidak ada tantangan. Sekarang aku punya tantangan baru yaitu membantu suamiku meluapkan sakit dan benci di dalam hatinya."
Kasih menyesap kopinya, terasa sangat nikmat. Dia menikmati kopinya seperti menikmati kehidupan barunya sebagai seorang istri dan juga Ibu sambung.
Tidak ada penyesalan dalam hatinya menerima Dimas dan Aurel sebagai masa depannya.
Raya kagum pada sepupunya, gadis manja itu telah berubah menjadi wanita bijaksana yang bahkan akan mengorbankan hidupnya sendiri demi menjaga dan melindungi keluarganya.