Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retana Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan laki laki lain.
Lima tahun kemudian mereka bertemu. Davendra yang sudah punya calon pendampung tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dapat restu
Retania kembali menghadap ke ruangan direktur sekaligus pemilik rumah sakit.
Kali ini dia berhadapan dengan pemilik aslinya, bukan istrinya. Dalam hati Retania bersyukur karena ngga harus bertemu lagi dengan istri pemilik rumah sakit. Dia merasa alergi. Juga putranya yang matanya sudah katarak itu.
Cukup lama keheningan melingkupi ruangan itu.
Retania menahan nafasnya ketika pemilik rumah sakit itu mulai mengamatinya, setelah sedari tadi mengamati kertas kertas di atas mejanya.
"Ehem.... Saya minta maaf atas perlakuan yang tidak menyenangkan dari istri dan anak saya."
Retania hanya bisa menganggukkan kepalanya. Agak terkejut juga, ngga nyangka orang yang sepower ini malah minta maaf padanya yang hanyalah remahan rengginang.
"Surat pemecatan kamu sudah dicabut. Kamu bisa meneruskan program internshipmu."
"Terimakasih, pak."
Syukurlah, batinnya lega. Dia mulai menaruh respect pada bapak pemilik rumah sakit ini.
"Ohya, kamu ditugaskan sebagai perawat khusus putra saya."
"Ap apa, Pak?" Retania shock mendengarnya. Barusan dia merasa pemilik rumah sakit ini berbeda dengan istri dan putranya. Ternyata sama saja. Suka bersikap seenaknya juga.
Pemilik rumah sakit-Ajisona-itu tersenyum bijak.
"Saya ngga memaksa kamu menerima putra saya. Tapi perlu kamu ketahui, saya setuju saja dengan siapa pun pilihannya. Ohya, jangan pedulikan pendapat istri saya."
Retania tambah shock mendengarnya.
Maksudnya apa?
Senyum Ajisona tambah lebar melihat kebingungan di wajah dokter magang di depannya.
Gadis ini memang beda, batinnya. Biasanya gadis gadis yang mendapatkan persetujuannya akan tampak bahagia wajahnya.
Apa gadis ini tidak menyukai putranya?
Rasanya ngga mungkin, debatnya dalam hati.
"Sekarang kamu sudah mulai bisa bertugas di kamar perawatan anak saya."
Retania seolah mendengar jeritan petir yang memekakkan gendang telinganya, persis di sampingnya
*
*
*
Retania mengatur jalan nafasnya sebelum mengetuk pintu ruangan vip putra pemilik perusahaan.
Haruskah dia lakukan? Bukannya ngga masalah kalo ngga lulus...? Dokter Astuty sudah menawarkan dia sebagai asisitennya, kan.
Retania agak ragu untuk mendorong pintu kamarnya.
Tapi bisa aja, kan, pemilik rumah sakit ini membatalkan keinginan dokter Astuty. Dokter Astuty adalah bawahannya.
Karena pemikiran terakhirnyalah, dia pun mendorong pintu ruangan nya hingga membuat tatapannya bertemu dengan laki laki itu.
Di sebelahnya ada seorang laki laki yang sepertinya sedang menunggunya menandatangani banyak kertas.
"Mau apa kamu ke sini?" tegur Anya Josephine dengan sorot ngga sukanya.
Dan malangnya mami dokter itu juga ada di sana.
"Sa saya diminta memeriksa keadaan pasien," jawabnya agak gugup. Matanya seakan ngga bisa teralihkan dari laki laki ini.
Tampan dan punya sesuatu yang membuatnya punya kharisma dan berwibawa.
"Dia sudah diperiksa dokter yang lain," judes istri pemilik rumah sakit menyahut.
"Tidak apa, periksa aja lagi,' senyum Davendra ketika melihat wajah keruh dokter magang yang jadi incarannya.
"Bukannya kamu sudah dipecat," tukas Ivy Oktavia-mami Davendra tetap judes
"Sudah dibatalkan, nyonya," sahutnya sambil mendekati putra sang nyonya.
Davendra memberikan sebagian kertas kertas itu pada asistennya dengan senyum simpul di bibirnya
Ternyata papinya sudah meluluskan permintaannya.
"Papiku nanya nggak, kapan bisa melamar kamu?"
Hampir saja kertas kertas yang akan dimasukkan ke dalam map oleh asistennya jatuh berhamburan ke lantai.
Serius tuan muda? Bukannya baru saja patah hati? Matanya menatap tuan mudanya dengan kekagetan yang sempurna.
"Dave...! Kamu jangan becanda terus," rengek Anya dengan tatapan hampir menangis.
"Daven, ngga mungkin papi ngomong begitu," bantah maminya ngga percaya.
Tapi tadi katanya dia ngga jadi dipecat?
Bukannya suaminya sudah setuju...?
Ivy Oktavia jadi heran, siapa yang sudah membelokkan hatinya? batinnya gusar.
"Anya, dengar, ya. Aku sudah memilih dia jadi calon istriku." Walau lembut tapi nada suara Davendra tetap tegas.
Bukan hanya Anya Josephine yang terhenyak mendengarnya. Asisten dan maminya sendiri juga bereaksi sama.
Secepat ini memutuskan calon istri? batinnya lagi ngga percaya.
Padahal dulunya dia sudah serius dengan pacarnya, tapi dasar pacarnya goblok, menyia nyiakan tuan mudanya demi laki laki yang hanya karyawan biasa. Si asisten masig sibuk berkutat dengan pikirannya.
Sementara itu Retania sudah merasakan getaran di lututnya.
Yang benar saja!
*
*
*
Saat Retania sedang jalan sambil menunduk, karena beban di kepalanya sangat berat, seseorang memeluknya dari belakang.
Reflek dia menjerit kesal dan bermaksud melepaskan pelukan yang dia yakini adalah seorang laki laki kurang ajar.
"Wow, wow, wow, adik mas udah gede, ya."
Mendengar suara yang sangat Retania rindukan, dia pun berbalik.
"Mas Dipta.....!" serunya riang. Dia pun balas memeluk kakak laki lakinya yang memenuhi janjinya untuk pulang.
Mereka berdua saling tertawa lepas dan berpelukan erat.
"Motormu mana?" tanya Pradipta setelah melepaskan pelukannya.
"Di sana," tunjuk Retania pada scoopynya.
"Oke."
Pradipta pun merangkulnya sambil berjalan ke.arah motornya.
Ngga jauh dari sana Davendra mengawasi dengan tatapan marahnya.
Semua perempuan sama saja. Jalang! makinya dalam hati. Hampir saja dia tertipu lagi.
Tapi saat berbalik di berpapasan dengan pengawalnya yang masih memegang buket bunga.
Ternyata belum diserahkan. Syukurlah, batinnya geram.
Tapi kemudian dia terdiam. Bukannya dokter magang itu sudah mengaku kalo dia punya kekasih? Bahkan menolaknya.
Saat mendengarnya dia fine fine aja. Kenapa sekarang harus merasa seolah ditipu?
Davendra menyadari kelainan otaknya.
"Nona dokter belum punya kekasih, tuan muda. Itu kakak laki lakinya," jelas Harya-pengawalnya yang melihat wajah kusut bosnya.
Seketika kekusutan di wajah bosnya menghilang. Dalam hati Harya bersyukur sudah menyelidiki nona dokter yang sedang diincar bosnya.
"Kakaknya kerja di kapal pesiar, tuan muda. Orang tua nona dokter sudah meninggal," jelasnya lagi.
Agak nyes juga di hati Davendra mendengarnya.
Oke, kamu akan aku lamar secepatnya.
"Ohya, tuan muda, nona Kemala menanyakan keadaan anda," ucap Harya hati hati.
"Hemmhh....," dengusnya kesal sambil melangkah lebih dulu.
Waduh, salah ngomong, batin Harya kecut saat melihat wajah masam bosnya.
*
*
*
"Ada masalah di rumah sakit?" Pradipta akhirnya sadar juga ketika melihat wajah adiknya yang tidak terlalu bahagiia saat bertemu dengannya
Retania mengangguk. Dia memang ingin menceritakannya pada kakak laki lakinya masalah yang ngga penting tapi bisa mengggagalkan cita citanya.
Tapi respon yang didapat bukan dukungan untuknya, tapi malah dukungan untuk laki laki yang aneh bin gila itu.
"Suruh dia menemui mas, ya, kalo dia serius mau sama adek mas." senyumnya penuh godaan.
"Mas Dipta, apaan, sih," kesel Retania dengan wajah makin merengut.
Pradipta tergelak.
"Pede aja. Adek mas cakep gini, kok," senyum Pradipta untuk menenangkan adiknya.
"Nanti mas akan temui laki laki itu agar ngga menganggu kamu lagi." Akhirnya Pradipta menyerah melihat adiknya mingkem, ngga mau ngobrol apa pun lagi dengannya.
"Janji..."
"Iya, sayang. Mas janji."
Pradipta tersenyum lega melihat wajah adiknya yang sudah sumringah lagi.
Dia pun penasaran dengan motif laki laki kaya raya ini ingin menikahi adiknya.
Pradipta pun akan menyelidiki siapa laki laki itu dan mengancamnya kalo perlu jika berniat menyakiti adik kesayangannya.
Om Ocong vs Mbak Kunti ngasih iklan
mana Devan blom minta maaf dg benar sekarang dtng lagi ulat bulu...
padahal Lingga dan keluarga menerima Reta
Reta dan Alma hrs hati2 mama Deva itu jahat
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
dasar nenek lampir /Angry//Angry//Angry/
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan