Andini seorang dokter muda bertalenta yang memiliki seorang kekasih seorang abdi negara yang bernama Raka Ardiansyah. Setelah berjalan 8 tahun mereka memutuskan untuk menikah namun pada hari pernikahan tiba Raka justru malah meninggalkan nya karena suatu alasan. karena persiapan pernikahan sudah dilakukan dan acara pernikahan tidak bisa di batalkan akhirnya kembaran dari Rama menawarkan diri untuk menikahi Andini agar pesta tetap berlanjut
tidak ada yang tau bahwa sebenarnya Rama ini sudah lama jatuh cinta pada Andini karena dia tau bahwa saingannya adalah saudara kembarnya sendiri maka sebelumnya dia sudah memutuskan untuk menyerah dan melupakan Andini. namun dengan sikap Raka yang sudah menelantarkan Andini ini Rama bertekad akan membahagiakan Andini dan mempertahankan pernikahan nya dengan Andini. bagaimana kisah cinta saudara kembar ini. silahkan subscribe dan ikuti terus perkembangan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Andini kemudian di panggil oleh seseorang
"mb Andini ada ayah dan ibu nya mas Raka di bawah. saya di minta untuk memanggil kan mu" jawab orang itu
"lho mama papa ada apa ya? " batin Andini dengan tergesa Andini dia menuju ke tempat yang di maksud.
Di dalam ruang an tersebut
Papa apa maksudnya ini pak?" tanya papa serius
"kami mohon maaf pak anak kami Raka sampai saat ini belum juga datang kami juga belum bisa menghubunginya. kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. " jelas papa Raka
" astaghfirullah kenapa bisa seperti ini jeng? Pernikahan sudah tinggal menghitung jam. " jawab mama Raya
"karena itu lah kami memutuskan untuk membatalkan pernikahan antara Andini dan Raka. Namun kami juga datang ke sini untuk melamarkan Andini untuk putra pertama kami Rama. " jelas papa Raka
Papa ku emosi mendengar apa yang baru saja di sampaikan oleh calon besannya.
" apakah maksud kalian menjadikan anak kami sebuah barang yang bisa di kasihkan ke siapapun seperti ini? Kami sangat kecewa pak dengan keputusan anda." marah papa
dalam situasi ini mama hanya bisa menangis mengingat nasib pernikahan putri nya.
Andini POV
Ada apa ya kok jam segini mama dan papa nya mas Raka sudah datang. Panik Andini menuju ke ruangan yang di maksud.
Saat akan masuk ruangan dilihatnya papa sudah emosi dan mama sedang nangis tersedu-sedu di tenang kan oleh mama Icca.
Andini masuk ke ruangan dan bertemu dengan mereka
"assalamualaikum ucap Andini sambil masuk menjabat tangan kedua orang tuanya.
"walaikumsalam nak. Sini masuk dan duduk lah dulu. Ada sesuatu yang harus kamu ketahui. " jawab papaku
" jadi gini nak kedatangan mama papa Raka ini mau menyampaikan kalau sampai saat ini Raka belum tiba di rumah. Sedangkan pernikahan sudah tinggal beberapa jam lagi. Mereka ingin membatalkan pernikahan mu dengan Raka namun kemudian melamarkan mu untuk menikah dengan Rama" ucap papa ku dengan terbata-bata
Deg betapa terkejutnya aku menerima kabar mengejutkan ini. Aku masih terdiam tidak menjawab apapun yang dikatakan oleh papa.
" tidak...tidak mungkin ma, pa. Bang Raka pasti masih di jalan ma. Kita bisa menunggu nya sampai dia datang. Dia sudah berjanji kepada ku ma. Ini hari yang telah kami nanti-nanti kan selama ini ma. Nggak mungkin bang Raka mengingkari janjinya ke aku. " ucap ku dengan menangis sambil meninggalkan ruangan
semua yang ada di ruangan itu menangis melihatku terpukul seperti itu. Aku berlari menuju ke kamar dan terus berusaha menghubungi Raka namun hanya sambungan operator yang ku dapatkan. Setelah beberapa saat kakak ku masuk ke kamar untuk melihatku.
Tok....tok..tok...
"boleh abang masuk de?" tanya bang Dimas
tanpa menjawab aku hanya menolehkan pandangan saja kulihat abangku memasuki ruangan dan mendekatiku.
aku kemudian menangis tersedu-sedu memeluk abangku.
" aku harus gimana bang. Aku mencintai mas Raka bukan kakaknya. Kami memang pernah berkomunikasi namun hanya sebatas interaksi biasa. " ucapku dengan menangis.
" kenapa semua ini harus terjadi kepadaku bang. Hiks..hiks...hiksss." tangis ku
Setelah aku meninggalkan ruangan mereka masih berlanjut mendiskusikan bagaimana baiknya.
" apakah maksud kalian menjadikan anak kami sebuah barang yang bisa di kasihkan ke siapapun seperti ini? Kami sangat kecewa pak dengan keputusan anda." marah papa
"bukan untuk mempermainkan putri pak Fachri kami hanya memberikan solusi anak pertama kami sudah bersedia menawarkan pernikahan ini. Saya rasa solusi nya juga masuk akal daripada pernikahan ini tidak terjadi sedangkan tamu undangan sudah berdatangan apa nggak tambah malu kita pak. Coba pikirkan nama baik kita semua pak. " ucap papa Raka
" tapi apakah ini tidak memaksa mereka menikah sedangkan mereka sama-sama tidak ada perasaan. Bagaimana jika dari nak Rama sendiri sudah memiliki kekasih sama saja kita menyakiti orang lain juga Jeng Icca" ucap mamaku
" saya tidak bisa memutuskan semuanya saya kembalikan ke putri saya tapi tolong jangan tekan anak kami untuk menerima semuanya biarkan dia berpikir dengan tenang terlebih dahulu. pernikahan masih ada waktu beberapa jam kami akan memberikan jawaban via telp kepada kalian. " ucap papa memutuskan menyudahi diskusi tersebut
Sebelum kami kembali ini anak saya Rama ingin berbicara langsung kepada Pak Fachri mengenai lamaran tersebut.
Rama POV
Setelah mendapatkan jawaban melalui sholat istikharah ku akhirnya aku putuskan untuk berani memberikan tawaran untuk menikahi Andini. Agar pernikahan ini tetap berlanjut dan tidak mempermalukan kedua keluarga. Ku minta mama dan papa ku untuk ke kediaman Andini terlebih dahulu membatalkan pernikahan antara Andini dan Raka baru kemudian melamarkan Andini untuk ku. Besar harapan ku semoga Andini bersedia menerimaku. Namun aku juga tidak bisa memaksa keputusan dari Andini.
" Raka lho yang udah melepaskan Andini Jangan harap kali ini aku akan mengalah. Kemaren aku sebenarnya sudah memutuskan untuk mengalah karena kamu adalah adikku sendiri dan kulihat Andini sudah bahagia bersamamu. Namum apa yang telah kamu lakukan hari ini tidak akan kubiarkan Andini menangisi mu lagi." ucapku di dalam hati
Tidak lama setelah berdiam diri di kamar aku menerima telp dari papa.
" assalamualaikum halo pa? Gimana ?" tanyaku antusias
" ini papa sampaikan niat mu kepada pak Fachri nak" ucap papaku sambil memberikan telp nya ke om Fachri
" assalamualaikum om saya Rama Ardiansyah dengan ini secara sadar dan sungguh -sungguh ingin melamar putri om yang bernama Andini Saraswati untuk menjadi pendamping hidup saya dalam keadaan susah maupun senang. Saya tidak bisa berjanji untuk membuat dia selalu bahagia karena saya sadar kehidupan berumah tangga pasti akan ada lika liku nya tapi saya berjanji akan selalu menyayanginya dan memberikan dia yang terbaik yang saya mampu untuk membahagiakannya. " ucapku dengan sungguh -sungguh
" nak Rama saya tidak bisa menerima lamaran mu sekarang karena saya kembalikan ke putri saya tapi tolong jangan tekan anak kami untuk menerima semuanya biarkan dia berpikir dengan tenang terlebih dahulu. Atau nak Rama ingin mengobrol dengan Andini biar saya berikan telpnya. " ucap pak Fachri
di dalam hati saya sebenarnya sangat deg..deg an dengan keputusan yang akan di berikan oleh Andini tapi biar bagaimana pun benar kata Om Fachri kita semua tidak bisa memaksakan kehendak Andini.
" baik om saya akan langsung menghubungi Andini. " ucap ku sambil memutuskan sambungan telp.
Lama ku berpikir untuk menghubungi Andini. Namun jika tidak segera waktu semakin berjalan dan masalah juga tidak akan segera selesai maka ku beranikan diri untuk menghubungi Andini.
Tuuttt....tuuutttt
lama belum ada jawaban. Setelah berdering ke sekian kalinya baru lah Andini mengangkat telp nya
" Assalamualaikum" ucap nya dengan nada habis menangis
" walaikumsalam maaf de jika keluarga kakak mungkin masih disana dan seperti yang sudah adek dengar dari kedua orang tua ku. Memang benar seperti itulah keadaan yang sesungguhnya tidak ada yang di tutup-tutupi atau pun di sengaja. Mungkin adek juga sudah mengetahui niatan kakak menghubungi adek itu untuk apa. Dengan ini saya Rama Ardiansyah dengan ini secara sadar dan sungguh -sungguh ingin melamar putri om yang bernama Andini Saraswati untuk menjadi pendamping hidup saya dalam keadaan susah maupun senang. Saya tidak bisa berjanji untuk membuat mu selalu bahagia karena saya sadar kehidupan berumah tangga pasti akan ada lika liku nya tapi saya berjanji akan selalu menyayangimu dan memberikanmu yang terbaik." ucapku dengan lantang
ku dengar dia hanya menangis di balik telp genggam nya. Ingin rasa nya aku di sana dan memeluknya sendiri memberikan kekuatan dan semangat untuk terus melanjutkan hidup. Namun aku hanya bisa diam menunggu jawaban darinya.
" aku tidak memaksa mu.jangan pedulikan semua persiapan pernikahan kolega keluarga kita nama keluarga kita. Toh apapun yang terjadi kita tetap akan di omong jelek bagi orang yang tidak menyukai kita. " ucap ku melanjutkan
" apakah aku memiliki kesempatan untuk menolak?" ucapnya lirih
" kamu boleh menolak de tidak ada yang memaksamu. Sholat istikharah lah de untuk menyakinkan jawaban mu. Aku tidak memaksamu untuk menerima lamaran ini. Karena yang menjalani ini adalah kita bukan mereka. Ya sudah jangan sedih lagi. Semoga mendapatkan petunjuk yang terbaik. Amin. Kakak akhiri dulu Assalamualaikum " ucap ku mengakhiri telp
sudah seperti yang saya duga kalau Andini bakalan menolak lamaran ku. Bahkan dari jawaban telp nya saja sudah terlihat kalau dia tidak mau menikah dengan ku.