Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Waktu demi waktu berlalu tak terasa.
Di malam yang sunyi dalam kegelapan, cahaya rembulan mulai redup. Bintang -bintang yang kini satu persatu menghilang tak meninggalkan jejak.
Seorang pria di sudut kamar kosong, dalam kesendiriannya tengah menghabiskan beberapa batang rokok. Ingatannya kembali mengingat peristiwa 4 tahun yang lalu. Kejadian tersebut membuat dirinya jatuh terpuruk karena luka yang ditinggalkan oleh seorang wanita.
Mata dengan sendu menatap sebuah gelang yang ada di pergelangan tangan. Rasa sedih kembali menyeruak dalam hati membuatnya kian sesak. Rasa bersalah terhadap apa yang dil4kvk4n dulu ketika masih bersama sang istri. Penyesalan datang terlambat, dan kini rasa sesal itu makin menghantui.
Menatap jendela luar menikmati angin malam dengan ditemani kepulan asap rokok. Badan yang dulu kekar kini berubah kurus.
Sebuah rahasia pernikahannya dengan gadis malang itu belum diketahui oleh keluarga.
Hati galau dan pikiran selalu kacau disebabkan oleh paksaan orang-orang sekitarnya.
Satu persatu orang-orang yang dekat dengannya meninggalkan dirinya alasan tak menentu.
Pertama, Kinara meningg4lkan dirinya dan dia r4ib begitu saja. Lalu yang kedua, Reihan. Dia mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Dirga bingung sendiri, kini orang-orang kepercayaannya telah menjauh begitu saja. Untung saja Rahes masih setia menemani dalam keadaaan apa pun.
"Drrt Drrt."
Bianca menelpon namun diabaikan. Dia bosan mendengar sahabatnya itu meminta dirinya untuk dinikahi. Andai saja dulu Dirga tak bersikeras melawan sang kakek atas tudingan Bianca yang tidak dilakukan oleh Dirga, maka saat itu dia menikah. Tapi Dirga adalah pria keras kepala yang tak ingin melakukan sesuatu yang bukan merupakan tanggung jawabnya.
"Craack."
Terdengar suara ponsel terbanting.
" Dirg, kamu selalu mengabaikan ku. Apa salahku ? Jika aku meminta kamu untuk nikahin aku, itu karena aku sangat mencintaimu. Kenapa kamu tak mencoba memberiku kesempatan. "Lirihnya dengan badan luruh ke lantai, cairan kristal jatuh membasahi pipi cantiknya.
"Aaakh." Teriaknya prustasi.
" Untuk apa kamu menunggu orang yang sudah t4k ad4 lagi ?Aku yang nyata dan selalu menemanimu. " Ujarnya lagi lalu menangis meluapkan rasa emosi.
Tangan Bianca mencari kontak kepercayaan Dirga yaitu Rahes.
" Hallo, ada yang bisa kubantu ?" Ujar Rahes sopan.
" Katakan di mana atasanmu saat ini?Aku ingin menemuinya. " Tanyanya tak sabar.
Rahes meneguk ludah, bagaimana cara ia mengatakan pada Bianca kalau atasannya saat ini tidak sedang baik-baik saja.
Namun Rahes tak mempercayai Bianca lagi, setelah kej4dian beberapa tahun lalu. Dia memaksa Dirga untuk menikahinya dengan cara menfitnah. Walau Rahes maupun Dirga tak memiliki bukti yang kuat untuk membelah diri, namun Dirga tetap tak ingin bertanggung jawab. Dirga sudah berapa kali mengusirnya keluar dari perusahaan, dengan liciknya dia membuat Mahendra percaya berdasarkan foto-foto yang diperlihatkan. Demi menjaga nama baik perusahaan, Mahendra membujuk Bianca agar menghapus semua foto kebersamaannya dengan Dirga. Bianca meminta sebuah persyaratan agar dia tetap bekerja di perusahaan dan menjadi sekertaris Dirga.
" Maaf, nona. Pak Dirga tak bisa diganggu saat ini. "Jawabnya lalu mematikan telepon tanpa izin.
Bianca meremas ponselnya mendengar jawaban tak acuh dari Rahes.
" Sudah bertahun-tahun lamanya aku menunggu cinta mu, Dir. Kenapa susah sekali mendapatkan hatimu ? Bahkan aku rela menurunkan harga diriku demi kamu, tapi apa yang kamu lakukan padaku? Lirihk aku sedikit saja. " Ujarnya menatap sendu foto Dirga.
****
Desiran angin terasa begitu dingin, menyayat menusuk kalbu. Seorang wanita mengenakan kaos panjang ke bawah menutupi seluruh tubuh, tengah duduk dengan keheningan. Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki seseorang membuat dirinya menoleh.
" Nona membutuhkan sesuatu ?"
Hanya g3l3ngan kecil tanpa suara. Helaan nafas pada pria tersebut terdengar di telinga wanita itu.
" Anda jangan sungkan, Nona! "Aku meninggalkan pekerjaanku demi anda.
Wanita tersebut kembali menoleh menatap wajah pria itu.
" Almi ?" Hanya kata itu yang terucap di bibir membuat pria itu sesak.
" Almi masih tidur, Nona. " Ucapnya lalu beranjak keluar.
Sejak insid3n beberapa tahun lalu, wanita itu tak nampak seperti dulu. Dia lebih banyak t3rm3nung dan mengurvng diri dalam kamar. Peristiwa k3b4k4r4n itu membuatnya tr4vma dan yang lebih membuatnya terpvkul adalah sebuah foto yang dikirim seseorang.
Foto-foto itu masih terbayang-bayang dalam benaknya. Ingin melupakan namun sudah terlanjur membekas diingatan.
Satu hal yang disyukuri Kinara yaitu Reihan dengan sigap menolongnya, hingga ny4w4nya dan s4ng pvtri yang masih dalam k4ndvngan saat itu masih tertolong.
Luka dalam hati terus membekas kala mengingat di hari itu.
Orang-orang menganggap dirinya d3pr3si namun kenyataannya tidak. Dia hanya ingin menghil4ngkan jejak rasa sakit yang ditorehkan oleh seseorang namun sampai saat ini masih ada.
Kini tubuh tak semolek dulu, meski begitu wajah tetap nampak cantik nan ayu. Mata indah itu terlihat s3ndu manatap luar jendela. Ada kerinduan dalam sana namun terlalu s4kit jika diingat.
" Bagaimana kondisinya?" tanya seseorang yang membantu Reihan membiayai pengobatan Kinara sampai saat ini.
" Masih sama, tuan. " Ujarnya.
Guratan sedih di wajah pria itu, perasaannya tak berubah, masih sama seperti dulu. Dia sangat mencintai Kinara namun takdir berkata lain. Kinan sudah menikah membuat dirinya sangat kecewa. Cintanya direnggut oleh rekan bisnis ayahnya.
" Kalau Kinara belum s3mbvh dalam beberapa hari ini, aku akan membawanya berobat ke luar negeri. "Ujarnya tegas.
" Anda bisa menyampaikan niat baik anda pada nona Kinara sebelum berangkat. " Saran Reihan dan Fazha mengangguk.
"Tentu, dan aku ingin identitas Kinara diganti sebelum mengenal dunia luar. " Tukasnya membuat Reihan bingung.
" Apa maksud anda, Tuan?"
Fazha kembali menatap Reihan dengan serius.
" Setelah Kinara s3mbuh dari ket3rpurvk4nnya, aku ingin dia belajar berbisnis, dan itu dipimpin oleh kamu sendiri. Aku ingin dia bekerja sebagai sekertarisku. Tapi sebelum itu, identitasnya harus diganti.
Reihan mengangguk dan setuju yang dikatakan tuannya.
" Apa anda sudah punya nama yang cocok untuk nona, Kinara?"
" Ya, mulai hari ini kita akan memanggilnya Putri. Aku memberikan nama terakhirnya.
" Nama yang bagus tuan. " Ucap Reihan cepat.
Dia selalu sependapat dengan Fazha. Pemuda itu orang yang sangat bijaksana menurut Reihan.
" Kapan anda membawa nona ber0b4t ke luar negeri, tuan?" Tanyanya lagi, ia ingin melihat Kinara segera sembuh.
" Secepat mungkin. "Jawab Fazha.
" Apakah kamu bisa menjaga Almira ketika kami pergi ?" Tanyanya ingin memastikan.
Sejak dulu Fazha ingin membawa Kinara keluar negeri, namun k4ndvngannya di waktu itu sangat l3mah. Salah satu dokter menyarankan bahwa setelah usi4 b4yiny4 sudah besar baru di bawah berobat keluar negeri.
"Tentu saja aku akan menjaga Almira dengan baik, tuan. " Ujarnya.
" Kamu jangan khawatir! Nindi adalah baby sitter yang berpengalaman. Dia mantan perawat. " Jelas Fazha dan Reihan menyimak saja yang dikatakan tuannya.
