perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Menuju Thornfall
Di tengah kesunyian malam di dalam hutan, Lucas berhasil kabur dari prajurit kerajaan yang mengejarnya. Setelah memastikan dirinya aman, dia berhenti sejenak untuk beristirahat. Tubuhnya kelelahan, dan pikirannya dipenuhi oleh kebingungan serta kegelisahan. Sambil merenung, Lucas memikirkan bagaimana jalan cerita dunia ini telah berubah dari yang seharusnya. Semakin jauh dia berjalan, semakin ia sadar bahwa takdir yang dia ketahui dari novel telah terdistorsi.
Lucas merasa cemas akan masa depannya. Dia sekarang menjadi buronan kerajaan, dan tak mungkin kembali ke kehidupan lamanya. Namun, tiba-tiba ia teringat sesuatu yang penting, sebuah tempat yang bisa memberinya perlindungan sementara. "Kota Thornfall," gumamnya. Kota Thornfall adalah kota yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya para kriminal dan pelarian. Di sana, hukum tidak berlaku, dan kekuasaan berada di tangan yang kuat. Tidak jelas siapa yang memimpin kota tersebut, tetapi ada banyak rumor yang beredar bahwa Thornfall dikuasai oleh organisasi kriminal terkenal, The Velvet Vault.
The Velvet Vault bukanlah organisasi biasa. Mereka hanya terdiri dari beberapa anggota, tetapi kekuatan dan pengaruh mereka sangat besar, terutama dalam hal mencari dan mengumpulkan barang-barang berharga. Lucas teringat bahwa dalam novel, salah satu anggota The Velvet Vault adalah pemilik asli Frostgrimoire Aeterna.
Lucas memutuskan untuk pergi ke kota Thornfall, meskipun ia tahu bahwa kota tersebut sangat berbahaya karena dipenuhi oleh para kriminal dan pelarian. Namun, ia tidak punya banyak pilihan. Kota Thornfall cukup jauh, jadi sebelum memulai perjalanan panjang, Lucas memutuskan untuk pergi ke kota terdekat terlebih dahulu, dengan tujuan membeli pakaian untuk menutupi wajahnya serta persediaan perjalanan.
Setibanya di kota, Lucas merasa lega melihat bahwa poster buronannya belum sampai di sana. Tidak ada tanda-tanda bahwa dirinya dicari oleh kerajaan di kota tersebut. Dengan cepat, Lucas bergegas membeli jubah dengan tudung lebar untuk menyembunyikan identitasnya, serta persediaan makanan dan minuman yang cukup untuk perjalanannya ke Thornfall.
Setelah memastikan bahwa semua yang ia butuhkan sudah lengkap, Lucas mencari kereta kuda yang bisa membawanya ke kota Thornfall. Beruntung, ia masih memiliki cukup uang untuk membayar biaya sewa kereta. Meskipun kereta kuda itu sederhana, Lucas tahu ini adalah pilihan terbaiknya untuk menempuh perjalanan jauh tanpa menarik terlalu banyak perhatian.
Karena kereta kuda baru akan berangkat pada pagi hari, Lucas memutuskan untuk mencari penginapan agar bisa beristirahat hingga esok hari. Setelah menemukan tempat yang sederhana namun cukup nyaman, ia mengunci pintu kamar dan menghabiskan malam itu dengan memikirkan langkah-langkah yang harus diambil selanjutnya. Rasa lelah akibat perjalanan panjang dan ketegangan yang terus menerpa pikirannya membuat Lucas tertidur lelap.
Saat pagi tiba, Lucas bangun dengan perasaan sedikit lebih segar. Ia segera berkemas dan keluar dari penginapan, mengenakan jubahnya untuk menyembunyikan identitas. Namun, ketika ia melangkah keluar ke jalanan, matanya tertumbuk pada sesuatu yang membuat jantungnya berdegup kencang. Poster buronannya sudah tersebar di seluruh penjuru kota. Wajahnya terpampang jelas di poster-poster yang ditempel di berbagai sudut, dengan imbalan besar bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya.
Lucas menahan napas, bersyukur bahwa sejak awal ia sudah berhati-hati dengan menutupi wajahnya. Tanpa menunjukkan rasa panik, ia berjalan dengan tenang menuju stasiun kereta kuda. Berkat kewaspadaannya, tidak ada satu pun warga kota yang mengenalinya. Begitu tiba di tempat kereta menunggu, Lucas naik dengan hati-hati dan duduk di pojok, memastikan dirinya tetap tak mencolok.
Saat kereta kuda akhirnya bergerak, Lucas menghela napas lega. Meskipun kota ini telah menjadi lebih berbahaya baginya, ia berhasil keluar dengan aman. Sekarang, perjalanan menuju kota Thornfall dimulai. Di dalam kereta yang berguncang pelan, Lucas terus berjaga, waspada terhadap kemungkinan apapun, karena ia tahu bahwa bahaya tak hanya datang dari kota yang ia tuju, tapi juga dari kerajaan yang terus memburunya.
Lucas merasa sangat lelah setelah segala kejadian tak terduga yang ia hadapi, hingga ia tertidur lelap di dalam kereta kuda. Namun, tidurnya terganggu ketika suara kebisingan memecah ketenangan. Dengan mata yang masih setengah terbuka, Lucas melihat sekelompok bandit menghadang kereta, berniat merampoknya.
Rasa kesal langsung menyelimuti Lucas. Mereka telah mengganggu istirahatnya yang sangat dibutuhkan. Tanpa berpikir panjang, Lucas mengeluarkan Frostgrimoire Aeterna dari cincin penyimpanannya. Ia membuka halaman-halaman buku itu, dan dalam sekejap, udara di sekitar mereka berubah menjadi sangat dingin. Dengan satu gerakan tangan, Lucas membekukan para bandit di tempat, membuat mereka terperangkap dalam es yang keras.
Sopir kereta kuda yang menyaksikan kejadian tersebut terkejut sekaligus takut. Kemampuan Lucas jauh melampaui bayangan siapapun. Namun, sopir itu tetap diam, memilih untuk tidak menyinggung apa yang baru saja terjadi, dan melanjutkan perjalanan seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Setelah memastikan para bandit tak lagi menjadi ancaman, Lucas kembali duduk di tempatnya. Rasa kantuk kembali menyerangnya, dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia memejamkan matanya lagi, kembali tenggelam dalam tidurnya, sementara kereta kuda terus bergerak menuju kota Thornfall.
Untuk kedua kalinya, Lucas terbangun oleh kebisingan di sekelilingnya. Kali ini, saat ia membuka mata, ia melihat sekelompok prajurit kerajaan telah mengepung kereta kudanya. Jantungnya berdegup lebih cepat, rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya. Salah satu prajurit berjalan mendekat dengan sorot mata penuh kecurigaan.
"Buka penutup wajahmu," perintah prajurit itu dengan nada tegas.
Lucas mengangkat tangannya perlahan, membuka penutup wajahnya sedikit demi sedikit, sembari di dalam hati menyiapkan sihirnya untuk menghadapi segala kemungkinan. Begitu penutup itu terbuka dan prajurit melihat wajah Lucas, tanpa ragu-ragu Lucas langsung melancarkan serangan sihir. Angin dingin menderu keluar dari tangannya, membuat prajurit itu terpental beberapa meter ke belakang, menghantam keras tanah.
Kegaduhan segera meletus. Prajurit-prajurit lainnya, yang menyadari siapa Lucas sebenarnya, segera mengangkat senjata mereka dan mulai menyerang. Lucas, dengan cepat dan cekatan, mengeluarkan Frostgrimoire Aeterna dan membacakan mantra yang membuat tanah di sekitar mereka membeku dalam hitungan detik.
Satu demi satu prajurit mencoba mendekat, namun Lucas sudah siap. Dengan setiap gerakan, ia meluncurkan semburan es yang membekukan senjata dan kaki para prajurit, mengunci mereka di tempat. Meskipun jumlah prajurit lebih banyak, Lucas menggunakan kecerdasannya dan sihir kuat dari Frostgrimoire untuk mengatasi situasi yang genting ini.
Tapi Lucas tahu bahwa dia tidak bisa terus bertarung. Jika semakin banyak prajurit datang, situasinya bisa memburuk. Dia harus segera melarikan diri sebelum kekuatannya habis. Setelah berhasil membekukan sebagian besar prajurit, Lucas melompat dari kereta, menggunakan kekuatan esnya untuk mempercepat langkahnya, dan melarikan diri ke arah hutan terdekat.
Saat dia berlari, Lucas berpikir keras. Dia tahu pengejaran tak akan berhenti, dan dirinya kini benar-benar menjadi buronan berbahaya di mata kerajaan.