seorang pemuda yang ingin merasakan kasih sayang sangat ayah.... "ayah peluk aku sekali saja" aku hanya ingin disayang aku rindu pelukanmu!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thehope, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingatan masa lalu
JANGAN PERNAH MENYESALI MASA LALU YANG TERJADI SEBELUMNYA,TETAPI BELAJARLAH DARI MASA LALU TERSEBUT.
.
.
.
.
ZIAN PUTRA ATMAJAYA......
Mereka bertiga memutuskan untuk menginap dirumah sakit, Zian bahagia kasih sayang dan perhatian dari ketiga kakaknya ia dapatkan.
"Dek, panggil kakak juga jangan abang, jadi serasa abang baso" pinta reno
"Ia kak reno, mulai sekarang aku panggil kak bukan abang " ucap Zian
"Dengerkan kalian berdua, Zian lebih sayang sama aku" ucap reno percaya diri
Angga dan Zean tidak menanggapi reno, mereka malah membereskannya sisa makanan yang Zean pesan. "Dek, sebaiknya kamu tidur kamu harus banyak istirahat besok kakak akan temani adek terapi" ujar Zean
"Iya kak, aku tidur dulu"
Zian berbalik dan tidur tak lama,Terdengar dengkuran halus menandakan Zian sudah terlelap, angga juga tertidur di sopa. Tinggal Zean dan reno yang masih terbangun.
"Kak, apa kita akan beritahu papa tentang Zian? " tanya reno
"Jangan kasih tau dulu papa, kondisi Zian masih belum pulih sepenuhnya apalagi kakinya dalam kondisi masih pemulihan,Kita akan bawa Zian ke apartemen saja kita akan menjaganya bergantian. " jawab Zean
"Dokter Ardi juga menyarankan seperti itu, ia masih khawatir akan ada yang berusaha melukai Zian, walau tidak secara langsung hal yang mengejutkan saja bisa membuat jantung nya kambuh"
Jangan....
Jangan.....
Aku mohon....
Jangan...
Aaaahhhh.....
Ahhhhn. .......
Zean dan reno kaget melihat Zian tertidur dengan terus bergumam dan keringat terus bercucuran di kening adiknya. Zian terus saja meracau dan memegang sprei dengan erat.
"Dek.... Bangun ini kakak.... " ucap reno
"Kak, Zean panggil dokter jaga saja dokter Ardi belum kembali" pinta reno
Zean segera menekan tombol darurat, ia juga berusaha membangunkan Zian. "Dek... Bangun ini kakak, dek... " ucap Zean
Zian terbangun dengan mata terbelalak ia juga memegang dadanya dengan erat menahan sakit, reno terus saja memeluk Zian ia tak mau kehilangan adiknya pikiran buruk selalu saja menghampirinya jika jantung Zian kambuh.
"Dek... Kakak mohon tahan dokter akan segera kemari... Jangan tinggalkan kakak dek.... Hikss... Hikss... " reno tak bisa membend air matanya ia menangis melihat Zian kesakitan.
Tak lama dokter jaga datang ternyata dokter santi yang memeriksa Zian, ia sudah memberikan suntikan dan penenang dan juga memasangkan casal canula pada Zian. Sementara reno keluar dari kamar rawat adiknya ia masih menangis, "dek... Kakak mohon bertahanlah... Kakak pasti akan temukan pendonor untuk kamu, kakak mohon kamu harus bertahan" gumam reno
Angga yang melihat itu semua tidak menyangka,bahwa ia akan melihat adiknya menahan sakit dengan begitu hebat. Tapi dimana dia saat itu saat Zian menahan sakit seorang diri, dan dia sebagai kakak hanya menyakitinya.
Zean sebagai seorang kakak tertua ia berusaha untuk tenang, walaupun ia berpikiran sama dengan angga. Ia mengakuinya bahwa ia kakak buruk untuk Zian.
"Dokter bagaimana keadaan Zian? Saat tertidur ia terlihat gelisah?" Tanya Zean
" Sebenarnya Zian juga mengalami trauma dan terkadang menghantuinya saat tidur, itulah sebabnya dokter Ardi tak pernah meninggalkan Zian sendiri walaupun ia sibuk dokter Ardi selalu menyuruh orang lain menjaga nya"ucap dokter santi
"Apa yang membuat Zian trauma? "
"Kejadian saat ia terhanyut ke sungai, masih membekas di ingatannya, Zian juga harus terapi untuk menyembuhkan trauma nya. Karna tidak baik bila mengkonsumsi obat penenang terus menerus apalagi dengan kondisi jantungnya"
Dokter santi pergi setelah menjelaskannya pada Zean, reno masih terduduk apalagi ia mendengar kenyataan yang dokter santi sampaikan.ia kembali mengingat saat Zian kecil ingin bermain dengannya tapi reno selalu saja pergi tak pernah mau menamainya.
Padahal bukan hanya dirinya yang kehilangan ibu tapi, Zian lah yang paling merasakan dampaknya, Zian kehilangan ibu dan juga kasih sayang ayah dan ketiga kakaknya.
Flashback
"kak, kak reno Zian ikut... Zian mau main dengan ka reno" ucap Zian kecil
"Sana pergi, harusnya kamu yang pergi ninggalin kita bukan mama" ucap reno mendorongnya Zian yang saat itu berusia 5 tahun.
"Iya harusnya kamu yang meninggal bukan mama.." ucap angga
Zean hanya diam melihat kejadian itu, ia sama sekali tidak memperdulikan hal itu. Zian hanya bisa menangis karna saat itu dia masih belum faham dengan ucapan kakaknya.
"Kakak, aku juga ingin main dengan kakak
Hiksss.... Hikssss.... Hiksss... " zian menangis sesegukan tanpa ada yang peduli
Bi asih yang mendengar tangisan Zian ia segera berlari untuk menggendongnya, ia takut Zian pingsan lagi karna terlalu lama menangis.
"Den Zian jangan nangis lagi ya.. Kan ada bibi yang selalu main dengan den Zian. "Ucap bi asih mengusap punggung Zian.
Sebelumnya bi asih sudah menyarankan agar Zian dibawa kedokter,ia khwatir karena Zian kalau menangis terlalu lama,selalu saja tidak sadarkan diri. Ia pernah membawa Zian kerumah sakit itu pun hanya satu kali.
Reno mengingat hal itu terus saja memukul dadanya, betapa ia menyakiti Zian ia menangis tanpa menghiraukan tatapan orang-orang.
" reno, hentikan jangan kamu lukai diri kamu sendiri jika zian melihat kamu seperti ini dia akan sedih "ucap Zean
Zean memeluk reno agar tidak terus menerus memukul dadanya, ia membawa reno agar menenangkan diri Zean memberikan air pada reno.
" kakak, tau apa yang kamu pikirkan ren, kakak juga bersalah selama ini kakak tidak berusaha memberikan penjelasan pada kalian saat itu kalau saja kakak berpikiran dewasa mungkin kalian tidak akan bersikap seperti itu"ucap Zean parau
Angga pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. "Angga kamu mau kemana ini sudah terlalu malam" tanya Zean tapi angga sama sekali tidak mendengar ia pergi begitu saja.
Angga melajukan motor nya dengan kecepatan tinggi, air matanya tak henti mengalir sendiri.
Ia memarkirkan motornya dipinggiran jalan membuka helm dan memukulinya.
Angga terduduk seorang diri, ingatan-ingatan
Tentang Zian kecil terlintas di memorinya, ia selalu saja mengadukan hal kecil pada ayahnya sehingga Zian selalu mendapatkan bentakan dari surya.
"Kak angga Zian boleh pinjam mainannya gak" Zian menoel- Noel mainan milik angga itu
Tapi angga malah mendorong Zian, hingga Zian terjatuh mengenai mainan tersebut hingga patah.
"Papa... Zian ngerusak mainan aku pah... " teriak angga sambil menangis, membuat zian mundur ia takut akan dipukul dan dibentak oleh papanya.
Surya menghampiri angga segera menenangkannya ia berjanji akan membelikan mainan yang baru, surya memandang Zian dengan marah membuat anak kecil itu ketakutan.
"Apa yang kamu lakukan hahhh.... Apa belum. Puas kamu melenyapkan mama mu" bentak surya.
Surya terus saja memukul tangan kecil itu, walaupun Zian sudah memohon ampun, angga tersenyum kecil tanpa ada rasa kasihan pada adiknya itu.
"Ampun papa.... Ampun.... Zian gak, bakal pinjem mainan kak angga Zian juga gak bakal ganggu kak angga" ucap Zian dengan menangis
Surya baru berhenti setelah puas, ia segera menggendong angga dan mengajak nya membeli mainan baru, sementara Zian kecil meringkuk disudut ruangan dengan menundukkan kepala dan memeluk lututnya.
makasih ya kak udah up
up nya jangan lama lama ya kak
semangat ya kak
zian/biru itu pintar, soleh, penurut dan sangat baik, pokoknya bahagia selalu untuk zian/biru🥰
atau kalo ga buat reinkarnasi nya ws.....