Sekelompok pemuda dan pemudi yang melakukan perjalanan menuju ke hutan larangan di daerah terpencil , dan mereka terjebak dalam sebuah permainan gila.
Bagaimana kelanjutan nya yuk ikutin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.32
Susana di desa mati sangat sepi apalagi menjelang malam, para warga memilih untuk berdiam diri dirumah.
"Luruskan kaki nya nduk biar mbok bener kan letak nya ucap mbok Marni dan di bantu oleh sari.
"Arghhh sakit mbokk, pekik Caca yang sudah menangis.
"Gpp nduk ini memang sedikit sakit, tapi insyaallah bisa kembali berjalan ucap mbok Marni yang memberikan sedikit pengertian.
Mita yang melihat temen nya tak tega tetapi ini demi kebaikan Caca juga.
Sedangkan satria dan juga Wendi saat ini pergi ke rumah mang Tejo dan ingin menemukan sesepuh.
"Gelap sekali sat, seperti nya hujan juga akan turun ucap Wendi.
"Bener apa kita besok aja ya ke rumah mang Tejo ucap Wendi yang menyarankan agar tak kesana.
"Yaudah ayok kita balik ke rumah mbok Marni sebelum hujan datang ucap satria yang berputar arah menuju ke rumah mbok Marni.
Dan tak lama hujan begitu deras mengguyur desa mati, disertai dengan angin dan petir yang begitu kuat.
Wendi dan satria berdiri di pondok milik warga desa, karena beberapa menit lagi baru sampai di rumah mbok Marni.
"Baru i bilang udah hujan beneran sat ucap Wendi.
"Bener kita ga bisa terus melanjutkan perjalanan karena cuaca yang tak mendukung ini.
Sedangkan di rumah mbok Marni kini kondisi Caca sudah mendingan karena mbok Marni memijat bagian kaki yang keseleo.
"Oh ya teman kalian tadi kemana ucap mbok Marni yang bertanya, karena satria dan Wendi tak pamit saat mereka pergi menemui mang Tejo.
"Satria dan Wendi ke rumah mang Tejo mbok, kami ada perlu sebenarnya kemari, karena kondisi Caca yang ga begitu baik, maka nya saya tetap menemani nya ucap Mita yang menjelaskan.
"Oh begitu toh, sebenarnya sesepuh lagi ada acara di desa sebelah nduk, kalau si Tejo ada dirumah nya, kasihan teman kalian udah hujan lebat seperti ini ucap mbok Marni.
"Sari nduk tolong kamu cari mereka berdua ya ucap mbok Marni.
"Kalau begitu saya akan ikut mbak ucap Mita.
"Yaudah kamu juga boleh ikut, tapi kamu pasti lelah nduk ucap mbok.
"Gpp mbok, saya khawatir sama mereka berdua ucap mita yang cemas.
"Yaudah biar cahayu ini dirumah saja mbok akan menjaga nya ucap nya.
"Terima kasih mbok, sudah memberikan izin ,kami untuk berteduh dirumah mbok dan mbak sari ucap nya dengan tulus.
"Kalian sudah mbok anggep cucu sendiri, jangan sungkan sama mbok, yaudah Sari bawa payung satu lagi untuk mereka berdua nanti nya ucap mbok Marni.
"Iyo mbok, kalau begitu aku sama mbak mita pamit Yo ucap sari dan kemudian di susul Mita di belakang nya.
Sedangkan di sisi satria dan juga Wendi menunggu hujan yang tak kunjung berhenti.
Gubuk disana hanya ada lampu sentrong jaman dulu yang masih menggunakan minyak tanah.
"Sat, suasana nya serem banget ya ucap Wendi yang merinding.
"Ctarrrrrr, suara petir yang menggelegar mengagetkan mereka berdua.
"Semoga ada orang lewat ya Wen, kita ga mungkin bisa pulang kalau deras nya seperti ini ucap satria.
Tak lama angin berhembus begitu kencang, membuat Wendi ditarik sendiri oleh makhluk gaib, membuat dia terkejut dan berteriak.
"Arghhh tolong satt arghhhh sakittt ucap nya yang kaget karena kaki nya tertarik oleh seseorang yang kemungkinan mahkluk halus.
"Wendiiiij teriak satria begitu kencang dan berusaha menahan tangan Wendi dengan sekuat tenaga.