Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 | Rumah Sakit
Rio memutar tubuh kesamping saat ada Anisa tiba-tiba datang "Nis? Apa dari tadi lu disitu?" kata Rio gelagapan panik.
Anisa meraih tangan Rio yang membuat tubuh mereka bersentuhan "Ajak gue kesana" Desis nya berharap
Rio membeku sesaat, Refina menoleh dengan aura dingin "Gue masuk ke dalam dulu, kalian pulang duluan saja" Sahut Fina sambil berjalan santai
Rio langsung membawa Anisa pulang dan berpamitan sedangkan Fina masuk menemui anggota nya.
Karena mereka sudah menahan emosi karena gerah kedatangan musuh, Fina menenangkan kembali dengan menyuruh Alvin yang kebetulan belum sampai markas
Pesan WhatsApp dari Refina : Tolong kalau mau ke markas gue titip beli kopi yang kemarin, uang dari lu dulu nanti gue ganti, thanks.
Satu jam menjelang petang Alvin datang ke markas dengan membawa pesanan Fina, Fina yang sedang terdiam tiba-tiba keringat dingin berlebih.
"Berapa total nya" Kata Fina mulai sengau
Alvin menoleh ke Fina "Suara lu?" sambil membagikan minuman, dia menyuruh Otong dan menghampiri ke Fina.
Alvin memegang kening Fina "Mana panas lagi badan lu, gue bawa ke dokter ya" kata nya serius
Pandangan Refina mulai berkunang-kunang dan ingin muntah, dia berlari ke wastafel dan memuntahkan isi dari perutnya.
Alvin terus memperhatikan ke arah Fina sambil menghampiri nya lagi. "Gue bawa lu ke dokter" Tegasnya dengan perkataan yang sama.
Refina menggeleng kepala singkat "Enggak, gue tidak apa-apa"
"Tidak apa-apa gimana? Badan lu aja panas" Kata Alvin cemas.
Tiba-tiba Tania menghampiri karena penasaran "Kenapa Fina?" tanya nya datar sambil memegang kedua pundaknya di depan wastafel.
Kepala Refina tiba-tiba berdenyut kencang seakan melayang, dan lagi dia memuntahkan isi perutnya.
"Gue gak apa-apa" Fina mempertegas, Alvin terus memperhatikan, anggota lain ikut melihat karena penasaran.
"Fina lu ke dokter sekarang badan lu panas banget, Vin mending lu bawa dia" Kata Tania yang merasakan panas pada tangan nya.
Alvin tidak langsung membawa, dia terus memperhatikan. namun setelah Fina tergeletak, Alvin terhentak dan menggendong Fina menuju ke mobil nya.
Refina dibawa bersama Tania yang menemani nya duduk di belakang. "Kan, sudah gue bilang juga apa" Alvin menggerutu pelan sambil melihat pantulan kaca dalam mobil
Alvin tidak membawanya ke dokter tapi langsung ke UGD rumah sakit.
"Vin gue hubungi keluarganya?" Kata Tania sambil memainkan ponsel nya Refina.
Alvin memberi gestur tangan yang mencegah nya "Biar gue saja nanti ke rumahnya, btw thanks ya sudah bantu jaga Fina" Kata Alvin.
Tania mengangguk "Gak apa-apa semua anggota Thunder itu keluarga kedua bagi tania" Katanya.
Setelah nya Tania berpamitan pulang ke rumah dan Alvin memesan ojek online untuk nya. "Lu gausah bayar, sudah bayar pake saldo aplikasi"
"Thanks"
"Hati-hati Tania"
Satu jam setelah di periksa dokter, Alvin menelpon Rio mengabarkan Refina di rumah sakit, Rio yang saat itu baru saja sampai rumah, langsung membawa ibu Lastri ke rumah sakit.
Fina terus di jaga oleh Alvin, Alvin kesemsem melihat Fina dari dekat, dia terus mengelus rambut Fina dengan lembut tanpa henti
"Jangan sakit Fin" Alvin bergumam pelan penuh berharap, perkataan nya membuat Refina membuka mata "Gue dimana" kata nya serak
"Rumah sakit, jangan banyak gerak lu istirahat aja" jawab Alvin penuh perhatian.
"Gue hujan-hujanan kemarin" Ucap Fina bergumam aneh.
"Iya kemarin hujan sampai banjir, lu istirahat aja ya" Jawab Alvin yang terus peduli dengan Fina
"Thanks ya Vin" Jawab Fina dengan senyuman manis di bibirnya. Dibalas dengan senyum singkat oleh Alvin yang sambil mengelus rambut di keningnya.
Refina yang sadar langsung menoleh bertanya tajam "Kenapa lu peduli sama gue, padahal gue cewek ga baik, buruk attitude" Tanya Fina sengau.
Alvin tersenyum sambil berkata halus "Pokok lu istirahat" sambil berdiri dan melihat keadaan parkiran dari balik jendela ruang IGD "Masih belum datang" gumam nya yang di dengar Refina.
"Siapa yang datang?" Tanya Refina penasaran
Alvin menoleh samping "Rio sama ibu lu, tadi gue kabarin dia lewat ponsel lu, maaf"
Refina terpejam halus dan membuka kelopak mata sekejap "Terima kasih orang baik"
Alvin membeku total melihat Refina mulai jinak "Seakan detakan jantung gue ingin merosot"
"Melati lu gimana? Apa tidak apa-apa lu bawa gue kesini?" Kata Fina sambil duduk menyender punggung di besi ranjang
"Lu tipes kata dokter" Alvin mengalihkan pembicaraan.
"Gue gamau jadi pelakor ya babi" Walau sakit tapi tetap barbar nya melekat dalam tubuhnya.
Alvin menghela nafas menahan sabar, dia kembali duduk di samping Fina dengan santai. "Terima kasih ya atas sepatu nyasar nya waktu kemarin-kemarin"
Refina terkekeh saat mengingat nya. "Maaf ya, lagi pula gue kesel sama Rio malah nyasar ke lu tuh sepatu"
"Gue juga minta maaf sampai buat rio kesal, lu beruntung banget ya punya kakak tiri yang peduli" Alvin Menggerutu halus.
"Gue yang sebagai kakak" Sentak Fina.
Alvin melihat jam karena Rio tak kunjung datang. "Ada apa?" kata Fina yang melihat
"Mereka lama banget datang nya ya" Jawab Rio heran
"Lu bawa gue dirumah sakit mana?" Tanya Fina sambil celingak-celinguk lihat ruangan IGD yang sangat bersih.
"RS Mitra Plumbon, rumah sakit langganan gue sampai sekarang" Jawab Alvin polos sambil nyengir kuda.
"Kan lu goblok, macam mana ga sampai-sampai perjalanan dari kota ke rumah sakit butuh waktu 30 menit lebih" Sentak Fina dengan aura galaknya.
Suara ponsel Alvin tiba-tiba berdering saat dia melihat siapa yang nelpon langsung di reject dan mematikan ponsel.
"Kenapa lu ga angkat?" Tanya Fina samar.
"Ga penting" Jawab Alvin dingin
"Ooooh"
Alvin mengangguk sambil menunggu kedatangan keluarga Fina, dia memberikan Fina asupan makanan roti yang di beli nya saat di jalan.
Sambil memegang tubuh Fina yang masih panas total kaya panci baru direbus "Jangan sakit Fin" Gumam Alvin mengarah ke Refina
Refina menatap Alvin sambil menyipitkan kedua mata dia langsung kembali rebahan dan beristirahat "Gue mau lanjut istirahat sebelum perawat membawa gue ke ruangan rawat inap" katanya
Alvin mengangguk singkat, tak lama keluarga Refina datang dengan memasang wajah panik, Alvin menceritakan kronologi sambil berpamitan ke Rio dan Bu Lastri.
"Thanks bro" ucap singkat Rio ke Alvin
"Jagain Fina ya" kata Alvin serius lalu berbalik badan mengeluarkan ponsel untuk dinyalakan.
Alvin melihat isi WhatsApp dari melati yang ngamuk-ngamuk karena pesan dan telepon nya tidak di respon, Alvin menelpon melati untuk memberi penjelasan.
Kemudian dia menelpon ayahnya yang bekerja di rumah sakit dimana Fina dirawat "Ayah tolong untuk pasien baru yang namanya Refina, biar ayah saja dokternya ya" Katanya singkat sambil tersenyum simpul.