Sebagai satu-satunya penerus Keluarga Hector dia adalah Elgard Fidelyo Hector pria yang sangat terkenal di Kota Alfakrest dengan kekayaannya yang melimpah membuat semua wanita tergila-gila dengan akan kekayaannya.
Namun pria itu tidak pernah berminat untuk mengganti stasusnya menjadi menikah, ada hal yang lebih penting di bandingkan itu.
Pada akhirnya, Elgard merubah statusnya menjadi menikah karena utusan dari Arthur Hector dan Arisha Yunna Hector untuk mencari keturunan.
Hal yang tidak terduga terjadi dikehidupan Elgard telah memiliki Ketiga Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3-Kesempatan
Keadaan didalam kamar hanya terasa sunyi karena mereka berdua tidak ada berbicara sepatah katamu, sebenarnya Oliv sangat bingung mengapa begitu berbeda sekali sikapnya Elgard kepada kedua istrinya.
Oliv mencoba menatap wajahnya Elgard membuat pria itu sadar telah ditatap.
" Ada apa?"
Olive menghelankan nafasnya.
" Mengapa mas sangat berbeda kepada kedua istri mas?"
Elgard mengernyitkan keningnya" Berbeda bagaimana maksudmu?"
" Itu jika bersamaku mas sangat lembut dan tidak kasar, namun saat bersama mereka mas selalu berkata kasar dan dengan nada tinggi mas"
Pria itu hanya tersenyum saja saat mendengar jawabannya Oliv, mungkin karena dia menyukai Oliv maka dari itu dia begitu lembut kepada Oliv.
Saat tengah sibuk bersama Oliv, tiba-tiba Elgard mendapatkan satu panggilan dari Asisten Pribadinya bahwa dia sedang ada tugas mendadak.
Elgard mengakhiri panggilannya setelah itu menatap kearah Oliv.
" Aku harus pergi kekantor, ada sesuatu yang harus aku kerjakan"
" Pergilah itu adalah sudah tugas mas bukan"
Elgard tersenyum lembut mendengar jawaban istrinya dia benar-benar tidak salah menikahi Oliv, berbeda dengan kedua istrinya yang selalu membuat masalah dan membuatnya merasa frustasi.
Elgard bangun dari duduknya dan berjalan kearah Walk-i closet untuk mengganti pakaiannya setelah beberapa menit pria itu selesai bersiap-siap dia menghampiri kembali Oliv dan memberikan kecupan manis kepada Istrinya itu.
Serta dia pun berpamitan kepada Oliv untuk berangkat kekantornya, mungkin dia akan pulang telat karena butuh 2jam lebih tiba dikantornya.
*******
Setelah setengah jam kepergiannya Elgard, Oliv mendengar suara ketukkan pintu kamarnya dia tidak merasa curiga dengan siapa dibalik pintu kamarnya itu.
Oliv membuka pintu kamarnya namun dia terkejut saat Helene dan Nadine melemparkan semua pakaiannya kotor mereka tepat didepan wajahnya Oliv.
" Cucikan sekarang dan jangan harap kamu bisa bersantai-santai"
Oliv hanya bisa terdiam dan merasa tidak bisa melawan mereka berdua ini adalah kesempatan mereka untuk menyiksa Oliv.
" Dan satu lagi, tolong ya pakaian kita dikucek jangan pakai mesin cuci setelah itu tolong juga dikasih pewangi pakaian" Melainkan Nadine yang membuka suaranya
" T-tapi mba itu sangat banyak, berapa lama aku akan menyelesaikannya"
Helene langsung menarik rambutnya Oliv sehingga membuat gadis itu mendongak keatas.
" Aku tidak peduli sampai kapan kamu selesainya dan satu hal lagi pagi aku Nyonya karena aku Istri pertama disini jadi berhak untuk mengatur semuanya"
" B-baik Nyonya"
Helene tersenyum jahat dia sambil mendorong Oliv sehingga terkena knop pintu, gadis itu hanya diam merasakan sakitnya.
" Sudah sana cepat cucikan" Bentak Nadine
Oliv hanya menganggukkan kepalanya saja dan sambil memungut baju kotor yang dilemparkan mereka berdua tadi.
Oliv pun pergi meninggalkan mereka berdua, betapa senangnya hati Helene dan Nadine membalas dendam yang telah mereka pendam.
******
Tibanya Oliv dihalaman belakang bertepatan untuk mencuci pakaiannya, Oliv hanya menghelankan nafasnya saja melihat pakaian kotor Helene dan Nadine begitu banyak.
Saat Oliv duduk tepat diatas kursi kecil tiba-tiba ada seseorang yang menahan lengannya.
" Nyonya sedang apa disini?"
Oliv merasa terkejut, saat dia menoleh kebelakang ternyata itu adalah Kepala Pelayan.
" Aku sedang mencuci" Jawab Oliv dengan wajah tersenyumnya
" J-jangan Nyonya, biarkan saya yang mencucinya karena itu pekerjaan saya"
Belum sempat Oliv menjawabnya, tibalah kedua manusia yang merasa merekalah tuan rumahnya.
" Amaya, biarkan dia mencucinya"
" T-tapi Nyonya, tuan akan memarahi saya jika membiarkan Nyonya Oliv mencuci"
Helene merasa kesal saat mendengar jawabannya Kepala Pelayan itu.
" Sudah aku katakan Amaya, biarkan dia mencucinya" Bentak Helene membuat Kepala Pelayan itu terdiam" Dan satu hal lagi, jangan panggil dia Nyonya akulah Nyonya yang sebenarnya disini karena aku adalah Istri pertama Elgard dan berkuasa didalam rumah ini jadi kalian semua harus menuruti apa perkataanku"
Nadine yang mendengar itu membuatnya membantah.
" Jadi maksudmu aku juga harus menuruti apa perkataanmu?"
" Tentu saja, kamu adalah istri kedua Elgard namun yang paling menang diantara kalian adalah aku jadi kamu dan dia harus memanggilku dengan sebutan Nyonya karena aku adalah penguasa dirumah ini"
Plak!
Nadine menampar wajah Helene sehingga membuat Helene terkejut, begitu juga Oliv dan Kepala Pelayan mereka begitu terkejut melihat tindakkan nya Nadine.
" Apa-apaan kamu menamparku?"
" Seharusnya kamu berkaca dan sadar diri, kamu begitu membual namun Mas Elgard saja tidak pernah menganggapmu istrinya"
Helene merasa kesal dengan apa yang dikatakan oleh Nadine, kini dia menarik rambutnya Nadine sehingga membuat kedua insang itu saling menarik.
" Aku adalah Istri pertamanya jadi apa salahnya jika aku memerintah kalian"
" Aku tidak akan sudi memanggilmu Nyonya karena status kita sama-sama tidak pernah dianggap oleh Mas Elgard"
Kepala Pelayan itu sangat khawatir dengan keduanya.
" Nyonya tolong hentikan, jika tuan tau maka kalian berdua akan dihukum"
" Diam" Teriak keduanya
Kepala Pelayan itu seketika terdiam saat mendengar teriakkan keduanya, dimana Kepala Pelayan itu menarik Oliv agar menjauh dari mereka.
Mereka berdua yang sama-sama tidak mau mengalah dan akhirnya berlanjutlah ditanah. Pakaian mereka berdua seketika menjadi kotor .
Untungnya saja Oliv ditarik Kepala Pelayan jika tidak mungkin Oliv akan dilindas mereka berdua. Tanpa disadari mereka semua seseorang tiba disana dan membuat semuanya terkejut.
" Apa yang sudah kalian lakukan Helena, Nadine" Teriak seseorang yang baru saja tiba
Oliv dan Kepala Pelayan begitu terkejut mendengar suara dibelakang mereka, begitu juga Helene dan Nadine langsung berhenti dan berdiri dengan cepat sangat mendengar suara Elgard.
Elgard lah yang datang, dia kembali karena ada sesuatu yang tertinggal namun saat dia masuk kedalam rumah terdengar suara ribut-ribut dihalama belakang.
Karena merasa penasaran Elgard menyusul dan seketika raut wajahnya berubah menjadi sangat marah saat melihat Helene dan Nadine bertengkar hingga berebahan ditanah.
Tatapan Elgard kepada Helene dan Nadine sangat menakutkan tidak ada siapapun yang berani menatap Elgard.
" Jelaskan apa yang sudah terjadi?"
Semuanya terdiam dan tidak ada satupun yang membuka suaranya.
" Jawab" Teriak Elgard membuat semuanya terperanjat
" Nadine yang memulai duluan dia menampar wajahku Mas"
Nadine menoleh kearah Helene dia tidak percaya apa yang dikatakan Helene itu. Elgard mengernyitkan keningnya mendengar jawabannya Helene.
" Apakah itu benar Nadine?"
Nadine menarik nafasnya sangat dalam dan menjawabnya.
" Dia pantas mendapatkannya mas, karena dia merasa dirinya paling berkuasa dirumah ini sehingga menyuruhku dan Oliv memanggilnya Nyonya serta menuruti apa yang dia katakan"
Helene terbelalak saat mendengar Nadine menjelaskan semuanya, berbeda dengan Elgard tatapannya berubah menjadi dingin.
Oliv dan Kepala Pelayan hanya diam menyimak perdebatan antara istri pertama dan istri kedua dan ditengahi oleh Elgard.
Elgard menghelankan nafasnya dan menjawab.
" Sudah berapa kali aku katakan bahwa kalian berdua tidak pernah aku anggap menjadi istri kalian sangat berbeda dengan Oliv jadi seharusnya Oliv lah penguasa rumah ini"
Mata Helene dan Nadine terbelalak mendengar apa yang dikatakan Elgard begitu juga dengan Oliv dia benar-benar merasa terkejut.
Belum sempat mereka dua untuk berbicara namun Elgard menyambung kembali berbicaranya.
" Dan kalian harus ingat, perjanjian awal aku melakukan pernikahan ini hanya karena paksaan bukan karena dari hati, dan kalian juga jangan pernah menyamakannya dengan Oliv karena aku menikah dengannya memang aku menyukainya saat aku melakukan patroli di Desa Adonara itu jadi jangan sekali-kali kalian berdua membuat hal aneh atau menyakiti Oliv"