NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:379
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

"Ak...aku...aku..." kata Devie terbata-bata.

Fandi menghela napas.

"Semuanya harus dibicarakan dengan baik. Itu yang aku maksud" kata Fandi pelan.

Devie jadi merasa bersalah dan akhirnya Fandi memegang kedua tangan Devie dengan pelan.

"Kamu masih gak mau kembali sama aku?" tanya Fandi pelan.

Devie menggeleng pelan.

"Bukan begitu. Aku jadi...malu karena kamu terlihat kecewa"

Fandi berpikir sebentar.

"Kita mulai dari awal lagi ya?" kata Fandi pelan.

Devie melihat terus Fandi dan akhirnya membalas pegangan tangan Fandi.

"Aku janji gak akan mengulang lagi kesalahanku" kata Devie meyakinkan Fandi.

Fandi tersenyum lega dan Winda yang ternyata sejak tadi melihat dari jauh segera menunduk. Tentu saja Winda merasa sedih. Winda tahu bahwa mereka sudah kembali pacaran.

"Gue memang merelakan mereka tapi gue gak bisa bohong kalau hati gue sangat sakit" pikir Winda pelan.

Winda segera berjalan pergi.

"Gak. Gue harus bisa menahan air mata. Gue kuat, bukan? Gue gengsi kalau mengeluarkan air mata cuma karena cowok" pikir Winda pelan.

Pukul 19.45. Novita berjalan menuju ruang tamu dan melihat Winda yang ternyata datang. Baru saja dirinya diberitahu oleh pembantu kalau ada tamu untuknya.

"Winda? Lo datang ke sini? Gak seperti biasanya gak chat gue dulu" kata Novita dengan merasa heran.

Novita berdiri di hadapan Winda dan terkejut melihat raut wajah Winda tidak seperti biasanya. Murung, sedih dan rumit.

"Lo kenapa?"

Winda melihat Novita.

"Novi" panggil Winda dengan suara lemah.

"Lo kenapa?" tanya Novita khawatir.

Novita segera memegang lengan kanan Winda.

"Kenapa? Kenapa?" tanya Novita memaksa.

"Kak Fandi...sudah kembali...dengan Kak Devie" kata Winda pelan dan semakin sedih.

Novita jadi merasa kasihan dan akhirnya memeluk Winda.

"Sabar ya?" kata Novita dengan sesekali mengelus punggung Winda.

Sekian lama saling diam akhirnya Novita melepaskan pelukan.

"Jadi...lo yang...?"

"Ya" kata Winda pelan.

Winda berhenti melihat Novita dan tidak bisa bicara lagi.

"Ayo duduk dulu" kata Novita mengajak.

Novita memegang tangan Winda untuk membantu duduk lalu mereka berjalan menuju sofa dan duduk dengan pelan. Novita melihat Winda dengan merasa kasihan.

"Gue gak menyangka ternyata sangat sakit. Gue pikir..."

Novita mendengarkan dengan merasa iba.

"...gue akan baik saja tapi..."

Winda melihat ke arah lain dengan berusaha tidak mengeluarkan air mata.

"Kalau mau menangis gak apa-apa. Gak ada yang salah dengan itu" kata Novita pelan.

"Gak" kata Winda sedikit berbisik.

Winda menggeleng pelan dan melihat sebentar ke atas untuk menahan air mata.

"Gue gak boleh menangis" lanjut Winda dengan menggeleng pelan.

"Ya. Win, gue tinggal sebentar gak apa-apa? Gue mau telepon Miki sebentar untuk membatalkan pergi ke toko buku"

Winda melihat Novita dengan pelan.

"Ternyata gue datang gak tepat ya? Kalau begitu gue pulang saja. Gue bisa..."

"Gak apa-apa. Lo santai saja. Sesekali dibatalkan gak apa-apa. Sekarang lo yang membutuhkan gue. Gue juga ingin menemani lo. Lo akan bersama siapa? Silvia? Gue yakin dia sibuk di warung" potong Novita pelan.

"Terima kasih, Novi" kata Winda pelan.

"Kenapa lo terima kasih? Kita sahabat, bukan?" kata Novita pelan dengan mengelus sebentar punggung Winda.

"Maaf gue mengganggu acara lo" kata Winda pelan.

"Sudah gak apa apa. Sebentar ya?" kata Novita pelan.

Novita berdiri lalu berjalan pergi sedangkan Winda menutup sebentar wajahnya dengan kedua tangan karena merasa sedih dan Novita masuk ke dalam kamarnya. Novita mengambil handphone di atas meja belajarnya dan telepon Miki. Beberapa menit kemudian terdengar suara Miki dari seberang.

"Sayang, kamu sudah berangkat?"

"Belum tapi sudah mau berangkat. Tunggu ya?"

"Gak. Tunggu. Jangan ya? Maaf. Aku sungguh minta maaf"

"Kenapa kamu mendadak minta maaf?"

"Aku...mau membatalkan. Tolong kamu mengerti ya? Baru saja Winda datang ke rumahku dan dia sedih karena Kak Fandi kembali dengan Kak Devie. Aku pernah cerita tentang mereka, bukan?"

"Ya. Benar jadi Winda..."

Mike yang berjalan melewati kamar Miki yang sedikit terbuka segera berhenti karena mendengar nama Winda disebut. Mike segera berjalan mendekat di dekat pintu kamar Miki.

"Oh...begitu. Jadi Winda yang membantu mereka agar bisa kembali?"

"Ya lalu setelahnya dia merasa hati sangat sakit. Tolong kamu jangan marah aku membatalkan acara kita" kata Novita pelan dan merasa tidak enak.

"Aku marah atau gak ya?" kata Miki pura-pura berpikir.

"Sayang. Tolonglah mengerti sedikit" kata Novita memohon.

Miki tersenyum.

"Gak. Gak. Aku gak marah. Kasihan juga Winda. Sekarang dia gimana?"

"Pastinya kalut"

Mike berpikir.

"Jadi cowok itu dengan kakaknya kembali?" pikir Mike pelan.

Mike segera berjalan pergi dan menuju kamarnya lalu masuk dan memikirkan Winda.

"Didengar dari pembicaraan Miki...apa dari Novita, pacarnya? Jadi kemungkinan besar sekarang Winda ada di rumah Novita atau bukan? Gimana keadaan Winda ya?" pikir Mike pelan.

Mike menghela napas.

"Kasihan juga, sih" pikir Mike pelan.

Mike mengambil handphone dari atas meja kecil.

"Gue penasaran dengan keadaan Winda" pikir Mike pelan.

Mike coba chat Winda.

Mike : Lo di mana?

Mike menunggu balasan chat dari Winda tapi tidak ada. Pukul 21.00. Winda sudah mulai tenang dan mau pulang.

"Lo harus sabar ya? Lo cuma mau melihat kakak lo bahagia"

"Ya. Gue pulang. Terima kasih lo menemani gue" kata Winda pelan.

Novita mengangguk pelan dan Winda berjalan pergi lalu masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya. Ketika akan menyetir tidak jadi karena handphonenya berbunyi. Winda mengambil handphone dari dalam tasnya dan melihat layar handphone.

"Mike telepon?" pikir Winda pelan.

Winda berpikir dan telepon berhenti lalu merasa heran dan sebuah chat masuk.

Mike : Apa lo gak bisa menerima telepon gue? Maaf kalau gue mengganggu

"Ternyata tadi dia juga chat gue" pikir Winda pelan.

Telepon dari Mike masuk lagi dan Winda menerima.

"Hai. Lo di mana?"

"Gue di..."

"Ayo bertemu. Gue mau bicara tapi kalau lo mau istirahat gak apa-apa. Sekarang juga sudah malam. Niat gue baik. Gue cuma mau menemani lo" potong Mike.

Winda berpikir sebentar.

"Lo mau menemani atau bicara?"

"Sebenarnya menemani" kata Mike pelan.

"Ada apa? Gak seperti biasanya" kata Winda pelan.

"Maaf. Gue sudah tahu semuanya. Gue gak sengaja mendengar pembicaraan Miki dengan Novita. Katanya mau menemani lo. Gue tahu lo sudah ditemani Novita tapi mungkin lo juga membutuhkan teman lain. Ah...gak. Maksud gue..."

"Kenapa kesannya gue sok ya?" pikir Mike pelan.

"Lo mau bertemu di mana?" tanya Winda pelan.

"Lo mau di mana? Di manapun gue gak masalah karena tujuan gue untuk menemani lo"

"Jam segini taman masih buka ya? Gue lupa"

"Masih. Tutup jam 22.30. Mau bertemu di sana?"

"Ya"

"Lo...hati hati. Apapun suasana hati lo tetap hati hati" kata Mike pelan.

"Gue akan hati hati"

"Ya"

Mike dan Winda mengakhiri telepon lalu Winda memasukkan handphone dari dalam tas dan menyetir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!