Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Siapa malam-malam begini tidak sopan berkunjung ke rumahnya? Dan ya, kenapa lewat pintu samping, tidak pintu depan saja? Ia merasa was-was, tidak mungkinkan orang yang ingin memesan kue pada ibunya mengetuk pintu samping? Mana tengah malam begini.
Ketukan pintu terhenti, namun tak lama berubah jadi sedikit gedoran. Merasa sang pengetuk pintu tidak mau menghentikan aksinya bahkan makin menjadi, meski ragu, dia mulai melangkah mendekati pintu.
Mencoba meyakinkan diri untuk memutar kunci, dari pada ketukan pintu yang makin jadi itu mengganggu tidur Ibunya dan para tetangganya.
Setelah pintu terbuka, ia dikagetkan dengan seorang cowo yang langsung menarik tangannya dan mendorongnya ke arah pintu hingga menutup. Saat hendak berteriak, mulutnya sudah lebih dulu dibekap oleh cowo tersebut.
Terdengar bunyi gerasak-gerusuk di luar dan beberapa suara pria dewasa, ia jadi merasa takut, apakah remaja di depannya adalah seorang buronan yang kabur? Oh, no! Ia rasanya menyesal telah membukakan pintu untuk cowo tersebut.
Terdengar suara langkah menjauh, cowo di depannya tampak menghela nafas lega. Cowo itu melepas bekapannya. Dengan segera ia mundur dengan badan yang bergetar ketakutan.
"Siapa kamu?!"
Cowo itu berjalan mendekat dan gadis itu tentu saja semakin ketakutan terbukti dengan langkahnya yang semakin mundur.
"Hai, tenanglah. Aku bukan orang jahat," ucap cowo itu
Si gadis menggeleng tak percaya hingga...
Kruyuk kruyuk
Oh shit! Perut sang gadis tidak bisa diajak berkompromi saat ini. Si cowo terdiam, hingga akhirnya dia terkekeh, ia mendekat lagi pada gadis itu,
"Udah jangan takut, ayo kita makan saja," ajaknya, kemudian menarik tangan gadis itu lembut.
Si gadis yang masih merasa malu pun membiarkan tangannya ditarik seperti itu, rasa takutnya menghilang entah kemana digantikan rasa malu.
Cowo itu menariknya menuju dapur, ya memang pintu tadi dekat dengan dapur, tanpa diberitahu juga cowo itu pasti mengetahuinya. Cowo itu berhenti, begitupun sang gadis yang ikut berhenti. Cowo itu menoleh, menghadapkan pandangannya pada gadis di sampingnya,
"Apa kamu ada makanan? Kebetulan aku juga lapar," tanyanya.
Sang gadis menaikan sebelah alisnya, lalu dia melirik sekilas tangannya yang dicekal cowo tersebut.
"Lepaskan dulu tanganmu," ucapnya menatap kembali cowo tersebut.
Sang cowo seketika melepas genggaman tangannya. "Ah maaf," ucapnya mendadak merasa canggung.
Mencoba tak menghiraukan, sang gadis tampak berjalan menuju meja dapur, ia melanjutkan menuangkan bumbu ke dalam mangkuk mie instannya yang sempat tertunda tadi.
Selesai dengan kegiatannya, ia membalikan tubuhnya, membawa mangkok mienya ke atas meja makan. Kemudian mengkode cowo yang sedari tadi memperhatikan kegiatannya untuk ikut bergabung bersamanya di meja makan
"Yuk makan! Gapapa 'kan semangkok berdua?" tanyanya menyodorkan garpu
Tampak terdiam sebentar, si cowo segera mengambil sodoran garpu tersebut, "Oke," ucapnya.
Keduanya pun mulai makan bersama. Hanya ada keheningan hingga mie di dalam mangkok itu habis. Si gadis segera menuangkan minum untuk mereka berdua.
Setelahnya ia mencuci bekas makan mereka, kemudian kembali lagi duduk di samping cowo tersebut, dan kegiatannya itu tak luput dari perhatian cowo tersebut.
Terjadi keheningan beberapa saat, hingga akhirnya sang gadis memberanikan diri menghadapkan badannya pada cowo tersebut, kemudian mengulurkan tangannya,
"Nama kamu?" tanyanya mengajak berkenalan
Tersenyum sekilas, cowo tersebut membalas uluran tangan di depannya.