REVENGE

Tiap hari Moa mengantar Kitsune pulang. Mereka naik taxi untuk menghindari hal yang tidak diingini. Akhir-akhir ini Moa merasa sering di ikuti oleh dua atau tiga orang laki-laki ber*ndalan yang berambut gondrong dan bertatto Macan.

Kitsune adalah tanggung jawab Moa Tan, tapi Kitsune tidak menyadari, ia mengira Moa teman biasa. Lingsia telah memberi SCR uang sebagai kompensasi.

Mereka kost di tempat sepi menyamar menjadi orang sederhana, biaya hidup mengandalkan uang dari hasil menyanyi.

Pertama Kitsune merasa pekerjaan ini enteng dan cepat berhasil. Tapi setelah dijalani, lama-lama ia merasa putus asa. Apalagi bos yang diajak ngobrol dan bertukar pikiran otaknya antara gunung kembar dan kue 4pem.

Susah menjadi kawan ngobrol batangan, otaknya selalu ng3res. Gimana lagi, sudah terlanjur teken kontrak. Mau mundur, gak etis. Kalau melanjutkan, risih banget duduk bareng dengan para bos ner4ka.

Rata-rata tubuh para bos kek4r, ber0tot, ada tatt0 di dada, lengan, punggung. untungnya wangi. Suara keras, perokok dan minum beralkohol.

"Moa, aku bukannya nyerah, tapi pingin curhat saja, kenapa susah sekali menjadi agent rahasia dan mengorek rahasia dari mereka? mereka rata-rata tidak peduli dengan apa yang aku tanyakan." ucap Kitsune duduk di kursi kayu yang berada di kamarnya.

"Kamu agent rahasia dadakan, memang agak lama menguasai medan, karena tidak adanya pendidikan formal. Aku juga bingung mengajari mu, lebih tidak tega melihat kamu lagi hamil kerja seperti ini. Pekerjaan ini resikonya besar dan penuh tantangan."

"Aku bersyukur bisa lolos dari penjualan organ tubuh, jika tidak ada lingsia dan pak Gabriel gimana nasib ku? Makanya aku berani teken kontrak."

"Aku mengerti, semoga kamu selalu sehat dan panjang umur." ucap Moa Tan tulus.

"Malam ini aku mau menemui pak Salvino aku yakin dia bisa memberi informasi, tanpa harus ada embel-embel nyeleneh."

"Bekerja sebagai agent rahasia, juga perlu pengorbanan. Kadang terpaksa tidur dengan target, berperan sebagai pelacur atau menjadi pacarnya, kalau tidak berani begitu, sulit membuka mulut mereka. Bisa setahun tak dapat petunjuk dan malah kita jadi korban."

Mendengar ocehan Moa, ia langsung lemas. Kitsune memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Ternyata rumit, sepertinya ia harus menyerah sebelum berperang.

"Kalau aku menyerah?"

"Hahaha....belum apa-apa, baru sebulan bekerja sudah menyerah."

Moa Tan tertawa nyaring melihat Kitsune. Jauh dilubuk hatinya, ia sangat kasihan kepada wanita itu. Sering ada orang baru, yang di tangkap dan dilatih untuk menjadi agent rahasia karbitan. Mereka rata-rata terpaksa tahan banting daripada keluarga menjadi taruhannya. Gajinya banyak dan cukup untuk satu keluarga.

"Semoga pak Silvano menyelamatkan aku dari ke kalutan ini."

"Sabar saja, pasti ada jalan. Masalahnya kau hamil, kalau tidak, banyak cara untuk menyelidiki kasusmu."

"Rasanya ingin melahirkan supaya tidak jadi agent rahasia..."

Moa yang sudah tiga tahun bergabung dengan agent rahasia swasta atau SCR, hanya tersenyum. Tentu mereka sudah tahu siapa sebenarnya Kitsune, anak bungsu pak David, seorang konglomerat yang juga dihabisi oleh lawannya.

Mereka sengaja mempergunakan Kitsune supaya gembong dari perdagangan organ tubuh tertangkap. Tanpa disadari oleh Kitsune, beberapa orang yang ikut dalam penjualan organ tubuh ke Singapura mulai cemas, karena mereka membaca selebaran gelap, bahwa Kitsune masih hidup dan akan menuntut balas.

Tapi tidak ada yang tahu dimana Kitsune saat ini. Dia sudah berubah menjadi Inara. Wanita yang sedang hamil. Pasti tidak ada yang menyangka kalau Kitsune hamil, kenyataannya dia belum punya suami.

Pukul 23.30 wita.

Malam ini, seperti biasa Kitsune pergi ke Cafe. Dari tadi dia sudah dihubungi oleh pak Dicky bahwa tuan Silvano ingin cepat bertemu.

Menurut cerita pak Dicky, tuan Silvado mempunyai kelainan s3x atau Masokis, ia senang menyakiti lawan mainnya.

"Apa kamu bersedia menemaninya, dia tidak mau hanya sekedar duduk-duduk, ia ingin lebih." ucap Dicky saat Kitsune sudah berada di office. Kitsune bengong hilang akal.

"Kau harus profesional, tidak mungkin dia berbuat kasar, karena kau dalam keadaan hamil." sambungnya lagi.

"Bagaimana kalau Moa menggantikannya dan Inara hanya bernyanyi."

Alex yang dari tadi duduk disamping Dicky ikut mengeluarkan pendapat. Setiap malam Alex meluangkan waktu datang ke Cafe menemui Kitsune, walaupun Kitsune cuek dengannya.

"Itu tugasnya, tuan Silvano menginginkan Inara, bukan aku." kata Moa datar.

"Aku yang akan minta kepada Silvano ....." ucapan Alex menggantung.

"Tidak usah ikut campur Alexandro Varra, aku tidak akan melukainya. Sudah lama aku terobsesi dengan wanita yang sedang hamil. Aku sangat menginginkannya."

Tiba-tiba tuan Silvano masuk ke office. Mereka semua kaget, tidak menyangka kalau tuan Silvano akan datang ke office. Bau minuman keras keluar dari mulutnya. Kitsune ngeri melihat Silvano yang hitam legam dengan rambut gimbalnya.

"Silahkan duduk Sal." pak Dicky buru-buru mempersilahkan duduk.

"Terimakasih..."

"Maaf Sal, tidak ada maksud untuk melarangmu, aku cuma kasihan kepada Inara. Masalahnya dia lagi hamil."

"Karena dia hamil aku jadi tidak bisa tidur semalaman. Makanya aku buru-buru datang."

"Kita sudah tahu siapa kau, aku khawatir kau akan melukai bayi yang ada di dalam perutnya."

"Jangan berpikiran negatif, aku tidak seganas itu. Tidak mungkin aku sampai mencambuk perutnya, paling punggung atau kakinya, itupun pelan, hehe..."

Merinding Kitsune mendengar pengakuan Silvano, ia berharap Dicky membatalkan kencan mereka. Ia tidak menyangka kalau Silvano punya kelainan s3x. Mengerikan!

"Inara, boleh aku menemanimu?" tanya Alex menatap Kitsune. Laki-laki itu berharap Kitsune mengiyakan. Tapi gadis itu hanya diam.

"Alex, kau tidak usah terlalu sibuk, aku sudah membayar seratus juta kepada Dicky. Jadi tidak ada istilah batal atau ditemani."

"Sudahlah Al, ikhlasin saja. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu kenapa Al?" tanya Dicky merasa aneh terhadap sikap Alex yang tidak seperti biasanya.

"Karena aku ayah dari anak yang dikandung Inara..." ucapnya tegas.

"Haa??"

"Hahaha....akal bulusmu tidak akan membuat aku terkecoh. Tidak mungkin kau ayah biologisnya."

"Bikin alasan yang masuk akal, supaya aku percaya dengan mulutmu."

"Benar tuan! Yang di perut aku adalah anak tuan Alex!" ucap Kitsune setengah berteriak.

Semua kaget, Alex terperangah, ia tidak menyangka Inara akan berpihak padanya.

"Wow...kau beruntung dapat pembelaan dari wanita ini. Aku yakin kau bohong, mungkin wanita ini takut padaku..." ucap Silvano berjeda.

"Oke, kau boleh menemaninya dan aku akan mempertontonkan bagaimana sadisnya aku bermain...." sambungnya lagi.

Wajah Kitsune seketika pucat, terbayang perlakuan Alex yang sadis. Ingatan itu membuat dadanya berdebar. Keringat dingin keluar membasahi tubuhnya. Kalau mundur tidak mungkin, Dicky sudah menerima bayaran.

"Berarti saya akan ditemani oleh..."

"Aku yang akan menemanimu, asal tidak membuatmu sakit aku ikhlas, tapi kalau sampai membuat bayi dalam kandungan mu kesakitan aku tidak tinggal diam...." ucap Alex berdiri. Ia meletakan Revolver dengan keras di atas meja. Benda maut itu berputar.

******