"Sshh ...." Wanita itu berhasil meringis kesakitan.
"Apa kau pikir aku takut untuk membun*hmu?! Wanita sepertimu hanyalah manusia sampah yang harus dimusnakan! Bersiaplah untuk mati!"
Keenan merogo sakunya dan mengeluarkan sebuah pistol berwarna silver miliknya.
"Buka mulutmu!" bentak Keenan seraya mencengkram kedua pipi wanita itu sehingga mulut wanita itu terbuka secara paksa.
Tanpa belas kasihan Keenan langsung menyodorkan pistol itu ke dalam mulutnya.
Dor!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Seperti Dulu
Berjam-jam kini telah berlalu. Nampak Keenan yang sedang menggendong tubuh istrinya keluar dari kamar mandi.
Diletakkannya istrinya itu di atas tempat tidur lalu menyelimuti tubuhnya yang masih dalam keadaan telan***jang bulat.
"Kau tidakpapa, Sayang?" tanya Keenan dengan nada khawatir.
Bagaimana tidak? Saat bermain di kamar mandi tadi, ia tak sengaja lepas kendali. Ia menggempur Luna secara habis-habisan membuat istrinya itu merasakan lelah yang luar biasa.
Luna pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya secara perlahan. "Aku tidakpapa. Aku hanya terlalu kelelahan dan butuh istirahat."
"Maafkan aku, Sayang. Aku kehilangan kendali sampai-sampai aku tidak sengaja melukaimu," lirihnya hampir menangis.
Mendengar itu pun membuat Luna langsung terkekeh. "Apasih? Gitu aja kamu udah merasa bersalah banget."
"Aku takut jika kau pergi meninggalkanku karena aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri saat bercinta denganmu," ucapnya dengan sangat lirih.
"Takut banget ya aku pergi lagi?" tanya Luna seraya mengulum senyumannya. Entah mengapa ia sangat gemas melihat tingkah kekanakan suaminya itu. Tubuhnya saja yang terlihat berotot dan sangar tapi tingkahnya seperti anak-anak yang selalu manja pada istrinya sendiri.
"Nggak perlu takut. Aku nggak akan pernah ninggalin kamu cuma karena masalah ini. Lagian rasanya nggak sakit kok dan aku malah sangat menikmatinya. Tapi, kamu juga harus belajar mengendalikan dirimu sendiri, tadi saja punggungku hampir remuk karena ulahmu."
Mendengar itu justru membuat Keenan mulai menangis. Ia merasa sangat bersalah ketika mendengar kalimat dari istrinya itu yang mengatakan kalau punggungnya hampir remuk karena ulahnya.
"Ustt ... jangan menangis, sini tidur!" ucap Luna yang merentangkan kedua tangannya.
Pemuda itu pun segera merayap ke dalam pelukan sang istri. Dan mereka berdua pun langsung tertidur dengan posisi yang saling berpelukan dalam keadaan tak memakai apa-apa sama sekali.
_____________________
Hari demi hari berlalu. Tak terasa umur pernikahan Keenan dan Luna sudah memasuki dua bulan lamanya.
Semenjak resmi menikah, Sikap Keenan berubah semakin manja pada Luna, bahkan setiap malam sebelum pemuda itu akan tertidur ia pasti selalu merengek meminta nenen pada Luna. Tanpa nenen pemuda itu tak akan bisa tertidur dengan pulas.
Luna pun hanya bisa memaklumi keadaan Keenan. Ia tahu suaminya itu manja padanya karena selama ini ia tak pernah mendapatkan kasi sayang sejak masih kecil.
.....
"Keenan!" teriak Luna dari arah dapur.
"Keenan, ayo turun dulu! Kamu belum makan malam loh!" teriaknya lagi tetapi Keenan tak ada menyahut sama sekali.
Merasa kesal, Luna pun memutuskan untuk menghampiri suaminya itu di dalam kamar yang ada di lantai dua.
Tak ... tak ... tak ...
Di sisi lain.
Di ruangan kerja milik pribadi Keenan.
"Tuan, saya baru saja mendapat kabar bahwa di perusahaan ada yang melakukan penggelapan dana."
Mendengar perkataan Victor membuat Keenan terlihat emosi. "Kau tahu siapa orangnya?"
"Saya tahu, Tuan. Dan identitas mereka ada di dokumen ini," ujarnya seraya meletakkan dokumen itu di atas meja pribadi Keenan.
"Aku tidak perlu tahu siapa orangnya. Kau lenyapkan saja mereka-mereka yang sudah berani menghianat! Bila perlu lemparkan mereka ke dalam kandang buaya yang ada di bawa tanah!"
"Baik, Tuan!"
Tanpa mereka berdua sadari, ternyata Luna berada di balik pintu dan mendengar semuanya.
Luna langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tak percaya jika suaminya berani melakukan hal keji itu.
Lunq jadi teringat saat pertama kali ia diculik dan dibawa ke sini. Saat itu ia menyaksikan para pengawal membuang beberapa mayat yang sudah dilenyapkan oleh suaminya itu.
Luna berfikir suaminya itu sudah berubah, tetapi ternyata ....