REVENGE
Kitsune adalah putri bungsu dari keluarga berada. Ayahnya adalah konglomerat dan ibunya sudah lama tiada.
Ia juga mampu menguasai lima bahasa asing, ilmu beladiri dengan sempurna dan yang terakhir, Kitsune telah lulus belajar menembak.
Dia anak yang genius dan mengambil percepatan dalam kuliah. Dengan kredit transfer yang cukup dan kelas akselerasi, ia akan dapat menyelesaikan sarjananya dengan cepat.
Orang memanggilnya keluarga Forter, yang tidak sombong dan dermawan. Hidup mereka dari bisnis batu bara dan kelapa sawit. Bisnis ini dikelola oleh kedua kakaknya, Fandi dan Tovan.
Pukul. 23.00 wita.
Malam ini Kitsune Herrera menaiki motor maticnya menuju Cafe Shiranai. Angin malam yang dingin berembus kencang, menusuk sampai ketulang sumsum.
Kitsune mengeratkan jaketnya merasakan udara dingin menerpa wajahnya. Ia heran kenapa malam ini lalu lintas sangat sepi. Mungkin saja orang-orang malas keluar karena langit mendung, sepertinya hujan akan turun.
Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya ia sampai juga di parkiran. Kitsune turun dari motor dengan wajah kesal. Motor ini mogok lagi. Ia lalu menuntun motor Laura ke dekat post scurity. Malan ini sudah tiga kali mogok, ia tidak tahu apa yang rusak.
"Pak Ketut, motor ku mati, tolong lihatin apa yang rusak. Hitung nanti biayanya." ucap Kitsune mendekati pak Ketut yang sedang duduk bengong di post.
"Siap nona, saya rasa aki motornya yang perlu diganti."
"Ohh...itu, tapi ini motor Laura, nanti aku bilang kepadanya."
"Nanti kalau pulang saya yang bawa, nona pakai motor saya."
"Idemu bagus, terimakasih pak Ketut."
"Siip nona."
Kitsune bergegas menaiki tangga menuju Cafe Shiranai yang berada di atas bukit cadas. Area Cafe di kelilingi tebing. Jauh di bawahnya, terlihat hamparan laut biru terbentang luas.Suara gelombang pasang terdengar gemuruh dan mengalahkan house musik dari Cafe.
Ia berdiri di depan Cafe dan memandang jauh ke bawah, jelas terlihat warna-warni lampu Bandara dan desa Samurai yang terang benderang.
Walaupun cuaca mendung, pemandangan di desa Samurai malam ini sangat indah. Lampu-lampu di kejauhan seperti taburan bintang-bintang, berkelap-kelip.
Konon desa Samurai dikuasai oleh lelaki kejam, musuh bebuyutan keluarga Forter.
Dia adalah anak Nyonya Caterina Varra, seorang janda cantik yang kaya raya, tapi akhir hidupnya kedapatan meninggoy dengan tubuh tercabik-cabik.
Semenjak ibunya m3ninggoy, Alexandro mengabdikan hidupnya dengan kegelapan yang hakiki.
Tubuhnya mulai berubah, bertatto macan, kekar berotot, bergelimang d4rah, u4ng dan perempuan.
Tidak sembarangan orang bisa masuk ke rumah induk, pemukiman Alexandro dan anak buahnya. Penjagaan sangat ketat dan terisolir.
Kata papanya, selain ada Scurity yang bertebaran disana, juga ada anjing Herder, Pitbull, Doberman, b*aya menjadi penjaga andalan. Ngeri!
Penghasilan Alexandro dari Casino, Mall, Rumah Sakit, Hotel, minuman keras dan alat berat.
Yang membuat Kitsune heran, konon di dalam sana tidak beredar narkotika. Clean dari obat terlarang. Sungguh tidak masuk akal. Padahal konotasinya desa Samurai sarang Mafia.
Ya, sudahlah. Kitsune tidak peduli, ia lalu mengalihkan matanya ke Cafe, tempat ini adalah milik ayahnya, Ia sengaja training disini supaya lebih menguasai bisnis Cafe dan belajar meracik minuman kekinian.
Hanya Pak Adi Wijaya yang tahu bahwa Kitsune anak pak David Forter. Karyawan lain sengaja tidak dikasi tahu supaya mereka tidak canggung.
Pak David memang rada aneh, ia tidak pernah mempropagandakan kekayaannya kepada putra putrinya. Dia tetap hidup apa adanya dan membiasakan anaknya hidup sederhana. Tapi masyarakat umum sudah tahu bahwa keluarga Forter, salah satu orang kaya di pulau ini.
Kitsune menguap beberapa kali. Ia sangat ngantuk, sebetulnya malam ini Kitsune tidak perlu bekerja, tapi Laura, teman trainingnya mendadak minta izin dengan alasan kena demam tinggi.
Malah Laura meminjamkan motornya untuk Kitsune. Apa boleh buat, ia harus menggantikannya. Nasibnya malam ini memang sial.
"Malam pak Adi." sapanya ketika pak Adi lewat di depannya.
Pak Adi Wijaya adalah Supervisor di Cafe Shiranai, sekaligus merangkap sebagai Order Taker yang bertugas menerima dan mencatat pesanan makanan terutama melalui telepon.
"Syukurlah nona tepat waktu. Malam ini ada rombongan tamu domestik reservasi table. Mereka akan sampai sepuluh menit lagi. Saya harap nona bisa menghandle tamu dengan baik."
"Siap pak, de in, untuk berapa orang?"
"Sepuluh orang."
"Baik, saya minta dua waiter menemani."
"Ada Melati di Bar, dia tahu waiter yang shift malam."
"Oke, terimakasih pak Adi."
Kitsune langsung menuju kitchen. Empat orang senior sedang sibuk menyiapkan hidangan untuk beberapa tamu di depan. Melihat Kitsune datang mereka terlihat senang, mereka mengacungkan jempol.
"Kami kewalahan, untung kamu datang." ucap Chef Wayan tersenyum.
"Saya pasti datang...." sahut Kitsune datar.
Bagaimanapun juga ia harus datang, karena ini tanggung jawabnya. Disamping itu ia memberi contoh teladan pada karyawan Cafe ini.
Kebiasaan disiplin di rumahnya terbawa kemanapun ia berada. Dia selalu datang on time kecuali ada halangan.
Sebagai anak training, ia mendapat jatah pekerjaan yang banyak. Baginya itu tidak masalah, anggap latihan bekerja, asalkan seniornya memberi tugas dengan sopan.
Kadang pak Adi marah kalau seniornya memberi Kitsune pekerjaan yang banyak.
"Tidak apa pak Adi, hitung-hitung belajar kerja. Jangan sampai pak Adi dituduh berat sebelah."
"Maaf ya nona..."
"Santai saja pak Adi." sahutnya tersenyum.
Kitsune bersyukur, disini karyawannya semuanya baik-baik dan tidak pelit ilmu. Apalagi pak Adi sangat baik kepadanya. Sikap mereka membuat Kitsune betah training disini.
Biasanya ia selalu di kawal oleh pak Budi dan pak Anton, tapi malam ini Laura yang mengaku sakit, mengajak bodyguardnya ke dokter. Tentu saja kesempatan langka ini membuat Kitsune senang, ia langsung meluncur dengan motor matic Laura.
Walaupun motor Laura mati melulu, tapi bisa juga sampai disini. Kalau nanti papanya marah, ia akan berdalih takut telat kerja. Bukankah papanya sangat disiplin dan selalu memberikan contoh yang baik?
"Aahhh...."
Kitsune tersenyum sendiri. Ia merasa bebas dari kedua bodyguardnya. Kadang ia bingung, kenapa papanya sangat ketat menjaganya. Apa karena ia perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara, atau karena ia anak bungsu?
Dia mengambil lap dan pembersih meja, Cafe ini biasanya jarang sepi, mungkin karena mendung dan mau hujan, orang pada malas datang. Pengunjung terakhir sudah keluar.
Rombongan yang ditunggu belum datang, sehingga Kitsune bisa duduk sebentar untuk meregangkan otot-ototnya, sesekali ia menghubungi Laura, tapi Laura offline.
Kitsune rajin melihat status whatsappnya Laura, takut kalau Laura sakitnya tambah parah, tapi kosong. Yang membuat heran kenapa bodyguardnya juga tidak ada menghubunginya. Apakah Laura sakitnya parah?
Tentu ia tidak berani menghubungi kedua Bodyguardnya, ia takut ketahuan naik motornya Laura ke Cafe. Lebih baik ia menunggu khabar selanjutnya.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara Moge yang sengaja digeberr. Kitsune setengah berlari melongok ke tempat parkir, ia melihat beberapa Moge berdatangan.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀ᵗʰᵉ ᵉⁿᵈ✰͜͡v᭄ₕᵢₐₜ
keren banget kitsune
2024-11-03
0
rembulan
hai Ayumi hehehehe
2024-09-30
1
𝕸y💞W⃠☘ᴄʜͥᴇʟͣʟͫʏ™๖ۣۣۜ ᴸᴰᴸ💞
wuih keren bgt kitsune bisa 5 bahasa asing, bela diri sama menembak, bener2 gadis ber multitalenta
2024-09-26
4