Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
syarat tetap kuku pada pendirian, ya kan sekali tak mendengarkan ucapan Budi. baginya, momen ini adalah momen yang tepat untuk membalas semua kesakitannya. pertama, cara merogol ponsel yang berada di tas lempengnya, tujuannya hanya ingin menelepon pak RT setempat.
Kamu pasti tak mau anak mu nantinya mendapat cacian dari orang luar, atas kesalahan yang dibuat oleh ayahnya. tolong pikirkan lagi, ujar Budi Soraya beranjak lebih dulu ke rumah Kevin. Sarah yang masih berdiri di dekat mobil hanya diam sembari menelan ucapan Budi. tak lama, tangannya mulai merusak pelan perut buncit miliknya. melihat Budi sudah hampir mendekati pintu rumahnya, akhirnya Sarah menyusul dan tentunya ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk menelepon pak RT.
"ayo masuk!"ujar Sarah. kebetulan pintu rumah yang tak terkunci, cara membuka handle pintu pelan, nyaris tanpa suara. perlu diwajahnya sudah bercucuran, iya tampan segan menarik tangan Budi untuk masuk lebih dalam ke rumahnya dengan cara mengendap-endap. Baru beberapa langkah, keduanya mendengar suara aneh dari arah ruang televisi. namun, siapa sangka laki-laki yang sudah dari tadi lebih banyak diam nyatanya emosinya tak bisa dibendung lagi. Budi setengah berlari langsung menuju ruang televisi.
"anjing!"teriak Budi. nafasnya memburu cepat, urat-urat di lehernya bermunculan membuat wajah Budi begitu menyeramkan. Budi langsung meraih guci yang ada di sampingnya, kemudian tampak segar hendak melayangkan guci itu ke arah depan, di mana Dina dan Kevin sedang dalam penyatuan, Tina yang berada di bawah lengkungan tubuh Kevin, hanya bisa membelalakkan kedua matanya lebar-lebar. saat guci itu hampir mengenai Kevin, tiba-tiba Sarah langsung menghalanginya, hampir saja guci tersebut menghantam kepala Sarah, jika Budi tak segera mungkin menjatuhkannya ke atas lantai.
Prangggggg.
suara kucing pecah yang berbenturan dengan lantai, membuat semuanya terkesiap. secepat kilat Kevin mengenakan kembali pakaian yang sudah ditanggalkan. iya langsung marah itu Bu Sarah yang berada di depannya. kedua pasangan itu kemudian saling memisahkan sedangkan Dina sendiri langsung gelagapan Budi berjalan pelan ke arahnya. tangannya gemetaran saat hendak memutih pakaian yang terletak di atas lantai. namun perlakuan mengajukan dari Budi membuat air matanya langsung meluncur begitu saja, budi dengan tatapan kosongnya membantu Nina mengambil pakaian, bahkan saat Dina sudah kembali memakai pakaian, Budi memasangkan jaketnya kepada tubuh Dina.
"ayo pulang!"cheetahnya sembari menarik tangan dina.
"maafin aku mas, aku.....'
Dina langsung bersimpul sembari memeluk kedua kaki suaminya. tak lama bukan hanya suara tangis Dina yang pecah, pasangan Sarah dan Kevin pun melakukan hal yang sama.
Budi kemudian berjongkok, menangkup wajah Dina kemudian menghapus air mata istrinya,"kita pulang, simpan dulu air matamu"ucap Budi lagi.
mendapati perlakuan seperti itu, hati Dina semakin tersayat, sesak yang ia rasakan karena sebenarnya ia ingin menumpahkan tangisnya saat itu juga.
namun besar harapan suaminya itu memaafkan perbuatannya, dan kali ini Dina menurut saat Budi menggiring tubuhnya untuk pulang.
pasangan Budi dan Dina akhirnya meninggalkan kediaman Sarah, saat tiba di pekarangan, keduanya berpapasan dengan pak RT dan Yulia, serta beberapa warga.
"Budi ada apa ini? benar di rumah itu ada pasangan mesum?"tanya pak RT dengan wajah panik.
Yulia langsung salah tingkat saat mendapati Budi Tengah menatapnya tajam."entahlah di dalam rumah itu ada sarah dan Kevin. aku tak tahu mereka itu pasangan suami istri atau tidak"
"loh, Mbak ini bilang kalau istrimu lagi mesum di rumah itu"
"bapak percaya sama ucapan orang gila kayak dia"tunjuk Budi kepada Yulia.
"bohong itu pak RT, buktinya lihat wajah istrinya yang kacau, pasti udah kepergok dia"Yulia berujar lantang..
Budi hanya tersenyum tipis kemudian mengeratkan genggaman tangan pada Dina. kalau saya memergoki istri saya sedang mesum, saya yang akan lebih dulu melapor bapak,, bukan dia yang kita saja tak tahu berasal dari mana. permisi pak, kami mau pulang, silakan kroscek kebenarannya ke dalam rumah itu saja"
"huuuuuuuuh.... dasar orang gila"teriak para warga berbarengan. Yulia langsung mundur beberapa langkah karena Budi terus menatapnya penuh intimidasi. iya kali apalagi mendapat teriakan bercampur makian yang ditunjukkan kepadanya. sedangkan pak RT sendiri langsung meraih keributan tersebut, hendak mengamankan dunia yang terus download oleh warganya. namun, karena panik ya tiba-tiba saja lari tunggang langgeng menuju arah jalan. sesekali Yulia berteriak terus kemudian terbahak kencang. iya terus berlari menuju arah jalan raya. semua orang hanya menatap merah pada tingkah Yulia, pak RT yang hendak mengejarnya pun mengurungkan langkah.
Budi sendiri memilih melanjutkan perjalanannya. entah sejak kapan tangan Budi sudah tak menggandeng lengan Dina, iya hanya bisa mengekori Budi dari belakang, saat tahu suaminya itu sudah berjarak cukup jauh darinya.
tiba di halaman rumah, keduanya disambut oleh intan dan hijrah yang tengah bermain di pekarangan. melihat ayah dan ibunya datang dua bocah itu langsung berlarian menghampiri mereka. Dina tak kuasa lagi menahan sesak, apalagi Budi sedari tadi mendiamkannya.tangisnya pecah, iya tergugu di depan pintu sembari duduk memeluk kedua kakinya.
"ayah, Mama kenapa nangis?
apa ayah marahin mama?"tanah hijrah. gadis kecil yang saat ini sudah berada di pangkuan Budi begitu penasaran kenapa ibunya menangis sejak tiba di rumah. berbeda dengan hijrah yang menghampiri ayahnya, intan malah mendekati sang ibu, diusapnya pelan bahu Dina yang malah membuat semakin kencang.
"ayo masuk, tak enak dilihat Tetangga"ujar Kevin. Dina sadar, iya sudah membuat kesalahan fatal. kemungkinan besar Budi tak akan memaafkan kesalahannya.
saat Budi sudah masuk ke dalam rumah, Dina langsung mengejar suaminya, iya memeluk tubuh Budi dari belakang, tangisnya tak juga usai. Budi mencoba melerai pelukan, ia membalikan badan kemudian menatap wajah wanita yang masih sah menjadi istrinya.
"kalau kamu ingin menangis, menangislah di kamar, jangan membuat anak-anakku bertanya-tanya akan sikapmu sekarang. kasihan mereka tak tahu apa-apa"
"tapi mas, aku mau kamu maafin aku"
"sebelum kamu meminta, aku sudah melakukannya. masuklah ke kamar. tolong jangan memperunyam keadaan dengan. bersikaplah seperti biasa, jika belum sanggup silakan menyendiri di dalam kamar"
Dina menuruti ucapan Budi, iya masuk ke dalam kamar kemudian menutup pintu kamarnya, iya tumpahkan kembali rasa sesak yang ia rasakan. menangis dan meratapi nasibnya kini.
Dina sangat menyesali semua perbuatannya, tak bisa dibayangkan bagaimana ada di posisi suaminya. ibarat pepatah Budi sudah jatuh tertimpa tangga pula. sudah ketahuan berselingkuh lebih parahnya lagi Budi harus melihat istrinya Tengah digauli laki-laki lain.
malam itu menjadi malam penuh tangisan bagi Dina. saya pendengarannya menangkap suara gelak tawak kedua anaknya bersama Budi, hatinya semakin jatuh ke dalam kubangan luka. sampai akhirnya Dina kelelahan karena terlalu lama menangis, iya pun terlelap dengan segala kekacauan yang sudah ia lakukan di hari ini.
anak-anak jdnya ga terlantar
ya emang sih diposisi Fatma itu juga susah... tiba2 jadi istri dan ibu dari dua orang anak... masih kuliah lagi.. nggak nyari pembantu aja.
Budi juga nggak ngertiin istri kecilnya.
bisa2 depresi...
udah iklasin aja., kalau kamu tulus, insya Allah akan diberi ketenangan dan kebahagiaan walau tidak dengan Haris...
Thor bagus ceritanya.. tp perbaiki tulisannya sebelum di post, puyeng baca kalimatnya
kasihan anak2 jadi terlantar. jadi ibu tiri kayak gitu nggak mudah Lo... baru nikah, pingin seneng seneng ada anak... apa apa diribetin sama anak.
Dina juga kesalahan nya fatal banget 🤦.