Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan
Di daerah yang sangat sepi penduduk dan lumayan jauh dari perkotaan ada sebuah rumah besar yang berada tepat ditengah-tengah hutan. Tampilan dari rumah itu terlihat sangat menyeramkan jika dilihat dari luarnya, namun siapa yang akan menyangka jika didalam rumah itu terdapat begitu banyak orang yang mendiaminya.
Tak jauh dari lokasi rumah itu, sekitar 23 orang kini sedang mengintai dengan sangat hati-hati. Semuanya terpencar hingga mengelilingi luas kekuasaan dari rumah besar itu, ada sekitar 4 orang yang berada diatas pohon tinggi sembari memegang sniper, sedangkan yang lainnya berada dibalik rerumputan maupun pohon besar.
Suasana malam yang gelap tentu saja membuat pandangan mata dari orang yang berjaga dirumah besar menjadi terbatas, bersilih ganti beberapa orang keluar masuk berjaga disekitarnya untuk memastikan tidak ada sergapan yang terjadi pada markas mereka.
“Damian, bagaimana kondisi area depan markas mereka” ucap Genia pada headset canggihnya.
Jika dibandingkan yang lain, lokasi dari gadis itu justru jauh lebih dekat dan hanya berjarak sekitar 50 meter saja.
“Penjagaan disini lumayan ketat Nona, mereka sama sekali tidak mengendurkan kewaspadaan meskipun hanya dalam satu detik” sahut Damian sembari melihat kondisi sekitar menggunakan teropong jarak jauh.
“Baiklah” ngerti Genia. “Semuanya, lakukan rencana A dalam 2 menit dimulai dari sekarang!” perintahnya.
“Siap Nona!” serempak semuanya.
Semua yang terjun pada misi malam ini pun mulai memasuki rencana A yang telah dibicarakan sebelumnya, ke empat sniper kini telah mengaktifkan senjata dan siap kapan saja untuk menembak orang yang berjaga, sedangkan yang lain kini berjalan semakin mendekat pada markas Mafia Dragon Knight.
Dengan keahlian yang tak perlu diragukan, semuanya bergerak tanpa suara dibalik gelapnya malam. Satu-persatu dari 18 orang itu mulai berdatangan pada lokasi yang sudah direncanakan.
“Mulai!!” seru Genia tepat ketika timer yang dihidupkannya mencapai waktu 2 menit.
Granat beserta smoke bomb pun langsung dilemparkan oleh beberapa orang yang posisinya sangat berdekatan dengan markas Dragon Knight.
Duarrrr…
Ledakan besar disertai kepulan asap yang tebal kini mengelilingi dan menghancurkan sebagian dari markas tersebut, bahkan beberapa orang yang tengah berjaga kini telah terkapar tak bernyawa.
“Serangann!!” teriak salah satu orang yang sedang berjaga berlari memasuki markas.
“Carla, tembak orang yang berada diarah 265 T”
“Siap!”
Penembak jitu Carla pun langsung membidik pada orang yang ditujukan oleh Genia.
Syuttt…
Peluru sebesar jari telunjuk meluncur dengan kecepatan tinggi menuju sasaran.
Brughh..
Serangan tersebut tepat mengenai kepala dari orang itu hingga kepalanya menjadi hancur tak tersisa.
Genia yang melihat hal itu langsung berlari dengan cepat, kali ini ia akan menerobos masuk ke dalam markas Dragon Knight dan mencari pemimpin mereka. Beberapa orang yang berada didekat Genia pun langsung mengikutinya berlari dan memasuki markas.
Sedangkan dibagian depan markas saat ini tengah terjadi pertarungan sengit antara anggota Genia melawan Mafia Dragon Knight, padahal disekeliling mereka saat ini masih dipenuhi asap yang lumayan tebal serta api yang disebabkan oleh ledakan bom sebelumnya.
Namun hal itu tentu saja bukan halangan bagi anggota Genia, karena sudah begitu banyak pengalaman yang mereka dapatkan dari ratusan misi. Justru hal ini adalah keuntungan bagi mereka yang memang sudah dilatih Genia ketat ketika berada dizona pertarungan berasap.
Satu-persatu anggota Mafia Dragon Knight mulai berjatuhan, namun anggota Genia masih begitu bersih tanpa luka satupun dibadan mereka, sungguh keahlian yang tidak bisa diragukan.
Tutttt… Tuttt.. Tuttt…
Headset canggih semua anggota Black Fox termasuk Genia tiba-tiba saja mengeluarkan tanda bahaya sembari menampilkan cahaya merah.
“Apa yang terjadi?” tanya Gio memencet headset canggihnya sembari bertarung melawan anggota Dragon Knight.
“Gawat!!! Sepertinya mereka memiliki sekutu yang tak jauh dari sini, ada sekitar 100 orang mulai berdatangan dari arah barat” ucap Manda penembak jitu yang berada diarah barat.
Genia lantas menghentikan langkahnya dan berhenti sebentar dibalik dinding gelap, kejadian ini ada diluar perkiraan mereka, namun Genia tetap tenang karena percaya akan kekuatan para anggotanya.
“Ubah rencana ke rencana B” perintahnya.
“Baik Nona”
Semuanya tiba-tiba saja berlari kembali menjauh dari zona pertarungan membuat para anggota Mafia Dragon Knight menjadi sangat kebingungan.
“Hahaha.. apakah nyali dari para Mafia yang dikatakan hebat hanya seperti ini” ejek seorang pria berumur sekitar 30 tahun.
Ia merasa bangga karena merasa para anggota Mafia Black Fox mundur karena ketakutan, tadinya mereka sempat terkejut karena mendapati serangan tiba-tiba dari Mafia Black Fox, bahkan sampai meminta bantuan pada sekutu mereka yaitu Mafia Dragon Blue yang dipimpin oleh adik pemimpin mereka sendiri.
Tapi sepertinya pertolongan itu tidak dibutuhkan lagi, bahkan ketika bala bantuan belum tiba mereka sudah mundur terlebih dahulu sekarang.
“Ayolahh… tunjukkan kekuatan kalian yang katanya hebat itu” provokasinya sembari berteriak lebih kencang karena posisi anggota Genia yang semakin berjarak.
Merasa tidak ada yang terpancing tentu saja membuatnya menjadi sangat kesal, “Cih! Apa maksud dari semua ini” gumamnya.
Sedangkan para anggota Genia saat ini semuanya telah berada dipohon-pohon yang sangat tinggi sembari mengaktifkan bom waktu yang akan mereka gunakan pada saat Genia selesai dengan urusannya nanti.
“Atur dalam waktu 5 menit” perintah Genia terdengar dari telinga semuanya.
Sesuai dengan arahan Genia, semuanya lantas mengaktifkan hitung mundur pada bom waktu tersebut dalam waktu 5 menit.
Sedangkan disisi lain, Genia saat ini tengah bertarung melawan para anggota Dragon Knight yang berada didalam markas, penampilan dari Genia pun saat ini sungguh begitu menyeramkan, aura dingin menyeruak dari tubuhnya begitu saja membuat para cecunguk yang tertinggal bergetar ketakutan, dibelakangnya sudah ada segunung mayat dari para anggota Mafia Dragon Knight yang sudah berhasil ia bunuh menggunakan katananya yang sangat tajam.
Bahkan kini tubuhnya sudah dipenuhi oleh darah segar yang sangat banyak, kali ini Genia tidak menggunakan topeng diwajahnya sehingga membuat kesan yang lebih menyeramkan lagi dibanding ketika ia melakukan misi-misi sebelumnya.
Sedangkan seorang yang telah diperintahkan untuk membunuh Genia sebelumnya tentu saja langsung mengenalinya meskipun kini penampilan dari gadis itu terlihat sangat berbeda. Dengan segera ia berlari menuju ruangan tempat pemimpinnya berada.
“Ketua.. Ketua..” teriaknya tersengal-sengal.
“Apalagi kali ini?” tanya Roger menatapnya tajam, malam ini ia ingin menenangkan diri dengan meminum alkohol seperti biasanya, tapi tiba-tiba saja markasnya mendapat serangan dari orang yang menduduki peringkat satu dalam dunia gelap.
Namun karena mengetahui jika jumlah orang yang menyerang hanya berjumlah sekitar 20 an lebih saja ia jadi memilih untuk duduk santai didalam ruangannya sembari menunggu bagaimana hasil dari pertempuran yang terjadi.
“Gadis yang ingin anda bunuh sekarang ada disini Ketua!”
“Apa??! Kau jangan bercanda, bagaimana mungkin gadis lemah sepertinya bisa melewati penjagaan kita yang sangat ketat” kejut Roger.
Tentu saja ia tidak dapat menerima fakta itu, tapi tiba-tiba saja ia terpikirkan dengan anggota Black Fox yang saat ini tengah menyerang markasnya juga, apakah Genia menyewa mereka? tapi nyatanya hal itu terasa tidak mungkin karena Mafia Black Fox tidak pernah sekalipun menerima misi yang diberikan orang lain dan hanya tunduk pada perintah pemimpinnya saja.
“Itu sangat mungkin Ketua, karena..”
“Karena apa!!!” bentak Roger kesal karena anak buahnya yang sengaja menggantung ucapannya.
“Karena gadis itu adalah pemimpin dari Mafia Black Fox yang saat ini tengah menyerang markas kita”
Brakkkk…