Florin, yang baru saja mengalami patah hati, secara tidak sengaja bertemu dengan Liam, mantan ketua gangster yang memiliki masa lalu kelam. Dia terjebak dalam hasrat cinta semalam yang membuat gairah itu terus berlanjut tanpa rencana. Namun saat hubungan mereka semakin dalam, masa lalu Liam yang gelap kembali menghantui, membawa ancaman dan bahaya dalam kehidupan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyaliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Paris. Satu tahun kemudian...
Berbagai mobil sport mewah silih berganti berhenti di depan pintu masuk sebuah bangunan kerucut berbentuk hampir seperti piramida, yang tiap dindingnya berkilau di bawah cahaya lampu yang mengelilingi bangunan itu, ditambah adanya rembulan yang menggantung dilangit malam berada tepat di atasnya menambah pesona tempat tersebut.
Lampu-lampu kristal memancarkan kilauan cahaya yang memantul dari berbagai sudut di dalam ruangan. Para fotografer dan jurnalis mode internasional sibuk memotret setiap momen yang terjadi. Gemerlap kilauan blitz kamera yang tak henti-henti, menciptakan suasana dramatis yang menyilaukan di tengah-tengah ruangan.
Florin melangkah di atas panggung catwalk mengenakan gaun elegan dengan warna keperakan yang membalut tubuhnya, gaun panjang yang menyapu lantai panggung dengan gemulai. Angin sepoi-sepoi dari sistem ventilasi membuat rambutnya yang panjang dan gelombang berayun lembut, menambah aura keanggunannya. Sorot matanya tajam dan percaya diri menatap ke depan, seolah-olah ia adalah ratu di atas singgasana.
Di kedua sisi catwalk, para tamu undangan yang terdiri dari selebritas, kritikus mode, dan pengusaha besar tampak terpana dengan keanggunan Florin. Mereka berbisik-bisik mengagumi setiap gerakan wanita itu. Beberapa dari mereka bahkan tengah sibuk mencatat di buku catatan kecil di tangan mereka, mengomentari desain gaun atau langkah elegan sang model.
Semua berjalan lancar, acara pertunjukan mode yang sudah berlangsung lebih dari tiga jam akhirnya berakhir. Diakhiri dengan riuh tepuk tangan yang meriah ketika para model berkumpul di akhir catwalk untuk pose penutup.
Satu tahun lalu, Florin tak pernah membayangkan akan mencapai puncak seperti ini. Dimana dirinya menjadi pusat perhatian ratusan orang, mungkin ribuan orang diluar sana yang sudah melihat wajahnya di berbagai majalah mode. Namun sekarang, di balik kejayaannya itu ada sesuatu yang kosong dalam dirinya. Dia berjalan keluar menuju belakang panggung yang ramai begitu acaranya berakhir.
Para penata rias sibuk merapikan alat-alat mereka, asisten-asisten berlarian membawa pakaian dan aksesoris, dan suara obrolan ramai terdengar di mana-mana. Florin dengan wajah masih dihiasi riasan yang memukau berjalan dengan tenang di antara kerumunan. Ia tetap anggun meski sudah tidak lagi berada di atas panggung.
Seorang pria mengikuti tiap langkahnya, Dean yang selalu setia mendampinginya selama ini tak pernah hilang dari pandangannya. Dia menghampiri wanita itu dengan senyum bangga. Pria dengan rambut pendek dan rapi dengan setelan jas hitam mengkilap, Dean tampak puas dengan hasil malam ini.
"Wah Flo, kau selalu tampil memukau. Malam ini benar-benar luar biasa, beberapa editor majalah menghubungi ku. Mereka sangat terkesan denganmu, bahkan ada satu majalah dari Jepang yang ingin membuat edisi khusus tentang mu," ucap Dean dengan senyum sumringah di wajahnya. Dia berjalan dengan memegang tote bag di kanan dan kirinya mengikuti langkah Florin.
"Thank u Dean," Florin membalas sambil tersenyum tipis, dua juga mengangguk setelah menerima pujian ya. Namun, matanya masih tampak samar, seakan pikirannya berada di tempat lain. Tempat yang isi oleh bayangan seseorang dalam benaknya.
Mereka berdua berjalan keluar dari gedung melewati pintu belakang menuju tempat parkir. Dean merogoh sesuatu dari dalam salah satu tote bag yang dia pegang. Tepat sebelum Florin membuka pintu mobil dia mengeluarkan sebuah amplop.
"Ini," Dean menyodorkan amplop itu pada Florin hingga membuatnya terhenti tak jadi membuka pintu mobil.
"Apa ini?" balas Florin heran dengan pikiran berkecamuk yang tak bisa di utarakan.
"Untukmu. Ini dari agensi, tiket liburan ke Kanada. Kau pasti butuh istirahat." Dean membukakan pintu mobil untuk Florin.
Florin menerima amplop itu sebelum masuk, dan sekilas senyum bahagia muncul di wajahnya, meskipun segera meredup. "Thanks Dean," ucapnya sebelum pikirannya kembali kacau, Dean membalasnya dengan senyuman sebelum menutup pintu.
Dia senang, tapi ada sesuatu di pikirannya yang menghalangi kebahagiaan itu untuk bertahan lebih lama. Dan pikirannya selalu melayang pada seseorang—Liam.
"Kanada, ya? Sepertinya akan menyenangkan..." gumam Florin setengah berbisik.
Florin terdiam sejenak, tatapannya yang kosong masih memandang ke arah amplop di tangannya. Sudah satu tahun berlalu sejak Liam pergi begitu saja. Tak ada kabar, tak ada pesan. Seakan pria itu tak pernah ada dalam hidupnya.
Semua tentang Liam lenyap begitu saja hampir seperti debu halus yang tertiup angin. Rindu dan rasa penasaran mulai merasuk di hatinya. "Apa dia baik-baik saja.." pikirnya. "Di mana dia sekarang.."
Dean masuk ke dalam mobil, dia langsung melajukan mobilnya keluar dari area parkir. Dari spion depan, dia memerhatikan wajah Florin yang termenung. Dia tahu betul apa yang mungkin sedang dipikirkan wanita itu. Sudah setahun ini ia melihat hal itu terjadi, namun dia tak pernah tahu cara terbaik untuk menyikapi perasaan rindu Florin yang jelas terpampang di wajahnya.
"Flo, kau baik-baik saja?" ucap Dean dengan suara pelan penuh perhatian begitu mobil mulai melaju di jalan beraspal.
Florin tersentak dari lamunannya. Ia menghela napas panjang, mencoba untuk kembali ke realitas dengan senyum yang dipaksakan, "Ya, aku baik-baik saja. Hanya— sedikit lelah." Florin menutup matanya perlahan dan bersandar ke sandaran kursi mobil yang empuk.
"Hemm, baiklah."
Sudah hampir satu tahun dia di dunia yang penuh gemerlap kesuksesan, namun masih ada ruang di hatinya yang tetap kosong. Dan ia belum tahu bagaimana cara mengisinya kembali. Dean mempercepat laju mobilnya, berharap mereka bisa sampai ke rumah lebih awal, berharap Florin bisa beristirahat sebelum perjalanan panjang.
...----------------...