Dendam Dan Gairah

"Dan sekarang, kau ingin aku membalas dendam. Tetapi, aku tidak mengetahui kepada siapa aku harus membalas dendam?" Tanya Elen merasa curiga.

"Nanti, suatu waktu dia akan muncul sendiri. Tetapi, saat ini kau harus membantu nona-mu, Gracia. Untuk membinasakan ratu jahat tersebut. Karena, jika ratu jahat tersebut dalam keadaan terdesak, maka gurunya akan datang untuk membantunya. Dan saat itulah, engkau akan melihat siapa yang membunuh kakek buyut mu. Dan dia harus mati, karena dialah yang telah membunuh semua nenek moyangmu, dan juga paman pamanmu." Orang tua itu memberinya pertanda, apa yang harus dia lakukan kepada penyihir hitam itu.

"Apa yang harus aku lakukan agar mereka benar-benar binasa? Karena, setahu aku, para penganut ilmu hitam sangat sulit untuk dibunuh." Dia bisa bertanya demikian, karena pengalaman yang dia lihat, ketika menonton film-film sihir di novel ataupun film televisi.

"Maaf, untuk saat ini, aku tidak dapat memberitahukannya kepadamu. Karena, engkau sendiri yang akan mengetahuinya di saat itu terjadi."

Elen semakin bingung. 'Mengapa orang tua ini tidak memberitahunya saja saat ini semuanya? Kenapa harus menunggu nanti? Apakah orang tua ini sebenarnya tidak mengetahui, apa yang digunakan untuk membunuh penyihir jahat itu?'

"Ada satu hal lagi hendak kutanya. Nona Gracia selalu berkata, bahwa seseorang menemuinya di alam mimpi. Mungkin seperti saya sekarang ini? Dan siapa wanita itu? Mengapa aku harus membantu?" Tanya Elen.

'Karena dengan begitu, aku bisa bebas." Ucap lelaki tua itu di dalam hati.

"Kau harus membantunya, karena kekuatan kalian saling berhubungan. Karena, jika kalian bekerja sendiri-sendiri, itu tidak akan berhasil. Dan juga kerja team sangat diperlukan untuk ini. Karena, jika kalian sendiri-sendiri bekerja, maka tidak akan sanggup untuk menyingkirkan mereka sampai tuntas."

"Bagaimana dengan Dankerius Maclon dan Duke Brandon? Mereka terlihat memiliki ilmu yang cukup tinggi." Elen yang dari dunia modern, tidak begitu paham tentang ilmu sihir.

"Ya, mereka bisa mengalahkan penyihir itu, tapi mereka sama sekali tidak ada urusan dengan penyihir itu. Karena penyihir tersebut membunuh nenek moyangmu, bukan nenek moyang mereka." Orang tua itu menjelaskan.

Maksudnya, jangan harapkan orang lain, jika kamu masih bisa melakukannya.

Elen terdiam dan tertunduk. 'Benar juga,' Gumam dalam hatinya.

"Apakah anda dapat membantu ku, untuk bisa melenyapkan penyihir hitam tersebut." Pinta Elen.

"Nona mu Gracia, pasti akan membantumu, karena penyihir hitam berkaitan dengan Ratu saat ini."

Ternyata, orang tua itu muncul karena menduga. Bahwa orang yang dia utus, diam-diam bersemangat untuk latihan.

"Baiklah, kalau begitu saya akan berlatih secepatnya. Agar bisa menguasai sihir yang ada di dalam diri saya." Ucapkan Ellen

"Bagus, kalau begitu aku lega untuk meninggalkanmu. Karena tugasku hanya untuk memberitahukan kepadamu. Agar nenek moyangmu, bisa kembali menjadi jati diri mereka sendiri. Sebab, selama ini mereka menutupi siapa diri mereka. Karena engkau telah terlahir kembali, maka dunia akan mengenal dirimu dan nenek moyangmu. Bahwa kalian adalah keturunan dari penyihir putih." Orang tua itu menjelaskan.

Tidak berapa lama Elen sadarkan diri. Dan saat ini, rasa lelah dan kantuknya telah hilang sama sekali.

Dia berjalan keluar dari kamar, hendak menemui nona-nya. Ketika Gracia melihat dia, datang untuk menghampiri dirinya, dia tersenyum.

"Elen, bagaimana keadaanmu? Apakah kau telah merasakan lebih baik? Tanya Gracia dengan ramah.

"Maaf Nona, tadi aku sedikit lancang. Karena tidak memperhatikan anda. Ketika aku tersadar tadi, aku memang merasakan kantuk yang berat sekali. Sehingga, aku tidak bisa melayani Anda." Elen menjelaskan perilaku linglung yang dia lakukan tadi.

Memang, Gracia juga merasakan, bahwa Elen tadi sedikit berbeda.

"Tidak apa-apa Elen, aku mengerti. Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Aku baik-baik saja Nona, dan sepertinya aku sudah bisa untuk latihan kembali." Ucap Elen sambil melihat ke arah Dankerius.

"Baiklah kalau begitu, tetapi saat ini sudah sore hari. Sebaiknya besok pagi kita memulai latihan kembali." Jawab pria itu.

Dan mereka tidak pergi beristirahat, melainkan berkumpul untuk bercerita tentang teori, bagaimana penggunaan sihir sebelum mempraktekkannya.

Karena banyak hal yang tidak dipahami oleh Elen. Karena jiwanya yang dari dunia modern, dia sama sekali tidak mengerti tentang sihir. Sehingga Dankerius terlebih dahulu mengajarinya secara teori. Dan bagaimana agar Elen bisa konsentrasi dan fokus. Untuk bisa mengeluarkan inti sari dari sihirnya tersebut.

Malam harinya, Elen kembali tidur bersama Gracia, karena dia harus tetap melayani Nona-nya.

Mungkin Gracia masih membutuhkannya, untuk melakukan sesuatu atau mungkin saja dia membutuhkan minum atau makan di tengah malam.

Keesokan harinya, mereka memulai latihan. Dan karena teori yang kemarin diajarkan Dankerius kepada Elen. Dia sangat cepat melakukan konsentrasi dan dengan mudah menggunakan sihirnya sesuai dari arahan Dankerius.