NovelToon NovelToon
Luka Cinta Tak Berobat

Luka Cinta Tak Berobat

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:96.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meindahfizz88

Luka Cinta Tak Berobat

Aisyah Humaira adalah seorang gadis desa yang tinggal di rumah majikan sang mama, selama tinggal di rumah sang majikan Aisyah bersahabat baik dengan putra rumah megah itu. Ia juga dianggap seperti anak seperti anak sendiri oleh sang majikan. Namun setelah kejadian naas itu telah mengubah segalanya. Aisyah gadis yang ceriah berubah menjadi gadis pemurung dan pendiam. Aryan yang selalu curhat dengan Aisyah tiba-tiba berubah menjauh, bahkan dia menawarkan diri pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya di luar negeri saat tahu kehamilan Aisyah. Aryan tak ingin dimintai pertanggungjawaban karena tak memiliki rasa pada sahabatnya. Akhirnya Aisyah memutuskan membesarkan anaknya seorang diri. Aisyah lebih memilih menyembunyikan Ayah dari anak yang dikandungnya hingga pergi dari rumah megah itu. Ia akan membawa lukanya sendiri, tak perlu ada orang lain ikut merasakannya karena kesalahannya di malam itu. Cintanya hanyalah sebuah batas impian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindahfizz88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.28

Tangan lemah Bu Marni menggenggam lengan putrinya kemudian menggeleng kecil. Benaknya mengatakan bahwa putrinya belum menikah.

Aisyah paham maksud ibunya, tapi tidak ingin menghancurkan segalanya. Aryan terang-terangan tidak ingin mengakui bayi hasil benihnya sendiri, pasti paman Bram akan memburu banyak pertanyaan.

" Jawab yang jujur, Nak!" sahutnya dengan suara pelan.

Aisyah menunduk lalu memilin pinggir hijabnya, apapun yang dikatakan saat ini adalah untuk kebaikan semua orang.

" Aisyah ingin pulang, Bu. Putraku sudah menunggu." ucapnya mengalihkan perhatian paman dan ibunya.

" Cucu ibu laki-laki?"

Aisyah mengangguk, Bram ikut tersenyum mendengarnya.

Berbeda halnya dengan pria tampan yang sedang berdiam diri di depan pintu. Aryan terlihat mematung dengan tubuh terasa kaku, entah kenapa hatinya terasa nyeri. Sesaat pemuda itu menetralkan perasaannya lalu melangkah ingin masuk ke dalam ruangan namun tertahan. Tiba-tiba pria itu tidak berani bertemu dengan sahabatnya sendiri.

Sedangkan Aisyah kini bergegas untuk pulang dan meminta izin pada ibunya dan Bram.

" Besok Aisyah kembali ke sini lagi, Bu." tangan mungilnya meraih lengan sang ibu dan beralih pada Bram.

" Paman antar kamu ya, Nak." ajak Bram menatap sendu Aisyah.

Terlihat dari raut wajah Bram menandakan kecewa, niatnya untuk menjadikan Aisyah sebagai menantu sirna atas pengakuannya.

" Terimakasih, Paman. Sebaiknya tidak usah, Aisyah bisa pulang sendiri." ujarnya terdengar ramah.

" Ini sudah malam, Nak. Paman khawatir padamu." sahutnya.

Aisyah bersikeras tidak ingin diantar pulang sehingga Bram mengalah.

" Baiklah, hati-hati di jalan." titahnya.

Usai memeluk ibunya ia pun keluar dari ruangan tersebut.

Seorang pria berbadan tegap sedang memunggunginya tengah berdiri di samping tiang tembok rumah sakit sambil memasukkan kedua tangan di saku celana seperti sedang memikirkan sesuatu

Aisyah menatap punggung pria tersebut sejenak sambil berjalan.

Aryan berbalik, matanya langsung tertuju pada Aisyah. Mata keduanya tertumbuk tak sengaja.

Tubuh keduanya berdesir dengan jantung berdetak kencang.

Aisyah tertegun memandang wajah pria yang sudah lama tidak dilihat. Wajah semakin dewasa ditumbuhi bulu-bulu halus membuatnya semakin tampan. Sedangkan Aryan terdiam terpaku di tempatnya menatap wajah wanita ini. Wajah yang selalu menemani mimpinya walau mereka berjauhan.

Aisyah menyadari apa yang dilakukan saat ini, seketika ia memalingkan wajah dan melanjutkan langkahnya tanpa menyapa pria tersebut. Aryan semakin sesak melihat tatapan keb3nci4n Aisyah padanya.

Dengan langkah pelan Aryan mengikuti kemana arah perginya Aisyah hingga sebuah taxi menyetopnya.

" Aisyah tinggal di mana?" tanyanya dalam kesendirian.

Ia pun berlari menuju mobilnya lalu bergegas mengikuti taxi yang membawa Aisyah. Entah apa yang membuatnya sehingga sangat penasaran dengan keberadaan Aisyah saat ini.

" Ke mana perginya taxi tadi?"

Tangan itu memukul stir penuh kekesalan, saat ini ia kehilangan jejak Aisyah.

" Ke mana aku harus mencarinya? Aisyah terlalu s0mb0ng, menatapku saja dia terlihat enggan apalagi menyapaku." rutuknya.

Aryan terlihat kesal mengingat wajah jutek Aisyah padanya.

Sebuah telepon dari seseorang membuatnya mendelik, sejak tadi Zahra menelpon karena itu ia kehilangan jejak Aisyah dan tidak dapat menemukannya.

" Kenapa tidak angkat teleponku sih , Sayang?" kesal Zahra terdengar di balik telepon.

Aryan mendesah dan tidak ingin menjawab pertanyaan tak penting kekasihnya. Saat ini dia benar-benar galau karena seseorang. Dia terlihat tidak puas jika tidak menemukan wanita yang ingin ditemuinya.

" Aku sekarang sibuk, sayang. Saat ini aku berada disebuah desa." terangnya berusaha bersabar.

" Desa mana? Kenapa tidak bilang kalau kamu ingin pergi ?" kesal Zahra semakin menjadi-jadi.

" Tidak sempat, Sayang. Maaf yah!"

Zahra mematikan telepon dengan perasaan geram, melemparkan ponsel ke sembarang arah.

Aryan tidak peduli karena di benaknya saat ini adalah sahabatnya.

Aryan memutar mobil menuju rumah sakit karena kehil4ng4n jejak taxi yang membawa Aisyah. Umpatan demi umpatan keluar dari mulutnya. Rahangnya mengeras kala mengingat tatapan Aisyah padanya.

" Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia tidak mengenalku ? Mana mungkin?" batinnya.

***

Aisyah sampai di rumah dengan hati kacau. Lagi dan lagi dipertemukan dengan pria masa lalu. Kenapa dia selalu muncul di depannya?

Wajah sembab akibat cairan bening yang tak hentinya menetes.

" Bagaimana Aisyah bisa menemui ibu kembali jika dia ada di sana?" gumannya.

Beberapa kali memikirkan cara agar bisa kembali ke rumah sakit tanpa bertemu lagi dengan pria itu.

" Aisyah harus apa? Ibu sangat ingin melihat cucunya tapi jika Aryan masih di sana, Aisyah tidak bisa ?

Serba salah dan Aisyah tidak tahu apa yang harus dilakukan. Takut jika Aryan masih di sana sedangkan dia tidak ingin mempertemukannya dengan Zidan. Cukuplah rasa sakit yang diderita beberapa tahun ini.

" Baru pulang, Nak?" sahut ummi Aidah yang setia menemani Zidan di kamar.

" Iya ummi," balasnya.

" Bagaimana dengan temanmu, Nak? Sudah sembuh?

Aisyah memandang wajah ummi Aidah, bertanya-tanya dalam benak antara jujur atau tidak.

" Ummi, ada yang ingin Aisyah katakan pada Ummi," ucapnya terlihat ragu.

Ummi Aidah lembut, senyum teduh yang sangat menyenangkan, itulah yang membuat Aisyah betah tinggal di lingkungan pesantren itu.

" Katakan nak, jangan ada yang disembunyikan!"

" Ibu Aisyah sedang masuk rumah sakit, ummi. Tadinya, kirain teman Aisyah yang sakit ternyata ibu." ucapnya terisak-isak.

Ummi Aidah tertegun dan berusaha tersenyum kembali. Ada rasa tak rela jika suatu saat nanti Aisyah meninggalkannya.

" Udah nangisnya ya sayang! Besok kita ke rumah sakit menjenguk nenek Zidan.

Aisyah menghambur kepelukan ummi menumpahkan segala rasa yang tertahan selama ini.

" Maafin Aisyah belum bisa jujur sama semua orang," batinnya masih dengan isakan tangis.

" Ya udah, ummi kembali ke kamar ya nak." sahut ummi Aidah setelah merasakan tangis Aisyah redah.

Di tempat lain Aryan tidak langsung menemui sang Ayah. Dia duduk termenung di sebuah kursi rumah sakit. Di tengah malam dengan tiupan angin menusuk dinding kulit tak dirasakan karena kekalutan.

" Mungkin aku hanya merasa bersalah padanya, bukan cinta. Aku hanya mencintai Zahra dan setelah kepulanganku di desa ini, aku akan melamarnya." gumamnya meyakinkan dirinya.

Hatinya merasa kacau setelah melihat wajah itu. Wajah yang selalu datang di mimpinya setiap saat. Seharusnya Zahra yang ada dalam mimpi itu bukan dia.

" Siapa suaminya? Kenapa Ayah tidak pernah mengatakan apa-apa padaku?"

Menatap langit-langit di penuhi dengan hiasan bintang-bintang. Sesekali meremas dan menarik rambut ke belakang karena risau.

Bayi dalam kandungan Aisyah masih terpikirkan olehnya.

Rasa penasaran mengenai Aisyah sangat menggebu-gebu sehingga pemuda itu berinisiatif mencari tahu sendiri.

" Lantas dimana bayi yang dikandung Aisyah saat itu?

Sambil memikirkan sesuatu, tangan itu mengetik dan mencari informasi tentang Aisyah di Medsos. Foto-foto Aisyah bersama bayi kecilnya terlihat di sana.

Postingan itu seperti unggahan beberapa tahun lalu tanpa ditemani seorang pria. Makin ke sini Aryan semakin penasaran.

1
Dar Pin
setuju Thor restu orang tua penting pasti ibunya akan memisahkan Adryan dengan Aisyah dengan latar belakang Aisyah kasian Aisyah akan menambah luka baru lagi
Daulat Pasaribu
mending GK isahlah Thor sama adrian.kalau mertuaacam nenek lampir
Dar Pin
aku rasa orang tua Adrian tidak setuju pasti nanti ada luka baru LG setelah menikah dengan Adrian bagaimanapun ceritanya berharap Aisyah tetep dengan Aryan thor persatukan mereka Thor pasti temennya disuruh nenek lampir untuk njebak Aryan
Daulat Pasaribu
jgn lah thor.mending Aisyah nikah sama Adrian memang tulus
MeiSusi Lowati
apakah ada jebak menjebak thoor?
Daulat Pasaribu
ini kamra lu aryan Karna jadi cowok pecundang
Khusnul Khotimah
ni suci pa aisyah tor?. trus yg ngomng adriyan tp tulisannya ariyan?
Dar Pin
pemeran utamanya Aisyah dan Aryan fillnya nggak dapat KL mereka dipisahkan maaf Thor buat Aisyah jd pemenangnya dihati Aryan
Dar Pin
aku masih berharap Aisyah bersatu dengan Aryan luka yg diberikan Aryan sangat dalam tp harus Aryan yg berjuang untuk menjadi obat bagi luka aisyah apalagi udah ada Zidan buat perjuangan Aryan untuk Aisyah berbuah manis untuk mereka Thor
Atun Ismiyatun
bagis pak bram...kamu begitu tegas pd aryan wlau diputramu...jangan biarkan aryan merusak hub aisyah dan adriyan biarkan mereka bahagia...soal zidan..aryan boleh kasih nafkah tiap bulanya tp tidak hrs menikahi ibunya..karena walaupun aryan dan aisyah menikah tetap saja zidan anak diluar nikah yg nasabnya jatuh pada ibunya...
Daulat Pasaribu
menyesal kau kan....mampooos
Daulat Pasaribu
wajar Aisyah begitu,
Aivy_Cheryl
ceritanya bagus, hanya saja masih banyak typo bertebaran, sebaiknya di cek ulang Thor sebelum di up, usul aku aja nih Thor, semangat 👍👍
Daulat Pasaribu
lanjut thor.kalau bisa ortu Aryan tau kelakuan anaknya
Lee Mba Young
mending aisyah pergi saja hidupnya gk akn tenang ada mantan, ada kekasih mantan. ntar ada ortu mantan, kl jd aisyah mending pergi yg jauh kuat kn hidup, sukses dulu jd kl nnti ketemu kluarga mntan dah punya kekuatan.
ini lagian si mantan pun otaknya masih plin plan kok.
Nasechah
sangat bagus ceritanya, hanya penempatan kata yg merutku kurang pas, tapi tetep di mengerti, soalnya menulis juga gk gampang kan, tetep semangat author, aku suka karyamu, di nanti kisah selanjutnya
Daulat Pasaribu
jgn CPT di kasih ampun si Aryan thor
Dian Isnawati
lanjut
Farida Rida
Aq benci Zahra dan Aryan, enak sekali mau ambil Zidan, laki" bejat tak bertanggung jawab
Atun Ismiyatun
aduh aryan itu klu ngomong seenak udel...helo kemana kamu dulu aryan setelah mengambil mahkotanya kamu pergi dan tidak memperdulikan perasaan aisyah...sekarang setelah tahu anaknya aisyah tampan dan pintan kamu mangambilnya...kamu ingat aisyah setelah cintamu menghianatimu...hadirkan sosok yg baik dan perhatian sama aisyah kak biar si aryan kebakaran jenggot...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!