Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
" Ma, pokoknya bagaimana pun caranya aku harus bisa mendapatkan Arhan Admaja, sumpah ma dia ganteng banget, aku akan benar benar gila kalau aku tak bisa mendapatkannya" Ucap Zahida kepada mamanya.
Laura tersenyum dan mengangguk.
Namun tiba tiba Zahida merasakan mual dan seketika itu berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya " Huek huek ".
Laura pun ikut panik dan menyusul anaknya ke kamar mandi " Zahida? apa yang terjadi nak? Kamu baik baik saja kan? ".
ceklek
Zahida keluar dari kamar mandi dengan wajah tertunduk " Ma, saya sudah telat satu bulan ".
deg
jedarrrr
Seperti petir yang menyambar, Laura syok dan lemas seketika " Anakku hamil benar benar hamil, dan siapa bapaknya, aduh, pasti gara gara pesta satu bulan yang lalu " batinnya.
Zahida menunduk dan tiba tiba saja bersimpuh di kaki Laura " Ma, ampun ma maafkan Zahida, sungguh aku tidak tahu akhirnya seperti ini, aku mohon ma jangan usir aku dari rumah ini " rengek Zahida sambil menangis.
Laura terdiam dan sejenak dia ingat tentang kejadian Zara waktu itu, dia diperkosa dengan seseorang dan hamil sedangkan anaknya sendiri melakukan hubungan entah dengan siapa tidak ada yang tau hingga sekarang dia hamil " Apa bedanya dia dengan Zara " Gumamnya lirih.
" Zahida kamu tutup mulut tentang kehamilanmu dan rahasiakan, jangan sampai ada yang tahu, mama pastikan kamu melahirkan di tengah tengah keluarga yang baik " Ucap Laura.
Zahida menatap mamanya " Maksud mama apa? ".
" Kamu akan mama nikahkan dengan laki-laki dari keluarga baik baik asalkan kamu nurut sama mama " Jawab Laura.
" Aku mau Arhan ma, aku mau dia yang menjadi suamiku " Rengek Zahida.
Laura melemparkan pandangannya jauh ke depan " Asalkan kamu nurut sama mama akan mama usahakan ".
Zahida berbinar dan tersenyum sambil mengelus perutnya.
Sejak saat itu Laura dan Zahida semakin gencar mencari informasi tentang Arhan Admaja.
...🐰🐰🐰...
Silvi mulai membuka matanya dan melihat ke sekeliling dan terlihat wajah cantik Zahara yang tersenyum padanya .
"Kak Silvi sudah sadar? " Sapa Zahara dengan lembut.
" Zahara, terimakasih kamu sudah menyelamatkan aku " Silvi merasakan tubuhnya sakit semua kemudian berusaha untuk duduk dan bersandar di sandaran dipan.
Zahara tersenyum " Sudahlah kak tidak apa apa, yang penting kak Silvi sudah sadar dan aman di sini ".
Silvi melihat ke sekeliling dan melihat rumah yang begitu mewah dengan hiasan yang terlihat mahal " Zahara, ini rumah kamu? ".
Zahara tersenyum dan sejenak teringat apa yang Ferdi ucapkan untuk merahasiakan statusnya dengan tuan muda Arhan, karena akan berbahaya baginya dan tuan muda apa lagi kalau sampai media tahu.
Silvi menggoyangkan lengan Zahara " Hei Zahara? kamu kenapa? ".
" Eh tidak kak, ini rumah pamanku kak" Jawab Zahara spontan.
Silvi pun mengangguk dan dengan perlahan dia turun dari dipan kemudian berjalan untuk melihat seisi rumah " Wah, rumahnya mewah sekali, pasti paman kamu orang kaya raya Zahara? " .
Deg
Mata Silvi terbelalak dan berhenti di sebuah foto besar yang terpajang di sudut ruangan itu.
" Arhan " Gumamnya lirih, dan kebetulan saat itu bayangan Arhan muncul di dalam foto tersebut.
Seketika Silvi menoleh ke belakang dan semakin terkejut karena melihat sosok tampan yang selama ini dirindukannya.
"Arhan, kamu" Ucap Silvi lirih yang membuat Zahara ikut terkejut " Kak Silvi kenal sama kak Arhan? ".
Silvi tersenyum dan mengangguk namun Arhan hanya terdiam mematung kemudian berjalan mendekati keduanya.
" Silvi, kenapa kamu di sini? " Tanya Arhan.
" Kak Arhan , tadi aku bertemu kak Silvi di jalan sedang dikejar orang jahat dan dia terluka lalu aku menolongnya " Jawab Zahara .
Arhan mendengus dan melemparkan pandangannya ke arah samping kemudian meminta Zahara menyimpan tas kerja dan jasnya, Zahara pun menurut dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Tinggallah Arhan dan Silvi berdua di dalam ruangan itu yang saling diam.
" Kenapa kamu ke sini! " Tanya Arhan ketus.
Silvi mendekati Arhan " Arhan, kenapa kamu seakan tidak senang melihatku ? maafkan semua salahku Han? ".
Arhan memasukkan kedua tangannya di kedua saku celananya " Lebih baik kamu segera meninggalkan rumah ini Vi, jangan ganggu hidupku lagi ".
Silvi menatap Arhan dengan berkaca kaca
" Arhan, tidak adakah sedikit maaf untukku , biarkan aku kembali padamu aku masih sangat mencintaimu Han ".
Arhan menyunggingkan senyum miringnya
" Hh cinta, maaf, sudah terlambat Vi, aku sudah menemukan penggantimu dia lebih baik darimu ".
Silvi menunduk dengan buliran air mata " Iya syukurlah Han, tapi kasih tahu aku siapa dia, apa benar kamu sudah menikah, dengan siapa Han? Bukan Zahara kan? gadis kecil itu".
" Eh bukan bukan kak, aku aku dan kak Arhan kami, em dia sepupu iya sepupu iya kan kak" Sahut Zahara dari belakang kemudian mendekati Arhan yang hanya diam menahan gejolak di dadanya apalagi mendengar pengakuan Zahara yang mengatakan dia kakak sepupunya.
Silvi pun sedikit lega dan dia yakin Arhan pasti berbohong untuk membuatnya menjauh darinya.
" Oh aku tahu kak Silvi dan kak Arhan pernah pacaran ya, ngaku saja aku pernah lihat lo berita kalian di televisi, kalian sangat cocok, sang satu cantik dan satunya tampan " Ucap Zahara yang membuat Arhan melotot tajam dan semakin geram.
Silvi menatap Arhan lekat kemudian dengan berani memeluknya membuat Zahara yang berganti melotot tajam " Hahhh beraninya kamu peluk kak Arhan? " Gumamnya lirih.
Arhan pun terus menatap Zahara hingga pandangan mereka bertemu dan saling terkunci.
" Kenapa hatiku sakit ya melihat kak Arhan dipeluk cewek lain, tidak tidak tidak aku kan tidak mencintai dia" Gumamnya Zahara lirih kemudian menunduk dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Arhan terus menatap kepergian Zahara.
" Arhan, aku sangat merindukanmu Han, mulai sekarang aku milikmu Han apapun yang kamu mau aku rela melakukan untukmu " Ucapnya sambil menarik tubuhnya dari pelukan Arhan.
Arhan tak bergeming kemudian melangkah pergi namun tangan Silvi meraihnya " Katakan sesuatu Han? ".
Arhan kembali menatap Silvi " Pergi, aku bilang pergi dari sini dan jangan pernah muncul di depanku lagi! ".
Deg
Silvi merasakan ada rasa sakit yang luar biasa di hatinya mendengar ucapan kasar dari orang yang sangat dicintainya itu, hatinya bagai disayat seribu pedang . Dan tiba tiba air matanya jatuh tanpa bisa dibendung lagi.
" Arhan, tega kamu " Ucap Silvi kemudian berlari dari sana dengan membawa luka dan air mata.
Sementara itu Arhan berjalan menuju kamarnya untuk menemui Zahara.
Arhan membuka pintu kamarnya perlahan dan melihat istrinya tertidur meringkuk di balik selimut.
Arhan duduk dan mengusap kepala Zahara. Yang dia pikirkan Zahara pasti sedang menangis di balik selimut karena cemburu. Dengan senyum penuh percaya diri Arhan pun memeluk tubuh Zahara dan berbisik
" Sudahlah jangan menangis lagi ".
Namun sebuah suara mengejutkan Arhan
( Suara dengkuran halus Zahara).
Arhan mengernyitkan keningnya dan membuka selimutnya perlahan.
Matanya membulat " Apa apaan ini, aku pikir dia menangis ternyata tidur, hahhhh, menjengkelkan banget! ".
Dengan kesal Arhan menutup kembali selimut Zahara dan tidur memunggunginya dengan perasaan dongkol.
