Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Loly pun mulai kembali dari warung dengan membawa, bahan-bahan yang akan dia masak pagi ini, namun kali ini perhatiannya tertuju dengan Namira yang sedang termenung seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Hai, jangan termenung nanti di masukin penunggu sini," goda Loly yang membuat Namira terkejut.
"Iiih, apaan sih ganggu saja," dengus Namira.
"Kenapa? Sepertinya kau sedang menyimpan sesuatu?" tanya Loly.
"Kak, kalau boleh ijinkan aku untuk tinggal di kost ini sementara waktu saja, sebelum aku menemukan tempat baru," ucap Namira tiba-tiba.
"Kau mau kemana Mir," sahut Loly.
"Gak tahu Kak, yang jelas aku sudah tidak mau tinggal di rumah lagi, aku trauma Kak," adu Loly yang belum sempat cerita tentang kejadian tadi malam.
"Memangnya kenapa, ada apa dengan tadi malam, sehingga membuatmu tiba-tiba tidur di terasku." Loly pun mulai memberondong berbagai pertanyaan.
"Begini Kak tadi malam (...........)" Namira pun menceritakan apa yang terjadi tadi malam.
"Astaga! Mira, kenapa kau tidak bilang dari tadi, Ya Allah Mir, untung kau dan anakmu baik-baik saja," ucap Loly dengan di penuhi rasa bahagia dan sedih.
"Kuasa Allah Kak, di saat aku dalam keadaan sulit pun Allah masih menolongku," sahut Mira dengan rasa syukur yang begitu luar biasa.
"Baiklah kalau begitu aku tidak akan pernah membiarkanmu tinggal di luar cukup di sini saja, bersamaku dan Sean, aku juga akan merasa tenang jika di tinggal kerja, Sean ada yang jaga," papar Loly.
"Gak usah deh Kak, aku sungkan jika harus terus menerus ngerepotin Kakak, biar aku tinggal di kost sendiri saja," sahut Namira yang merasa sungkan.
"Udah Mir, jangan merasa sungkan seperti itu, kau ini sudah aku anggap seperti saudara sendiri, jadi buanglah jauh-jauh rasa sungkan mu itu, lagian dari pada dibuat untuk bayar kost lebih baik duitmu di simpan untuk biaya kelahiran bayi mu nanti," tutur Loly.
"Tapi Kak, aku tidak mau merepotkan Kak, Loly," ucap Namira yang merasa tidak enak.
"Sudah jangan banyak tapi, dan jangan berpikir hal yang tidak-tidak, biaya mu setelah ini bertambah, belum lagi kebutuhan lain-lain seperti Pampers baju bayi, udah deh nurut saja, apalagi saat ini kamu masih belum bekerja, ya kecuali ayah dari anakmu masih memberi tunjangan sampai sekarang," sahut Loly yang keceplosan.
"Tunjangan apa Kak, gak ada, kemarin saja pas waktu aku datangi ke rumahnya dia bilang akan tetap memberi nafkah dengan anaknya, meskipun dia tidak menikahiku, tapi kenyataannya zonk, tapi sudahlah aku gak mau berharap sama pria berengsek itu, sekalian saja, anakku ini tidak usah kenal siapa ayahnya," ucap Namira.
"Mir, maaf ya, aku gak bermaksud begitu," sesal Loly.
"Gak apa-apa Kak, tenang saja.
********
hari demi hari minggu demi Minggu sudah di lalui bahkan sekarang sudah dua bulan Namira menetap di kost Loly, hari-hari Namira terlihat lebih aman di sini ketimbang di rumahnya yang sekarang kondisinya sudah tidak aman lagi, bahkan Namira sudah memutuskan untuk menjual rumah itu.
Karena uang hasil tabungannya juga sedikit demi sedikit kepakai buat biaya periksa ke dokter dan masih banyak keperluan lainnya, sehingga membuat Namira menjual rumah peninggalan kedua orang tuanya hal itu dia gunakan untuk membuka usaha nanti, ketika bayinya sudah lahir.
"Alhamdulillah Sayang, tidak terasa nunggu hitungan hari lagi kau lahir ke dunia," ucap Namira sambil mengelus perut buncitnya.
"Tante, sebentar lagi adiknya lahir ya?" tanya Sean sambil sibuk dengan mainan mobil-mobilannya.
"Iya, Sayang. Doa kan saja ya, semoga adik bayinya lahir dengan selamat," sahut Namira.
"Iya Tante.
******
Saat ini Loly sedang sibuk di restoran mengantar makanan ke meja pengunjung satu persatu, ketika dia hendak mengantar makanan ke meja nomor 08 tiba-tiba saja langkahnya terhenti karena pemilik meja nomor 08 itu adalah Samudra.
"Kenapa berhenti Mbak, bukannya itu pesanan saya," ucap Samudra.
"Eh iya Pak, maaf," sahut Loly, sambil meneruskan lagi langkahnya dan mulai menaruh makanan tersebut diatas meja.
"Loly, bolehkah saya bicara sebentar," ucap Sam tiba-tiba.
"Eh, mau bicara apa?" tanya Loly.
"Begini, saya ingin menanyakan keadaan Namira apakah dia sudah melahirkan," sahut Samudra seakan menahan kesedihan, di pelupuk matanya.
"Namira masih belum melahirkan anak Bapak, kalau memang Bapak peduli temui saja sendiri, biar bagaimanapun dia itu sudah mengandung darah daging Bapak," ucap Loly yang sedikit membuat hati Sam teriris.
"Tidak semudah itu saya bisa menemui Namira, apalagi dengan kondisi rumah tanggaku yang hampir membaik, aku tidak ingin menyakiti hati istriku lagi, kamu paham kan maksud diriku," sahut Sam yang sebenarnya berat mengatakan ini kepada sahabat Namira ini.
"Kalau mau menjaga hati istri Bapak, kenapa harus menanyakan Namira, kalau mau jadi berengsek sekalian saja jadi berengsek gak usah membuka luka lama yang nantinya bisa membuat istri Bapak salah paham," ucap Loly.
"Saya hanya ingin menitipkan sesuatu," sahut Sam sambil menyodorkan sebuah amplop berwarna cokelat.
"Apa ini Pak?" tanya Loly yang merasa bingung.
"Tolong kasihkan ini kepada Namira dan jangan bilang kalau uang ini dari saya, bilang saja itu dari orang yang ingin bersedekah dengan ibu hamil," terang Sam, yang membuat Loly tersulut emosi.
"Segitu mudahnya Bapak berbicara begitu dengan Namira, kalau aku jadi Namira aku tidak akan pernah mau menerima uang dari Bapak, kalau mau ngasih, ngasih saja tidak usah menyembunyikan identitas anda memangnya segitu tergila-gilanya teman saya kepada Bapak, sampai-sampai ingin memberi saja, Bapak harus menyembunyikan identitas," sahut Loly yang merasa tersinggung.
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud seperti itu, jujur saja saya di bingungkan dengan situasi seperti ini," akui Sam.
"Kalau memang seperti itu lebih baik, bapak tidak usah menunjukkan kepedulian dalam bentuk apapun, kalau mau jahat sekalian saja jadi jahat," ucap Loly.
"Terserah kamu mau bilang apa tentang diriku, aku tidak peduli, yang terpenting aku mau uang ini sampai ke tangan Namira," papar Samudra sambil meninggalkan tempat.
"Heh, Pak Samudra ini makanan dan uang anda," panggil Loly.
"Ambil saja, semua," sahut Sam, sambil berlari meninggalkan restoran tersebut.
Mobil pun melaju dengan kecepatan yang begitu tinggi, saat ini emosi Samudra sedang berada di puncaknya, bahkan dia sampai tidak peduli banyak pengendara lain yang mengucapkan sumpah serapah akibat perbuatannya yang begitu ugal-ugalan di jalanan umum seperti ini.
"Haaaaaah! Kenapa semua menjadi rumit seperti ini ... Ini tidak adil untukku, bagaimana mungkin aku harus mengabaikan darah dagingku di saat Tuhan sudah mulai memberiku gelar seorang ayah!" teriak Sam, sekencang mungkin di dalam mobilnya.
Selamat siang semoga suka dengan kelanjutan babnya.❤️❤️❤️🙏🙏🙏
ngesak bgt thor hasrat Sean dan Nara utk bertemu dgn ayah biologis mereka.
masih penasaran nih....
smoga ada yg menolong dg tulus iklas
karma samudra atas kelakuan jahat pd Namira dan anak kamu... semoga Novia ketahuan berselingkuh....