Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Ehh, Ran. Tadi aku liat, kanu kesini bareng cowok. Dia siapa?" tanya Susi penasaran.
Rania sudah menebak, ia akan mendapat pertanyaan seperti itu dari sahabatnya.
"Oh itu, namanya Rudy. Ayah menyuruh nya buat ngejaga aku. Sebenarnya, aku risih kemana-mana diikutin gitu. Tapi ya, mau gimana lagi, aku enggak mau buat mereka kecewa kalau aku tolak." jelas Rania.
"Beruntung banget kamu Ran, meskipun mereka hanya orang tua angkat kamu, tapi mereka begitu sayang sama kamu. Jujur, aku iri sama kamu Ran," ucap Susi sedih. Mungkin dia teringan dengan almarhum sang ayah yang sudah lebih dulu pergi.
"Sabar ya Sus, semoga ayah kami diberi tempat yang indah di sisi Allah." ucap Rania sembari mengelus pundak Susi.
"Aamiin." jawab Susi.
Menjelang sore, Rania berpamitan pulang. Seperti janji nya pada sang bunda, ia akan pulang sore hari.
"Non, mau langsung pulang atau mau kemana dulu?" tanya Rudy.
"Langsung pulang saja." jawab Rania.
Satu jam perjalanan, Rania tiba di rumahnya. Seperti biasa, Rania menghampiri bu Delina di ruang tv.
"Assalamualaikum, bunda."
"Waalaikumsalam, baru pulang sayang?" tanya Bu Delina.
"Iya bun, aku ke kamar dulu ya mau bersih-bersih." pamit Rania. Bu Delina mengangguk lalu melanjutkan lagi aktivitas menonton nya.
Selesai mandi, Rania membuka Hp nya yang sedari tadi berbunyi. Dia belum sempat membukanya.
"Pak Rt telepon? Ada apa ya?" guman Rania.
"Rania, bapak hanya ingin mengabari kamu kalau pak Wijaya sekarang ini di rawat di rumah sakit. Bapak tidak tahu lagi harus menghubungi siapa, karena kedua kakak kamu tidak pulang-pulang." pesan pak Rt.
Sontak Rania terkejut, mendengar kabar Papahnya dirawat. Meskipun Rania masih sakit hati, tapi dia juga khawatir dengan kondisi papah nya.
"Astaghfirullah, aku harus kesana segera." ucap Rania.
Rania turun ke bawah, Dia ingin menemui ayah dan bunda nya kemudian meminta izin pergi menemui sang Papah.
"Ayah, Bunda. Rania mau bicara sesuatu." ucap Rania.
"Apa sayang?" tanya bu Delina.
"Begini bun, yah. Rania mendapat pesan dari pak Rt di Bandung. Beliau mengabari, kalau Papah sedang di rawat di rumah sakit. Rania mau minta izin ke sana Boleh gak?" ucap Rania ragu-ragu.
"Astaghfirullah, terus sekarang kondisi nya bagaimana?" tanya pak Rizky.
"Rania tidak tahu, yah. Makannya Rania izin mau pergi kesana."
"Yasudah, kita kesana sama-sama. Ayah juga mau ketemu dengan Papah kamu." ucap pak Rizky. Bu Delina hanya mengangguk mengikuti sarann sang suami.
Esoh hari nya, Mereka berangkat ke Bandung. Selama perjalanan, Rania merasa cemas dengan kondisi sang Papah.
"Kamu jangan khawatir ya sayang, insyaallah, papah kamu akan baik-baik saja." ucap bu Delina menenangkan Rania hang terlihat cemas.
"Iya bun." jawab Rania.
Menemouh perjalanan yang cukup jauh, Mereka tiba di rumah sakit tempat pak Wijaya dirawat. Disana sudah ada pak Rt yang memang tadi sudah dihubungi Rania.
"Assalamualaikum pak, bagaimana kondisi bapak saya?" tanya Rania.
"Kata dokter, pak Wijaya mengalami stroke. Tapi masih bisa di sembuhkan, jika beliau banyak istirahat dan sering kontrol." ucap pak Rt menjelaskan.
"Bagaimana kejadiannya pak, hingga bapak saya seperti itu?" tanya Rania lagi.
Pak Rt dengan sangat hati-hati menjelaskan semuanya, dari awal kejadian tanpa ada yang di tutup-tutupi.
