“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”
~Alatha Senora Dominic~
🍁
Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.
“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”
Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚
*
Mature Content.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21 Kembali
Pagi-pagi sekali mansion Renner di gemparkan dengan kedatangan Atha yang di antarkan pengawal Kakek Fudo.
Pengawal tersebut menjelaskan tentang kecelakaan yang di alami Atha dan siapa yang menolongnya.
Tentu saja semua itu sepenuhnya adalah kebohongan yang telah di susun secara rapi hingga tidak ada yang mencurigakan sama sekali.
Jeremy Faiz Renner lelaki itu menatap Atha dan pengawal yang mengantarkannya dengan sedikit memicingkan mata.
Jika benar kecelakaan itu terjadi kenapa tidak langsung menghubungi pihak keluarga. Tentu saja pengawal itu berdalih bahwa mereka tidak menemukan identitas apapun saat terjadi kecelakaan dan kondisi Atha saat itu juga tidak sadarkan diri.
Setelah pengawal itu menceritakan semuanya, Jeremy mengangguk yakin. Ada benarnya juga apa yang di katakan mereka.
Semuanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Atha sudah kembali menginjakkan kakinya di mansion terkutuk ini.
Mansion mewah saksi bisu dimana ia sering di siksa, di sakiti bahkan di perlakukan seperti budak.
Dan di mansion ini juga Atha akan melakukan hal yang sama.
Jeremy merangkul Atha dan mencengkram bahunya dengan kuat. “Sampaikan terimakasih saya pada Tuan kalian. Terimakasih telah menolong istriku.” ucapnya membuat Atha memutar bola mata jengah.
Sungguh drama yang luar biasa, kau pantas di sebut drama king yang pandai memainkan peran.
“Jika begitu kami permisi Tuan, Nona.”
“Sekali lagi terimakasih Tuan-Tuan.” Jeremy tersenyum yang terlihat sekali di paksakan.
Pengawal itu menunduk sopan sebelum meninggalkan mansion mewah Renner.
Kini tatapan mata Jeremy tajam menatap wajah Atha yang menyandarkan tubuhnya di sofa.
Geram dengan sikap wanita itu yang terlihat acuh dan tanpa rasa bersalah.
“Kau darimana saja hah?! Dasar bodoh, kau membuat semua orang khawatir.”
Atha membalas tatapan Jeremy tak kalah tajam. “Mengkhawatirkan aku? Apa aku tidak salah dengar Tuan Jeremy yang terhormat.” jawaban Atha jelas memancing keributan. “Bukankah kalian semua hanya menganggap aku boneka, mainan atau apalah itu kalian menyebutku. Lalu untuk apa kalian mengkhawatirkan aku? Lucu sekali. Apa kau sedang bercanda Jeremy?”
Jeremy yang sudah terbakar amarah melayangkan tangannya.
Plak!
Tangan Jeremy di sambut dengan kibasan tangan Atha. “Jangan berani lagi menyentuhku, Jeremy.” Atha bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Jeremy yang terkejut dengan perlawanan Atha.
Baru beberapa langkah Atha berjalan. Ia berhenti dan menoleh ke arah Jeremy dengan tatapan sinis.
“Jangan meremehkan seorang wanita. Karena marahnya seorang wanita adalah kehancuran untukmu!” kata-kata ungkapan Atha terdengar seperti peringatan.
Atha kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya yang berada di lantai tiga.
Di ujung tangga Atha melihat Arsy yang berdiri menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
“Nona.”
“Anda baik-baik saja Nona. Syukurlah...”
Atha melihat jelas pancaran ketulusan dari manik mata pelayan pribadinya tersebut.
“Jangan khawatir. Aku baik-baik saja.” jawab Atha singkat tanpa ekspresi.
Tak ada senyum ataupun raut wajah bahagia dari wajahnya.
Atha melewati Arsy begitu saja dan masuk ke dalam kamar utama.
Brak!
Pintu kamar di banting Atha dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang lumayan nyaring.
Arsy menunduk melihat perubahan sikap sang Nona yang lain dari biasanya.
“Kenapa anda berubah Nona.”
*
Jeremy terduduk di ruang kerja dengan pikiran yang berputar membayangkan perubahan sikap Atha yang menjadi sedikit pembangkang.
Lelaki itu bahkan berpikir mungkinkah kepala wanita itu membentur sesuatu hingga membuatnya berubah.
Belum lagi mengingat masalah Axton Dominic yang sudah bebas dengan penjamin yang tidak di ketahui tersebut membuat kepala Jeremy rasanya ingin pecah.
Siapa orang yang berani melawan kekuasaan keluarga Renner? Siapa yang menjamin Axton Dominic?
Jeremy menyandarkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan mata.
Tak lama ponselnya berdering. Jeremy langsung mengangkatnya karena nada dering panggilan itu hanya di gunakan untuk istri tercinta.
Istri tercinta, sebutan yang menggelikan. Oh Jeremy kau memang sungguh bodoh menyangkut soal hati.
“Halo Sayang!” suara manja di seberang sana membuat Jeremy menyunggingkan senyum tipis.
“Apa Sayangku Cintaku.” jawabnya membuat tawa wanita itu pecah.
“Bagaimana kabar mengenai keberadaan Atha. Apa kau sudah menemukannya?!”
Terdengar helaan nafas pelan dari Jeremy. “Dia sudah kembali ke mansion pagi ini.”
“WHAT?! Are you seriously.” terdengar pekikan lantang dari Serin.
“Hmm.” Jeremy berdahem.
“Kau menemukan wanita bodoh itu dimana Sayang?!”
“Dia mengalami kecelakaan dan orang yang menolongnya yang mengantarkannya kembali kemari.”
“Benar-benar wanita bodoh! Kau harus kembali menyiksanya Sayang. Jangan biarkan dia hidup bahagia.”
“Ya ya, aku tahu. Kau tenang saja.”
Terdengar desahan di ujung panggilan. Sepertinya Serin tengah memancing dirinya.
“Aku merindukanmu...” suaranya serak penuh goda. “Datanglah ke penthouse. Aku menunggu Sayang.”
Tiba-tiba sambungan terputus setelah Serin menggoda Jeremy.
Tanpa pikir panjang Jeremy langsung meninggalkan ruang kerja dan melangkah keluar dari mansion.
Ternyata kau tergila-gila dengan tubuh seorang Serin. Apa itu benar cinta atau hanya obsesi semata?!
Sedangkan di tempat lain seorang wanita tertawa dengan lantang setelah mendengar kabar kembalinya sang sepupu yang beberapa waktu menghilang bagai di telan bumi.
Rencana-rencana jahat kembali di susun di kepalanya untuk membuat Atha menderita.
“Kau adalah musuhku yang sesungguhnya Alatha Senora Dominic.”
“Aku akan membuatmu kembali menjadi boneka Jeremy yang tidak berharga. Kau hanyalah sampah seperti Ibumu yang jalaang itu.”
Di sini, kaulah yang terlihat bodoh Serin. Kau memanfaatkan Jeremy untuk menyiksa Atha. Namun apa kau yakin bahwa lelaki itu tak terjerat oleh pesona seorang Alatha Senora Dominic yang kecantikannya seperti dewi.
Apa kau yakin bahwa lelaki yang kau banggakan sama sekali hanya bermain fisik tanpa mengandalkan hati.
Cinta itu tumbuh karena terbiasa. Di pupuk dengan perhatian dan di siram dengan kasih sayang.
Bersama Atha, Jeremy di jadikan raja yang selalu di layani.
Sedangkan kau?
🍁
Bersambung...