seorang gadis 18 tahun bernama Kanaya Nadhira harus menerima perlakuan kasar dan semena-mena dari ibu dan adik tirinya.semenjak ayahnya meninggal sikap ibu tirinya berubah.dia di perlakukan layaknya seorang pembantu.namun,siapa sangka ibu dan adik tirinya,menjual Kanaya kepada seorang muncikari dengan harga mahal!
Kanaya di pertemukan dengan seorang pria dewasa yang sedang mencari wanita, untuk melayani anaknya yang mengalami orientasi seksual atau gay.dia seorang pengusaha terkenal. meminta Kanaya untuk bersedia menikah dengan anaknya,berharap Kanaya dapat merubah sikap anaknya seperti semula.dengan mengancam sehingga Kanaya terpaksa bersedia di nikahkan dengan anaknya.
mampukah Kanaya merubah jalan hidup suaminya? rahasia apa yang di sembunyikan suami Kanaya, sehingga dia berubah menjadi gay? penuh dengan ketegangan dan konflik romantis, ikuti kisah Kanaya di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Kanaya tak memperlihatkan rasa terkejutnya.setelah mendengar jawaban dari fiona, dia berusaha bersikap biasa saja.
"Kayanya lo, tertarik sama kei."ujar Olivia,menatap penuh curiga pada kanaya.
"Bukan begitu,aku hanya penasaran saja.karena yang ku lihat,sikap keivano terlihat dingin pada wanita.aku hanya ingin,memastikan saja...apa kabar yang ku dengar benar adanya." Kanaya mencoba bersikap tenang, karena banyak hal,yang ingin dia ketahui tentang keivano.
"Gue kira,lo naksir sama dia!" Fiona tersenyum menggoda kanaya.
Kanaya menggelengkan kepala, tak menyangka dengan pemikiran kedua temannya ini.
Di sela perbincangan random mereka, tiba-tiba datang beberapa gadis,yang menatap tidak suka ke arah kanaya.matanya menatap tajam kearah kanaya,mereka menghampirinya dan meraih jus jeruk yang ada di hadapan kanaya, dan menyiramkan nya ke wajahnya.
"Woi... gila lo! " teriak fiona, saat melihat giselle yang tiba-tiba menyiramkan jus jeruk ke wajah kanaya.
Dia langsung berdiri,dan menatap giselle penuh amarah.
"Diam lo!nggak usah ikut campur, ini urusan gue sama si cupu! "bentak giselle pada fiona yang berusaha membela kanaya.
Giselle menatap kanaya, yang sedang berusaha membersihkan tumpahan jus jeruk di wajahnya.
" Heh... cupu! ini baru peringatan saja buat lo, karena lo udah cari masalah sama, gue! " Giselle menunjuk wajah kanaya dan mengancamnya.
Ketika fiona dan Olivia ingin membalas perkataan giselle.kanaya terlebih dulu angkat bicara.
"Aku sama sekali tidak mencari masalah dengan mu.bahkan saat aku tak sengaja menabrak mu, aku sudah meminta maaf, jadi di mana salah ku." Kanaya berusaha berbicara dengan tenang walau sebenarnya dia ingin sekali marah bahkan menangis.
Melihat sikap kanaya yang tenang ,membuat Giselle geram.dia berharap kanaya menangis ketakutan, tapi malah sebaliknya. terlampau kesal dan merasa di permalukan, dengan gerakan cepat Giselle mendorong tubuh kanaya keras.
Kanaya yang tak siap pun, terjatuh bahkan punggungnya terbentur ujung meja yang ada di belakangnya.
"kanaya! " teriak fiona dan Olivia yang melihat kanaya terjatuh.
Giselle tersenyum puas,melihat kanaya yang terjatuh dan meringis kesakitan.
"Dasar cewek gila, lo.berani ya, lo... " teriak fiona namun terpotong saat seseorang menghampiri mereka.
"Berhenti...!lo semua ikut gue ke ruang BK!" ucapnya dengan nada berat dan dingin.
Semua mata,tertuju pada galleo yang baru saja masuk ke kantin,dan melihat keadaan ribut di meja kanaya. bahkan keributan yang di buat Giselle,menjadi bahan tontonan semua orang.
Keivano pun,yang sejak tadi berada di dalam kantin melihat kejadian itu, namun dia tak peduli.berbeda dengan teman-teman nya yang membanggakan sikap kanaya,yang berani menghadapi seorang Giselle.
"Kok kita, sih!Giselle yang mulai duluan!" Terdengar suara fiona yang sedang melayangkan protes pada galleo.
"Bener leo,si Giselle tuh, yang duluan cari gara-gara.tiba-tiba aja, dia datang menyerang naya! " seru Olivia menimpali perkataan fiona.
Giselle yang tak terima di pojokkan,membela diri.namun semua orang yang berada di kantin memberitahu kejadian yang sebenarnya.karena semakin terpojok, Giselle dan antek-anteknya pun pergi dari sana dengan perasaan kesal dan malu.
"Nay lo nggak apa-apa? " tanya fiona menelisik seluruh tubuh kanaya.
Kanaya tersenyum,saat melihat fiona yang terlihat khawatir padanya. "Aku nggak apa-apa.kalau begitu aku mau ke toilet dulu."
"Gue antar.... "
"Tidak perlu, sebentar lagi masuk... jadi lebih baik kalian selesaikan makan kalian." Kanaya menolak secara halus, tak ingin merepotkan temannya.
Fiona dan Olivia menghela nafas, membiarkan kanaya pergi ke toilet sendiri.galleo yang melihat situasi sudah tenang, pergi dari hadapan mereka menuju meja keivano.
"Gue salut sama anak baru itu.dia bukan tipe cewek menye-menye. " seru gerry.
Farrel dan tian terkekeh melihat sikap gerry yang begitu memuji kanaya, sedangkan keivano dan galleo bersikap acuh dengan sikap gerry.
"Memangnya siapa dia, aku sepertinya baru melihat dia?" Julian membuka suara setelah lama memperhatikan keributan di kantin.
"Dia anak baru di sekolah kita, kebetulan dia,baru masuk hari ini dan tentunya sekelas sama kita, ya...nggak! " ujar geri menjawab pertanyaan Julian, kemudian meminta pendapat kepada teman-teman nya.
"Oh... begitu, menarik...! " Julian tersenyum tipis, kemudian menatap ke arah keivano.
Gerry dan teman-temannya saling menatap,saat mendengar perkataan julian.
Julia kemudian terkekeh. "Aku hanya bercanda...! jujur kalau dilihat seksama dia memang menarik."ucapannya, menyandarkan kepala di bahu keivano.
Gerry dan yang lainnya hanya menggerakkan bahu acuh,mendengar ucapan Julian.
Sementara itu di toilet, kanaya berusaha membersihkan tumpahan jus jeruk di rambut,bahkan di seragam putihnya.dia merasa kesusahan membersihkannya, karena warna dari jus itu sangat melekat di seragamnya.
Kanaya memutuskan untuk menyudahi kegiatannya,membiarkan baju bagian dadanya yang basah .
Kanaya menyadari jika bagian tubuhnya terlihat menerawang akibat seragamnya yang basah.
" bagaimana ini, aku tidak mungkin keluar dengan keadaan seperti ini."gumamnya putus asa.
Terdengar suara,ketukkan pintu dari luar.kanaya pun mengernyitkan dahi, bertanya dalam hati, siapa yang mengetuk pintu?
Kanaya menyipitkan mata,melihat seorang siswi, berdiri dengan tangan memegang sebuah paper bag.
"Kamu kanaya?" tanyanya tersenyum ramah.
Kanaya mengangguk, kemudian membuka lebar pintu toilet.
"Ini ada sesuatu untuk mu, seseorang menitipkan ini pada ku, dan meminta ku untuk memberikannya kepada mu." Siswi itu menyerahkan paper bag pada kanaya.
"Maaf,mungkin kamu salah orang."
"Tidak,aku tidak salah orang. jadi tolong terima,aku harus segera masuk ke kelas." Memberikan paksa paper bagnya,kepada kanaya dan segera pergi dari sana.
Kanaya mematung menatap paper bag di tangannya,hatinya pun penasaran dengan isi dari paper bag itu.
Kanaya mematung,saat melihat isi dari paper bag itu.sebuah baju seragam putih yang masih baru.seketika hatinya bertanya-tanya,siapkah orang yang memberikan baju seragam untuk nya.
Tak ingin berlama-lama di sana,kanaya pun segera memakai baju seragam baru itu, kanaya kagum, karena ukurannya sangat pas di tubuhnya.
Setelah selesai, dia pun segera pergi menuju ke kelasnya.
"Lo, kenapa lama?" tanya fiona, melihat kanaya yang baru saja masuk ke kelas.
" Toiletnya penuh, jadinya harus antri." ujar kanaya berbohong.
"oh... begitu!" seru fiona,memicingkan mata ke arah paper bag yang ada di tangan Kanaya.
"Lo bawa apa?" tanya fiona,menatap ke arah paper bag.
Kanaya mematung, dia bingung harus menjawab apa.
"Heh...diem lo,gurunya udah masuk. " pekik Olivia, menarik tangan fiona agar duduk menghadap ke depan.
Seorang guru pun masuk ke kelas, kanaya pun segera duduk. dia tidak melihat sosok galleo di bangkunya.dia pun,menyimpan paper bagnya di bawah meja.
Saat menoleh ke bangku seberang,tatapan tajam keivano dan kanaya bertemu.jantung Kanaya berdegup kencang,seakan tatapan keivano seperti sedang mengintimidasi dirinya.