Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Karena menghabiskan waktu dua jam di perjalanan, ketiganya pun memutuskan pergi ke restoran yang memiliki menu yang sangat enak dan mewah. Monica yang sudah lama tidak menikmati makanan khas Indonesia, memesan banyak makanan dan memakannya dengan lahap. Tak hanya Monica, namun Sean pun ikut makan dengan lahap berbeda dengan Lexa yang menikmati makanannya sedikit demi sedikit bahkan hampir tak tersentuh sama sekali.
"Dek, kenapa nggak makan lagi?" Tanya Sean sembari fokus memperhatikan Lexa membuat Monica ikut melihat Lexa.
"Lexa sudah kenyang Kak, tadi di kantin juga sudah makan," ucap Lexa yang di pahami Sean lalu kembali melanjutkan memakan makanannya.
"Oya, by the way suami Lexa kerja apa?" Tanya Monica tiba-tiba sebab penasaran.
"Mas Elvin mengajar mahasiswa mbak," jawab Lexa terlihat tak tertarik membahas tentang Elvin.
"Elvin juga memimpi perusahaan keluarganya. Dia direktur utama seperti kak Arsen," sahut Sean membuat Monica mengangguk paham.
"Keren dong, Lexa beruntung mempunyai suami seperti itu. Jaga baik-baik ya soalnya pelakor berada di mana-mana," ucap Monica yang sangat disetujui Sean.
"Benar itu Dek, jaga suamimu," ucap Sean namun Lexa menganggap enteng nasehati kedua kakaknya itu.
"Buat apa di jaga kak, toh Mas Elvin sudah dewasa dan dia bisa menjaga dirinya sendiri. Harusnya dia yang menjagaku agar nggak di ambil orang," ucap Lexa dengan wajah nyinyir nya seakan tak terima harga dirinya di rendahkan. Menurutnya perempuan itu di jaga bukan menjaga.
"Hhhh," Sean dan Monica tertawa mendengar ucapan Lexa. Menurut mereka Lexa sebelum menikah dengan Lexa yang sudah menikah sama saja.
"Dek, kamu ini!" Sean hanya tersenyum dengan kepala yang menggeleng pelan.
"Biarlah Sean, namanya juga Lexa," ucap Monica maklum dengan sikap Lexa yang masih seperti anak remaja walaupun usianya sudah di katakan dewasa.
"Hm, kak Monica menginap di rumah kami kan?" Tanya Lexa membuka topik baru yang langsung mendapatkan anggukkan dari Monica.
"Iya Dek, lagian kakak malas menginap di hotel," ucap Monica lalu memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya.
Setelah selesai makan, ketiganya pun kembali ke kediaman Hendrik. Mereka tiba ketika langit sudah gelap disebabkan Monica yang ingin berjalan-jalan karena saking rindunya dengan tempat kelahirannya itu.
Sandra dan Hendrik menyambut kedatangan Monica dengan hangat. Bahkan Sandra memeluk dan mencium Sandra seperti anaknya sendiri. Di saat semuanya sibuk dengan kedatangan Monica, Elvin pun tiba dan membuat semua orang menoleh padanya. Lexa menatap kehadiran Elvin suaminya dengan malas hingga memasang wajah datarnya seakan tak senang Elvin pulang.
Pasti malam ini Mas Elvin akan mengajakku pindah. Aku harus mencari cara agar bisa menginap lebih lama di rumah ini! Batin Lexa sembari merencanakan sesuatu.
"Selamat Malam Ma, Pa, dan semuanya." Sapa Elvin dengan sangat ramahnya membuat Monica memandangnya dengan tatapan berbeda. Tidak tau apa yang ada di dalam hati wanita itu yang pasti terlihat jelas dari matanya jika Monica tertarik dengan suami adik sepupunya itu.
"Malam Nak." Sambut Hendrik tersenyum seperti biasanya.
"Malam Sayang," ucap Sandra merasa senang melihat kehadiran menantinya itu.
"Oya Nak, perkenalkan ini Monica keponakan Papa. Dia baru saja kembali dari New York," ucap Hendrik membuat Elvin langsung melirik Monica dan tersenyum tipis.
"Salam kenal Mas Elvin, saya Monica," ucap Monica mendahului Elvin dengan tangan yang di ulurkan.
"Salam kenal kembali Mbak, saya Elvin suaminya Lexa," ucap Elvin ingin menyambut uluran tangan Monica namun Lexa mendahuluinya. Senyum Monica pun memudarkan ketika Lexa yang menyambut tangannya.
"Ayo mbak kita ke ruang makan. Sudah waktunya makan malam," ucap Lexa lalu menarik tangan Monica tanpa menunggu persetujuan terlebih dahulu.
"Ayo semuanya, mari kita makan malam bersama," ucap Hendrik yang di setujui semua orang.
Semuanya pun melangkahkan kakinya menuju rumah makan mengikuti Lexa dan Monica yang sudah terlebih dahulu melangkah. Elvin yang ingin membersihkan tubuhnya mengurungkan niatnya sebab tak enak hati membuat semua orang menunda acara makan malamnya karena menunggunya.
Di meja makan semua orang sudah duduk di kursinya masing-masing. Di meja sudah terhidang banyak makanan yang sangat mengunggah selera. Lexa terlihat mengambil makanannya sendiri tanpa berniat mengambil makanan untuk Elvin. Sandra yang melihat kelakuan Lexa yang seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Nak Elvin, ayo makan yang banyak. Monica dan yang lainnya juga makan yang banyak," ucap Hendrik seperti orang tua pada umumnya yang sangat senang melihat anak-anaknya makan dengan lahap.
"Iya Pa,"
"Iya Om,"
Semua orang pun menikmati makan malamnya dengan tenang. Tanpa ada yang menyadarinya, diam-diam Monica mencuri pandang pada Elvin yang terlihat menikmati makanan malamnya dengan sangat berwibawa. Elvin yang mempunyai rahang tegas, hidung, mancung, kulit mulut putih dan wajah datar arogan membuat karismanya keluar. Bahkan Elvin termasuk kriteria idaman Monica.
Kenapa Kak Monica tersenyum seperti itu? Batin Lexa yang menyadari sikap Monica yang sedikit aneh.
"Kak Monica, ayo coba ayam gulai dengan labu kuning buatan Mama. Enak loh," ucap Lexa berbasa-basi tanpa memalingkan wajahnya dari Monica.
"Benar Monic, masakan Mama yang satu itu paling enak," ucap Sean menyetujui ucapan Lexa.
"Ayo sayang di coba, Elvin juga ya sayang," ucap Sandra sembari tersenyum.
"Iya Ma," ucap Elvin lalu mengambil beberapa sendok makanan itu untuk menghargai Sandra walaupun ia belum pernah memakan ayam gulai dengan labu kuning.
"Iya Tante," jawab Monica dengan anggukan kecilnya. Matanya sesekali melirik Elvin dan hal itu tak lepas dari perhatian Lexa.
Jaga baik-baik ya soalnya pelakor berada di mana-mana.
Perkataan Monica di restoran tadi terngiang-ngiang di kepala Lexa membuatnya berfikir negatif tentang Monica. Lexa pun menikmati makanannya dengan mata yang melirik Monica.
Jangan bilang Kak Monica mau menjadi pelakor nya! Aku nggak akan membiarkan itu! H, aku akan membuat kakak cemburu melihat kemesraan ku dengan Mas Elvin. Batin Lexa lalu tersenyum tipis. Saking tipisnya senyuman liciknya itu, tidak ada yang menyadarinya termasuk Monica sendiri.
"Mas, mataku kelilipan tolong tiupkan," ucap Lexa dengan sengaja membuat semua orang memperhatikannya termasuk Monica.
"Mana, sini biar Mas tiup," ucap Elvin lalu memegang sisi mata Lexa lalu meniupnya.
"Lagi Mas," ucap Lexa membuat Elvin kembali meniup mata Lexa.
"Yang satunya Mas," ucap Lexa yang di turuti Elvin. Semua orang tersenyum melihat pemandangan romantis itu kecuali Monica. Ia menatap tak suka melihat pemandangan romantis yang menjadi pusat perhatian itu. Monica pun menutupi rasa tak sukanya dengan senyuman palsunya ketika melihat semua orang tersenyum.
Good Job thor🖤