NovelToon NovelToon
Klub Film Ini Bermasalah!

Klub Film Ini Bermasalah!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agus S

Namaku Dika Ananto. Seorang murid SMA yang ingin sekali menciptakan film. Sebagai murid pindahan, aku berharap banyak dengan Klub Film di sekolah baru. Namun, aku tidak pernah menduganya—Klub Film ini bermasalah!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bermain Di Kolam Renang

Chika memperkenalkan sosok yang sedang berada di kolam renang. Gadis berambut ungu yang dilihat oleh Dika bernama Rani dan dia adalah temannya. Dika langsung menjulurkan tangannya pada Rani dan memperkenalkan dirinya.

Rani yang berdiri di tepi kolam langsung di dorong oleh Chika untuk masuk ke dalam kolam. Keduanya asyik tertawa bersama-sama dengan balutan bau kaporit serta langit yang biru. Dika yang melihat itu hanya bersandar pada dinding ruang ganti di kolam renang.

Dari dalam hatinya Dika. Dia sadar kalau seperti nyamuk yang sedang menyaksikan kedua manusia bermain bersama di kolam. Melihat langit yang biru. Dika mulai mengambil kameranya dan merekam dirinya sendiri dari sudut pinggir kolam.

Diterpa oleh angin musim kemarau dan bau kaporit membuat Dika ingin tertidur di tepi kolam. Mencoba untuk tidak tertidur. Dika memutuskan untuk membuka ponselnya dan memeriksa internet agar menghabiskan waktu.

Di tengah Dika sedang asyik melihat internet. Terdengar suara jeritan yang berasal dari Rani di tengah kolam renang. Dia langsung memeluk tubuh Chika dengan erat. Kulit Chika yang bersentuhan langsung dengan tubuh Rani membuat dia terkejut.

Rani bertanya dengan berteriak mengapa Chika bisa tinggal di rumah Dika. Tidak lupa dia menambahkan detail bahayanya seorang gadis yang tidur di rumah laki-laki.

Chika semakin dipeluk erat oleh Rani membuat tubuhnya agak sesak dan memaksa untuk menjauh dari Rani. Melihat pemandangan itu, Dika hanya menelan ludah. Keberadaannya makin terasa seperti nyamuk di kolam renang ini.

Chika dan Rani perlahan beranjak dari kolam renang. Keduanya berjalan ke sudut kolam renang ke arah tas mereka. Chika mengambil air minumnya dan mulai meneguknya.

Rani langsung berjalan ke arah Dika yang sedang sibuk dengan ponselnya. Dia duduk di depan Dika dan bertanya mengenai pulau utama yang sebelumnya menjadi tempat tinggal Dika.

"Tidak ada yang spesial, kok," jawab Dika sambil mematikan ponselnya, "Perbedaannya disana lebih padat penduduk dibanding disini. Apalagi sebagian besar pekerjaannya terkait industri hiburan."

"Enaknya... Oh, iya. Kamu ini orang kaya, ya, Dika?" tanya Rani sambil mengibaskan rambutnya agar cepat kering, "Habisnya kamu bisa pergi pulang-pergi ke pulau utama. Chika yang memberitahuku, sih."

Dika menggelengkan kepala dengan cepat, "Tidak-tidak. Aku tidak sekaya itu. Nyatanya aku juga mencari uang recehan di internet dengan mempublikasikan gambar-gambar yang ku ambil."

"Memangnya bisa dapat uang dari cara seperti itu?" tanya Rani penasaran yang tiba-tiba dipeluk oleh Chika dari belakang, "Aku juga ingin mengetahuinya! Iya, kan, Chika!"

Wajah Chika yang bersandar di pundak kanan Rani mengeluarkan suara, 'unch' tanda setuju sambil mengangguk pelan.

Dika hanya bisa mengangkat kedua bahunya dengan cepat, "Apa kamu tertarik dengan pengambilan gambar?"

Rani terdiam mendengar perkataan Dika sambil memiringkan kepalanya karena tidak mengerti.

"Tidak-tidak. Jangan dulu. Apa kamu tertarik menjadi fotografer?" lanjut Dika, "Jika foto yang kamu ambil hasilnya bagus. Kamu bisa menjualnya ke situs ini."

Dika membuka ponselnya dan menunjukkan situs serba-serbi penggunaan gambar untuk kegiatan tertentu. Dika melanjutkan kalau fotonya pernah dijadikan sebagai latar poster acara di pemerintahan.

Rani langsung tepuk tangan dengan kagum dan menanyakan bayarannya yang Dika dapatkan. Dika memicingkan matanya sambil terdiam sejenak. Dia lupa dengan bayaran yang dirinya dapat. Sebab Dika tidak terlalu memikirkan mengenai pembayaran dari hasil gambar yang dia ambil.

Dengan segera Dika berterus terang pada Rani. Walau begitu, Dika meminta jika Rani ingin serius mengenai hal itu. Suatu hari nanti, Rani pasti akan mendapatkannya.

"Aku setelah bergabung ke dalam situs ini. Memang tidak langsung ada orang yang langsung ingin membeli hasil dari jepretanku. Tapi, aku terus konsisten untuk mempublikasikannya kesini," ungkap Dika.

Chika langsung menyerobot pembicaraan Dika dengan Rani. Chika bertanya pada Rani mengenai projek film pendek yang ingin dia buat.

"Iya. Aku tahu hal itu. Apa sudah selesai?" sela Rani dengan kedua mata yang berbinar-binar.

Chika menggelengkan kepalanya, "Belum selesai. Tapi, kamu pasti tahu, 'kan? Alasan mengapa Dika ada disini?"

Rani langsung mengangguk cepat. Dika ingin mengambil gambar mengenai Chika di kolam renang.

"Sebenarnya ada perubahan dalam skenarionya setelah aku pikir-pikir lagi," lanjut Chika dengan berdiri dan meregangkan tubuhnya di tepi kolam, "Aku ingin kamu masuk dalam filmku."

"Eh? Kamu yakin?" tanya Rani dengan nada yang serius, "Bukannya itu film tentang dirimu sendiri?"

"Kurasa tidak ada salahnya jika gadis itu memiliki teman di hidupnya dan dia mampu melupakan penderitaannya," kata Chika dengan suara yang tipis.

Mendengar perkataan yang diucapkan oleh Chika, membuat Dika memandang Chika dengan pandangan dalam. Punggung dengan luka yang terpampang jelas di belakang Chika membuat dirinya berani untuk bergerak maju ke depan.

Dika berdiri di belakang Chika sambil meregangkan otot kepalanya. Dia bertanya apakah Chika sudah siap untuk mengambil rekamannya. Namun, secara tiba-tiba Chika langsung terjun ke dalam kolam dan membuat cipratan di kaos yang dikenakan oleh Dika.

"Hei!" keluh Dika.

Chika tertawa lepas melihat hal itu. Rani yang berdiri di sebelah Dika langsung meminta Dika untuk segera mengambil kamera. Rani secara tiba-tiba berlari ke arah kolam renang dan membuat cipratan besar di air karena dia membentuk tubuhnya layaknya sebuah bola.

"Wajahmu yang ketakutan itu jelek sekali!" seru Chika sambil menunjuk ke arah Rani.

"Hahaha. Iya, kah?" sahut Rani sambil merapihkan rambutnya yang menutupi wajahnya.

Dika hanya tertawa pelan sambil bersandar pada dinding melihat kedua gadis itu bercanda bersama. Sontak kedua gadis itu menampilkan wajah jahil sambil melirik Dika.

Rani dan Chika langsung naik ke tepi kolam. Keduanya mengelilingi Dika dan memeriksa seluruh kantong celana yang Dika kenakan. Chika memeluk tangan Dika dengan erat.

"Tunggu, jangan dekat-dekat. Bajuku nanti bakal basah!" seru Dika.

Rani langsung mengambil ponsel serta dompet Dika dan menaruhnya di dekat tas Dika. Melihat kejadian itu, Dika menelan ludah karena dia tahu apa yang terjadi.

"Aku lagi gak pengen berenang tahu. Apalagi aku lagi gak bawa baju ganti," ucap Dika yang berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkraman Chika.

"Lepasin sepatunya, Rani!" pinta Chika sambil tertawa puas.

"Oke...."

Seusai Rani melepaskan sepatunya Dika. Kedua tangan Dika yang dipegang erat oleh Chika dan Rani hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Sambil memandang langit yang cerah, Dika yakin kalau pakaiannya akan kering.

Chika dan Rani berlari sambil menarik Dika. Ketiganya langsung terjun ke dalam kolam renang dan tertawa bersama-sama. Dika menghembuskan napasnya dengan berat. Jika Chika sebelumnya mengabarinya. Dika pasti akan membawa baju ganti.

Chika langsung mengarahkan air kolam ke wajah Dika dan bertanya mengenai rekaman yang ingin Dika ambil. Dika hanya bisa tertawa kalau semuanya sudah terekam di sudut kolam dengan kamera yang masih menyala.

Dika dengan segera kembali naik ke tepi kolam dan memeriksa rekamannya. Melihat wajah semua orang yang ceria membuat Chika tersenyum puas.

Tanpa berpikir panjang, Dika berusaha mengeringkan bajunya. Dika tidak ingin masuk angin. Jadi, dia melepas baju dan celana panjangnya dan ditaruh di kursi yang terkena sinar matahari. Untungnya Dika terbiasa menggunakan celana pendek dibalik celana panjangnya.

Chika langsung berjalan ke arah Dika, "Aku tahu kalau kamu mempunyai tubuh yang bagus."

"Ayo kita main lagi!" seru Rani sambil mendorong keduanya untuk masuk ke dalam kolam.

Memandangi semua yang terjadi. Dika hanya bisa berharap keseruan ini akan bertahan lama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!