Takdir Cinta Ayyura_Aydeen

"Ayy .. Aku mau nanya". cicit Zahra malu-malu.

"Apa"? tanya Ayyura bingung.

Saat ini mereka berdua sedang berada di Masjid terdekat, karena mereka berdua kesorean saat melakukan perawatan di klinik kecantikan punya Dokter Alana, jadi sekarang mereka mampir di masjid terdekat untuk maghrib dan isya sebentar.

"Tadi .. hmm .. gak jadi deh". ujarnya kembali.

Ayyura mengernyitkan dahinya, lalu menatap dalam pada wajah adik iparnya itu yang nampak gugup.

"Ini bukan Kamu banget Zahra, kalau lagi begini julukan Humairah pada dirimu sangat pas sekali". ledek Ayyura sembari tertawa kecil.

"Please deh Ayy, gue gak mood banget buat bercanda sekarang ini". jawabnya pelan.

"Iya deh .. iya kenapa"? tanya Ayyura lembut.

"Apa benar Dokter Andreas sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah"? gumam Azzahra.

"Dokter Andreas? Dokter UGD temannya Mike"? tanya Yura kembali.

Azzahra mengangguk kecil dan tertunduk malu. Karena menurutnya tidak pantas bagi seorang wanita menanyakan tentang pria apalagi sudah menjadi mantan dan masa lalu.

"Kau mengenalnya"? tanya Ayyura menyelidik.

Lagi-lagi Zahra mengangguk, ada perasaan aneh yang sedang menyelimuti hatinya saat ini.

"Aku sangat jarang berkomunikasi dengan seorang pria sekarang, walaupun itu rekan kerjaku termasuk Mike sendiri. Kau tahu bukan, alasannya apa"?

"Jadi Aku kurang tahu, informasi sebenarnya seperti apa Humairah. Aku hanya pernah mendengar dari berapa perawat, katanya Dokter Andreas memang telah bertunangan dengan salah satu anak profesor Rumah sakit kita". ucap Ayyura menjelaskan.

Azzara tersenyum kikuk, sudah bertunangan?

Berarti sebentar lagi mereka akan segera menikah. Mengapa perasaannya sakit sekali ..

Sebenarnya ada apa dengan Zahra ..

"Kamu menyukainya"? ucap Ayyura tiba-tiba.

Azzahra mendongak lalu menatap lekat wajah kakak iparnya itu. Matanya mulai mengembun pelupuk nya mulai penuh dan siap tumpah kapanpun.

"Hay ada apa ini? Ada apa? ceritakan semuanya padaku, Aku akan membantumu". ujar Yura khawatir.

"Aku .. Aku .. Hatiku sakit Ayy". akhirnya tangisan Azzara pecah juga pada pelukan kakak iparnya.

Ayyura mengusap punggungnya dengan lembut. Sebenarnya apa yang terjadi pada adik iparnya ini.

Cukup lama Azzahra menangis didalam pelukan Ayyura. Sampai kerudung yang dipakai kakak iparnya basah semua. Melihat Zahra cukup tenang, Ayyura mengurai pelukannya secara perlahan.

"Udah tenang"? tanya Yura sembari menghapus sisa air mata yang ada dipipi mulusnya Zahra.

Azzara masih sesegukan namun hatinya sudah cukup tenang. Dia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Dokter Andreas sebenarnya mantanku Ra". ucap Zahra mencoba untuk setenang mungkin.

"Hmm .. lalu"? balas Yura yang mulai fokus dengan cerita sahabatnya. Azzahra memang wanita yang ceroboh dan random namun hatinya begitu lembut.

"Kita pernah menjalin kasih sewaktu masih duduk dibangku SMA dan berlangsung sampai kita sama-sama menjadi Dokter residen". jawabnya.

"Waw itu udah lama banget Azzahra". seru Ayyura.

"Hmmm .. 3 tahun lalu hubungan kita harus kandas, karena Aku menolak lamarannya". lirih Azzahra sembari tersenyum remeh pada dirinya sendiri.

Ayyura terbelalak saat mendengar Zahra pernah dilamar oleh Dokter Andreas. Dia mengira hanya sebatas status pacaran, tidak sampai kejenjang yang serius seperti yang dikatakan Zahra barusan.

"Kenapa Kamu menolaknya"? tanya Yura penasaran.

"Aku ingin melanjutkan Study spesialisku di Turki".

"Dan dia maunya kita menikah dulu, karena dia tidak akan sanggup menjalani hubungan LDR tanpa status ikatan yang jelas". ucapnya merasa bersalah.

"Kenapa Kau tidak memberi pengertian padanya? Banyak hubungan LDR yang berhasil". balas Yura.

"Lalu mengapa Kau tidak ingin menikah dulu, hmm? Banyak yang telah menikah, baru sempat untuk melanjutkan Study nya". imbuhnya lagi.

"Aku ingin meraih cita-citaku dulu Ayy, karena ketika kita menikah semuanya akan berubah". jawabnya.

"Apanya yang berubah? Lihat Aku, Bang Aydeen mengizinkanku untuk tetap bekerja dan berkarir".

"Kamu beda Ayy, pikiranku saat itu terlalu sempit. Jika kita sudah menikah, dunia kita akan berpusat hanya untuk suami, anak dan keluarga saja".

"Mana ada waktu untuk kita bekerja dan berkarir lagi, Kau tahu sebaik-baiknya istri yang soleha adalah istri yang menaati perintah suaminya. Sedangkan ia? Dokter Andreas hanya menginginkan seorang istri, tanpa embel-embel seorang Dokter, Dia berharap kelak punya istri yang tidak bekerja ataupun berkarir. Cukup mengurus keluarga, anak dan suami saja dirumah, katanya itu type wanita idamannya". jelas Azzahra dengan lemah.

"Sebenarnya itu semua bisa di bicarakan baik-baik oleh kalian berdua mana bagus dan baiknya".

"Alasan mengapa Aku menolaknya 3 tahun lalu, karena Aku terlalu takut saat itu Ayy. Aku takut tidak bisa mengimbangi keinginannya".

"Jujur itu akan menjadikan diriku sebagai istri yang durhaka nantinya. Dan Aku tidak mau itu terjadi Ayy".

"Lebih baik kita memilih jalan masing-masing yang terbaik untuk kita berdua". lirih Azzahra tersenyum kecut, Dia harus bisa mengikhlaskan semuanya.

Ayyura kembali memeluk Azzahra dengan erat memberi ketenangan dan kenyamanan untuk dirinya sebagai dukungan terbaik dari sang sahabat.

"Cobalah untuk Istikharah, Humairah". ucap Ayyura.

Zahra melepas pelukannya, "Apa itu solusi terbaik"?

"Kita serahkan semuanya dengan Allah, hanya Allah yang maha membolak balikan hati hambanya".

"Aku sudah mencobanya selama 2 bulan terakhir kemarin, dan Allah menjawab semua doa-doaku".

"Sebutlah namanya di sepertiga malammu, tumpahkan semua rasa gunda gulana hatimu, ceritakan semua kesedihanmu padanya, mintalah apa yang kau butuhkan bukan yang kau inginkan".

"Karena Allahu Rabbi hanya mengabulkan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan". jelas Yura.

"Hmm .. Terimakasih Ayy .. Hatiku cukup lega mendengar saran dan solusi terbaik darimu".

"Memohon lah pada nya, kita tidak pernah tahu jawabannya kalau kita tidak pernah mencobanya".

"Jika benar Dokter Andreas adalah pria yang allah takdirkan untuk hidupmu, maka akan Allah dekatkan dirinya. Namun jika kalian tidak berjodoh maka seberapa keras kalian berusaha masih akan tetap Allah jauhkan". nasihat Ayyura.

Azzahra terharu dan kembali memeluk erat kakak iparnya. Hatinya sudah cukup tenang sekarang ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menghabiskan waktu seharian di klinik kecantikan dan Salon Spa miliknya Alana, Zahra dan Ayyura pulang kerumah hampir saja kemalaman.

Karena menghibur hati yang galau cukup memakan waktu dan tenaga ternyata, pikirnya.

"Assalammualaikum Bang". ucap Ayyura saat masuk kedalam kamar Aydeen.

"Walaikumsalam, baru pulang Ayy". jawab Aydeen.

Ayyura mengangguk lalu melepas cadarnya dan segera mencium punggung tangan suaminya.

"Udah wangi? Kamu udah mandi Ayy"? tanya Aydeen sembari mengusel ceruk leher sang istri.

"Abang geli, Ayyura buka hijabnya dulu ya". elaknya.

"Jangan lama, Abang kangen". teriak Aydeen sesaat melihat sang istri sudah ngacir masuk kedalam walk in closet miliknya.

Sementara Ayyura sedang memegang jantungnya, yang berasa berdetak lebih kencang dan kuat dari sebelumnya, ada apa dengan nya?.

Setelah mengganti pakaian dengan gain tidur tipis. Ayyura kembali menyisir rambut panjangnya,

kemudian sedikit memoles berapa make up diwajah putih bak susu itu, tidak lupa ia juga memakai parfum di sekujur tubuh indahnya.

Dengan langkah pelan dia keluar dari ruangan itu, kemudian menatap seisi kamarnya yang nampak kosong. Ayyura menatap jarum jam yang ada diatas nakas hari sudah menunjukan jam 10 malam.

"Kemana Abang"? gumam Ayyura pelan.

"Kamu mencari Abang, hmm"? ucap Aydeen.

Dia baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung meraih pinggul istrinya, lalu memeluknya dengan begitu posesif. Aydeen tersentak saat melihat Betapa cantik dan sexinya Ayyura malam ini.

Dan itu berhasil membuatnya selalu menegang saat mencium aroma vanila ciri khas dari sang istri.

"Kamu cantik banget malam ini Sayang".

"Kamu sengaja berdandan untukku malam ini, hmm".

Ayyura hanya mengangguk pelan dan dia begitu malu sekali, saat ketahuan sengaja berdandan hanya untuk menyambut sang suami.

"Ayy .. Aku kangen! Apa Kamu gak pernah kangen sama Aku Ayy"? keluh Aydeen dengan mata yang sudah terpejam. Ayyura sendiri sudah tersenyum malu-malu, dia juga menyadari bahwa merindukan suaminya sekarang ini.

Sudah 3 bulan mereka menikah namun ritual malam pertama belum juga mereka berdua lakukan.

Ayyura bermaksud ingin menyerahkan kesuciannya malam ini pada Aydeen.

"Jadi benar, Kamu gak pernah kangen Aku Ayy"? tanya Aydeen kembali sembari melepaskan tangan kekarnya dari pinggang ramping istrinya itu.

Ayyura yang terlalu gugup tidak bisa membuka kata sedikitpun dari bibirnya. Melihat sang istri hanya diam, Aydeen menghela nafas panjangnya lalu segera beranjak pergi dari kamarnya.

Namun sebelum langkahnya terlalu jauh, sang istri lebih dulu memeluknya dari belakang dengan erat.

"Abang marah pada Yura"? tanyanya sembari memejamkan matanya mencari kenyamanan pada dada bidang sang suami. Aydeen tersenyum simpul.

"Abang tidak marah, hanya belajar sadar diri".

Ayyura mendongak lalu menarik sang suami agar bisa berhadapan langsung dengan dirinya.

"Rindu Yura lebih besar dari rindunya Abang". ucapnya pelan lalu menyentuh rahang tegas itu dengan gerakan yang sangat lembut, sehingga berhasil membuat sang empu menegang.

"Ayy, Kamu". gumam Aydeen dengan suara seraknya.

Cup .. Ayyura berjinjit lalu memberanikan diri untuk mengecup pipi sang suami.

Aydeen tersenyum melihat sang istri yang mulai bisa membuat hatinya terbang diatas angin.

Ayyura menatap lekat wajah tegas itu, lalu dengan cepat mengalungkan kedua tangannya pada leher sang suami. "Maaf". lirih Yura dengan pelan.

Aydeen mengernyitkan dahinya, lalu menatap lekat wajah cantik itu.

"Untuk apa Ayy"? tanya Aydeen.

"Semuanya, maafkan Yura yang belum bisa menjadi seorang istri yang baik untuk Bang Aydeen".

"Hey Sayang Kamu ngomong apa sih, Kamu itu udah lebih cukup baik buat Aku. Gak ada wanita sebaik dirimu yang Aku temui sebelumnya". jawab Aydeen.

"Maaf karena selalu ragu dengan perasaan Abang, maaf karena Yura belum memberikan apa yang Abang inginkan, dan Maaf .. hmpppttt". ucapan Yura terpotong karena ciuman lembut yang sudah mendarat pada bibir nya.

Aydeen merapatkan tubuhnya dengan tubuh sang istri, mengikis jarak diantara mereka berdua.

Aydeen semakin rakus melahap dan mencecap bibir sang istri dengan hasrat yang sudah mengalir dan menggebuh-gebuh saat ini.

Bab ini udah Aku update lebih banyak readers ..

Sebagai supportnya please terima baik semua ceritaku, silahkan mampir dan baca gaes ..

Jangan Lupa Follow, Vote, Like dan coment ya ...