NovelToon NovelToon
Just You

Just You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Beberapa hari kemudian proyek Vino di Bali akhirnya selesai, memang cukup lama dari prediksi sebelumnya karena ada beberapa masalah yang tak dia pikirkan menjadi besar tapi sekarang telah terselesaikan. Shani sempat menasihati Vino agar tak memaksakan untuk berpikir mencari solusinya karena dia telah begadang dari pertama kali datang hingga pada saat Shani ingin kembali ke kantornya.

Vino menurutinya namun dia sempat nyicil beberapa idenya agar pada esok harinya dia bisa melanjutkan atau merevisi apa saja yang perlu. Ya Shani telah kembali duluan karena dia mendapatkan ijin dari jevan hanya tiga hari.

Sebenarnya Vino ingin ditemani oleh Shani namun karena tak punya pilihan lain akhirnya Vino mengijinkan Shani untuk kembali dan tentu saja dengan kebucinan Shani selalu mengawasinya dan Vino mulai terbiasa.

Saat ini Vino telah sampai di bandara Soetta menunggu jemputan, sempat dirinya menghubungi Krishna untuk menjemputnya namun dia meminta orang lain untuk menjemputnya karena dia masih mengerjakan proyek lain dan Vino tak mempermasalahkannya.

Beberapa menit dia menunggu akhirnya mobil jemputannya datang, namun tak diduga yang menjemputnya adalah Shani.

"Kakak" teriak Shani memanggil Vino

"Aduhh Shan bikin kaget aja" Vino terkejut dengan teriakan Shani

"Kaget yah aku bisa nyetir" kekeh Shani

"Lumayan sih tapi emang kamu bisa nyetir?" Tanya Vino yang meragukan Shani

"Bisa dong nih SIM nya" Shani menunjukkan SIM nya

"Ehh iya, hebat banget pacar aku" Vino mengacak-acak rambut Shani

"Iya dong, pasti cape yah" jawab Shani membantu Vino

"Ngga juga sih, mau jalan-jalan dulu?" Tanya Vino

"Yakin ngga cape" Shani menaikkan alisnya

"Ngga Ciciku, yuk" ajak Vino

"Tumben manggil Cici"

"Hehehe"

Mereka berdua memasuki mobil namun dengan Vino yang mengemudikannya dan mereka melaju ke tempat yang dia ingin tuju.

*

Beberapa hari juga, jevan menemani Sinka untuk melakukan terapi. Dengan sikap yang masih sama namun jevan tak mempermasalahkannya dan tetap menemaninya hingga penyakit yang dideritanya terobati.

Dan sekarang Sinka mengalami kelelahan karena dia terlalu memaksa untuk bekerja serta kondisi tubuhnya yang semakin melemah dan akhirnya dia dibawa menuju rumah sakit.

Jevan sempat terkejut dengan itu dan dia langsung menuju rumah sakit untuk menemaninya.

Sesampainya disana, dia melihat seorang pria disana dengan duduk di sebelah ranjang Sinka dengan memegangi tangannya dan itu membuat jevan timbul rasa cemburu tetapi dia juga bingung untuk menanggapinya karena sebelumnya Sinka tak menanggapi apa-apa darinya serta konflik yang belum mereka selesaikan.

Akhirnya jevan menunggu saja di luar ruang Sinka dirawat agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu di ruangan, Sinka menceritakan kisahnya ke pria itu dan pria itu menanggapi dengan baik apa yang Sinka ceritakan. Sinka sangat jarang untuk menceritakan kehidupannya namun pada pria ini dia berbeda karena dia percaya dengan pria ini.

"Gitu, gimana menurut Lo?" Tanya Sinka pada pria itu

"Sin, gw pikir Lo baikan aja sama dia" jawab pria itu menyimpulkan

"Kenapa?" Sinka kebingungan

"Gw rasa itu cowo tulus sama Lo" balas pria itu merasa jevan adalah pria yang tulus

"Gw ngga suka sama dia" elak Sinka

"Iya sin gw tau tapi apa yang Lo harapkan sama si Vino itu ngga ada, dia kan udah punya cewe dan Lo ngga ada kesempatan untuk itu" ucap pria itu

"Masih kok" Sinka bersikeras

"Sin please jangan sia-siain hidup Lo dengan hal yang ngga pasti" pria itu memperingati Sinka

"Lo apaan sih kok gitu banget" elak Sinka dengan nada tinggi

"Gini yah, gw udah kenal Lo dari lama bahkan dari Lo lahir jadi gw tau yang mana baik buat Lo dan ngga" ucap pria itu menenangkan Sinka

"Sok tau" Sinka membuang mukanya

"Gini deh, selama Lo di luar negeri siapa yang ngurus dan setelah Lo pulang juga" ucap pria itu memegang tangannya seketika Sinka terdiam

"Gw kan? Makanya gw tau yang terbaik buat Lo Sinka" lanjut pria itu

"Tapi gw..." Lirih Sinka

"Gw tau Lo mau jalanin hidup Lo sendiri tapi dengan kondisi Lo sekarang gw ngga yakin Lo akan kuat" balas pria itu yang merasa khawatir pada kondisi Sinka

"Kak..." Panggilan itu keluar dari mulut Sinka

"Gini deh mending Lo pikirin aja gimana enaknya dan ini adalah kesempatan Lo buat memutuskan mana yang terbaik buat Lo, gw ngga ikut campur" pinta pria itu pada Sinka

"Iya kak..." Sinka menundukkan kepalanya

"Ok deh, kalo gitu gw pamit dulu masih ada kerjaan" pamit pria itu

"Makasih yah kak" Sinka menarik pria itu dan memeluknya

"Sama-sama" balas pria itu memeluknya dan beberapa saat kemudian melepaskannya

Pria itu meninggalkan Sinka di ruangan, pada saat keluar dia melihat jevan disana menatap dirinya dengan tajam dan seketika pria itu tersentak namun menyadari setelah melihat wajah dari jevan.

"Lo jevan?" Dugaan pria itu pria yang di depannya itu jevan

"Lo siapanya Sinka?" Jevan sedikit meninggikan suaranya

"Bener berarti, bro ikut gw sebentar boleh" pinta pria itu

Jevan yang kebingungan hanya bisa mengikuti pria itu hingga kantin rumah sakit dan mereka duduk di dekat jendela yang cukup besar disana.

"Jadi Lo bener jevan?" Pria itu kembali memverifikasinya

"Iya" jevan menganggukkan kepalanya

"Santai bro, gw kakaknya Sinka. Rama Naoka" pria itu memperkenalkan dirinya

"Jevan" balas jevan

"Lo beneran cinta sama adik gw?" Tanya Rama mulai serius

"Iya bang" jevan menganggukkan kepalanya

"Kak aja"

"Ehh iya kak"

"Gw mau Lo janji sama gw" pinta Rama

"Apa kak?"

"Jagain Sinka yah, gw ngga tau umur Sinka sampe kapan dan apa yang nanti dialami nantinya" ucap Rama

"Kok gitu kak?" Jevan yang kebingungan

"Gw dapet info dari dokter yang nanganin Sinka kira-kira umurnya ngga panjang" jawab Rama yang mengetahui kondisi Sinka sekarang

"Kak..." Jevan tak bisa berkata-kata

"Sorry gw baru ngasih tau ini, tapi gw mau Lo janji buat jagain dia sampai bener kalo umur dia ngga lama. Kalopun lama gw mau Lo tetep jagain dia" ucap Rama kembali

Jevan sedikit berpikir dan menganggukkan kepalanya, "Iya kak gw janji"

"Ok kalo gitu gw seneng dengernya" Rama menepuk pundak jevan dengan tanda mereka telah berteman

Dari sana mereka mengobrol untuk mengenal lebih lanjut, Rama mendengar cerita dari jevan tentang hubungannya dengan Sinka memang sedikit merasakannya namun apa daya karena adiknya itu cukup keras kepala yang membuatnya juga sering kerepotan.

"Makasih ya kak udah bawa Sinka ke RS" ucap jevan

"Sama-sama, lain kali Lo yah kalo Sinka ada apa-apa" balas Rama

"Siap kak"

"Ok kalo gitu gw pamit dulu yah, giliran Lo yang jagain" pamit Rama

"Ok kak hati-hati"

Rama meninggalkan jevan dan jevan melangkah menuju ruang rawat Sinka. Sesampainya disana ternyata Sinka telah terlelap disana, melihat itu jevan duduk di sebelahnya dan memegang tangannya.

"Sin aku tau kamu masih punya perasaan sama Vino tapi jangan seperti itu sin, kamu jangan egois untuk itu karena vino udah punya wanita yang dia mau dan wanita itu cukup baik untuk Vino" gumam jevan mulai mengelus tangan lembut Sinka

"Bukan aku menilai kamu tidak baik untuk Vino tetapi dengan kondisi kamu kek sekarang, keknya Vino ngga akan terima kamu apa adanya. Apalagi dengan dia yang sering ke luar kota untuk dinas jadi dia kemungkinan kecil buat ada pas kamu kek gini" lanjut jevan mulai menatap wajah Sinka yang tertidur

"Aku siap untuk menjaga dan ngerawat kamu Sinka walaupun waktu kerja aku terpotong itu ngga masalah selagi aku masih mampu dan mau. Jadi jangan egois yah sin, aku sayang sama kamu" lanjut jevan mulai memberanikan dirinya mengelus rambut Sinka

Tiba-tiba mata Sinka terbuka dan membuat jevan terkejut, "Jev"

"Sin kamu belum tidur?" Tanya jevan melihat Sinka terbangun

"Tadi cuman merem doang" jawab Sinka membenarkan posisinya

"Jadi..."

"Maaf yah jev" Sinka menundukkan kepalanya

"Sin..."

"Aku tau aku salah selama ini berharap kalo Vino jadi pendamping aku, tapi beberapa hari ini aku sadar bahwa aku terlalu berharap sampe tau dia punya cewe lain dan itu buat aku drop" ucap Sinka mengungkapkan isi hatinya

"Dan aku minta maaf ke kamu karena aku udah gantungin perasaan kamu selama ini dan aku minta maaf juga atas perlakuan aku ke kamu akhir-akhir ini" lanjut Sinka meminta maaf padanya

Jevan mulai merasakan kehangatan dari hatinya dan Sinka dan dia menganggukkan kepalanya, "Gpp sin aku tau, aku maafin"

"Jev aku cinta sama kamu" ucap Sinka yang tiba-tiba

"Sin..."

"Memang ini terlalu cepat tetapi buat aku cinta sama kamu jev" pinta Sinka diiringi senyuman manisnya

"Iya sin aku akan berusaha" ucap jevan dengan semangat menganggukkan kepalanya

Sinka dan jevan berpelukan sebagai tanda mereka memulai status baru mereka sebagai sepasang kekasih.

*

Beberapa jam kemudian, Shani menghentikan mobilnya di tempat cukup asri menurutnya. Dia melihat ke arah Vino dan ternyata Vino tertidur salam perjalanan yang mungkin karena kelelahan serta lamanya perjalanan ini.

"Kak bangun" Shani menggoyangkan perlahan tubuh Vino

"Ehmmm" elak Vino membalikan tubuhnya

"Kak bangun dong udah sampe nih" Shani kembali menggoyangkan tubuh Vino namun cukup kencang

"Sampe?" Tanya Vino namun matanya masih tertutup

"Cepetan bangun"

"Iya ya"

"Loh Shan" Vino terkejut dengan apa yang ada di hadapannya

"Kenapa kak?" Shani mengerutkan dahinya

"Ini dimana?"

"Hehehe ini tempat aku nemu pas baru pulang dari Bali" kekeh Shani juga melihat kearah depan mereka

"Kok lama sih?"

"Emang lumayan jauh tapi aku menikmati perjalanannya"

"Yuk turun" ajak Shani

"Ehh bentar Shan" Vino berusaha meraih sesuatu dan memasukkannya ke dalam saku celananya

"Kenapa kak?" Shani yang kebingungan

"Gpp Ding hehehe" kekeh Vino

"Apaan sih kak, ya udah yuk"

Shani dan vino keluar dari mobil dan menikmati pemandangan yang ada di depan mereka. Memang mereka berdua sangat jarang melihat pemandangan pegunungan dan tenggelamnya matahari saat ini karena kesibukan mereka yang menghabiskan waktu mereka namun sekarang mereka menghabiskan waktu bersama.

"Shan" panggil vino sekarang melihat kearah Shani

"Kenapa kak?" Sahut shani menatap Vino

"Udah lama yah kita pacaran"

"Ngga juga sih kak, aku bawa seneng aja"

"Emang kamu seneng?" Tanya Vino ingin sedikit bercanda

"Iya lah, kak Vino itu pasangan yang aku butuhin karena setiap aku pengin sama kakak pasti kakak mau luwain waktu buat aku walaupun sambil kerja" jawab Shani sejujurnya

"Iya udah tugas aku Shan" Vino mengelus kepala Shani

"Tapi itu yang aku butuhin kak, aku seneng bisa kenal bahkan jadi pasangan kamu kak" Shani mulai merangkul lengan Vino

"Bagus kalo gitu"

"Kalo kamu kak?"

"Aku, aku kenapa?" Vino mengerutkan dahinya

"Kamu seneng ngga?"

"Dibilang seneng bisa iya bisa ngga"

"Kok gitu sih" Shani mulai memasang wajah cemberutnya

"Iya kan ngga selalu seneng terus Shan" ucap Vino apa adanya

"Emang yang bikin kakak ngga seneng apa?" Shani ingin mengetahui lebih lanjut

"Kamu kan cantik dan banyak cowo yang tertarik sama kamu apalagi pas kemaren sama jevan itu" jawab Vino apa yang mengganjal di hatinya

"Kok ngungkit sih" Shani memukul pelan dada Vino

"Bukan ngungkit Shan tapi aku memang kurang seneng aja tapi yah tetep ada senengnya juga" Vino berusaha tetap tersenyum

"Emang apa?"

"Aku seneng punya orang yang selalu ada disisi aku dan walaupun aku lagi kerja kamu ngga masalah dengan itu malah buat aku semangat kerja" jawab Vino merasa kehadiran Shani sangat dia butuhkan

"Masa sih"

"Iya dong Shan, contohnya aja kemaren kamu tiba-tiba Dateng aku jadi semangat kerjanya" Vino mencubit pelan pipi Shani

"Hehehe makasih yah kak"

"Sama-sama, tapi ada yang bikin aku seneng dan beruntung adanya kamu Shan"

"Apa itu kak?"

Vino menghembuskan nafas pelannya, "Kamu mirip sama mamahku"

"Mirip?" Shani mengerutkan dahinya

"Kamu pernahkan pake baju mamahku kan?" Vino mengingat ketika Shani menggunakan pakaian mamahnya

Shani menganggukkan kepalanya, "Iya kak"

"Terus Nadila pernah ngasih tau kamu mirip seseorang"

"Iya kak"

"Maksudnya itu Shan, kamu mirip sama mamahku Shania"

"Mirip banget kak?"

"Dibilang mirip banget sih ngga tapi sifat kamu yang keibuan membuat aku keinget mamah"

"Iya kak aku sempet kaget pas Nadila bilang gitu sama sempet liat foto mamah kamu di rumah" Shani menyadari ucapa Vino tentang itu

"Gitu deh, tapi aku tetep bersyukur bisa kenal sama kamu"

"Aku juga kak, kalo ngga gara-gara Arnold pas kita ngga kenal sampe sekarang"

"Hehehe iya juga yah"

Setelah itu mereka menikmati kembali mentari sunset yang akan tenggelam namun Vino memiliki rencana untuk melakukan sesuatu pada Shani, dia merogoh saku celananya dan mengubah posisinya menghadap Shani.

"Shan"

"Kenapa kak?"

"Sebenarnya aku udah lama mikirin ini dan membuat aku yakin kalo ini adalah yang terbaik untuk kita berdua, sebelumnya aku minta maaf atas sifat aku yang kemaren diemin kamu dan pergi ngga bilang" ucap Vino meminta maaf

"Gpp kak aku paham perasaan kakak, dan aku juga salah. Aku minta maaf yah kak" balas Shani yang merasa bersalah juga

"Iya Shan, tapi aku mau mengungkapkan sesuatu ke kamu. Kamu maukan nikah dengan ku?" Ucap Vino dengan sekali tarikan nafas

Sontak Shani terkejut dengan apa yang Vino katakan, "Kak..."

"Maaf yah aku ngga bisa lamar kamu sesuai dengan apa yang kamu pengin dan ekspektasi kamu tapi aku juga harus melakukannya agar hubungan kita bisa berlanjut" lanjut Vino merasa jika lamarannya sekarang tak seperti apa yang Shani harapkan

"Tapi kak..."

"Kenapa Shan?"

"Aku bingung" Shani menundukkan kepalanya

"Bingung kenapa Shan?" Vino mengerutkan dahinya

"Aku ngga tau harus jawab apa" Shani menatap mata Vino seperti mengisyaratkan sesuatu

Vino menyadari dari tatapan Shani dan berusaha meyakinkannya, "Gpp Shan, kamu bisa bawa cincin ini. Kalo kamu terima bisa kamu pake di jari manis kamu dan kalo ngga kamu bisa balikin cincin ini ke aku"

"Kak..."

"Gpp Shan memang ini dadakan dan aku tau pasti kamu belum menemuka jawabannya tapi aku berharap kamu bisa menjawabnya" Vino berusaha untuk tersenyum

"Makasih yah kak"

"Sama-sama Shan"

Mereka memeluk satu sama lain dan tepat mentari telah tenggelam bertepatan dengan itu.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!