Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.
Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.
Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.
"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"
Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.
Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.
«Sistem Di Aktifkan»
Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32: Kekayaan Mutlak
Pelelangan, sepertinya adalah hal umum yang sering dilakukan oleh pihak Empyrean Plaza untuk menjual beberapa barang barang terbatas.
Tentu saja, barang barang terbatas itu sama sekali bukanlah hal yang istimewa. Apa yang membuat pelelangan Empyrean Plaza menjadi istimewa adalah, karena tempat tersebut telah menjadi tempat bagi para kalangan elit untuk memperlihatkan kekayaan mereka.
Beberapa konflik bahkan sudah biasa terjadi di pelelangan tersebut. Ada sangat banyak kemungkinan yang bisa terjadi dan sebaliknya, berbagai kesempatan juga akan selalu muncul.
Di malam harinya, Artian dan Hazel sudah bersiap untuk menghadiri pelelangan itu. Artian berniat pergi karena dia benar benar tertarik dengan bagaimana berjalannya pelelangan itu.
Sedangkan Hazel….
Yah, bocah itu sepertinya hanya memiliki ketertarikan tentang sesuatu yang baru, dan berkat pendekatan Artian belakangan ini, Hazel sedikit demi sedikit menganggap Artian sebagai kakaknya sendiri dan tidak ragu untuk meminta sesuatu jika ingin.
“Hazel, kau sudah siap?“
Artian melirik Hazel.
Saat ini, Hazel sudah siap dengan pakaiannya yang baru saja Artian belikan. Iran membantu anak itu untuk bersiap dan kini, karena Hazel sudah siap, tidak ada hal yang akan menghalanginya lagi.
Hazel menganggukkan kepalanya dengan singkat ketika Artian merespon dengan senyuman.
“Kalau begitu, ayo pergi.“
…
Tidak butuh waktu lama bagi Artian dan Hazel sampai di Empyrean Plaza. Seperti yang diharapkan, suasana dari Empyrean Plaza telah berubah menjadi sesuatu yang lebih mewah.
Itu terlihat mirip dengan sebuah festival.
Berbagai warga dari kawasan elit yang jarang Artian lihat, kini memperlihatkan sosok mereka.
Artian dan Hazel berjalan dan membaur dengan kerumunan itu, menuju ke bagian dalam Empyrean Plaza dan berjalan melalui koridor.
Tempat pelelangan diadakan adalah di lantai ke enam. Lift bergerak naik, menunjukkan angka enam kemudian berhenti, pintunya terbuka memperlihatkan sebuah koridor yang pendek.
Artian menuju ke suatu ruangan, tempat dimana ada seorang penjaga yang berjaga diiringi dengan karpet merah yang menghiasi.
Ada sangat banyak juga orang yang sedang mengantri untuk mengambil posisi di pelelangan itu.
Setelah menunggu sejenak, akhirnya kini giliran Artian untuk menyerahkan undangannya. Saat penjaga itu melihat undangan Artian, penjaga itu memberikan reaksi khusus sejenak, memanggil seorang pelayan dan berkata;
“Tuan ini adalah tamu VIP, antar dia keruangan khusus.“
Artian terperangah sejenak, sepertinya dia telah terlibat dalam situasi yang khusus tanpa menyadarinya.
Namun bukan berarti hal itu buruk.
Artian melirik Hazel yang pendek didekatnya.
“Ayo.“
Setelah itu, keduanya kemudian berjalan mengikuti seorang pelayan yang membimbing mereka ke sebuah ruangan khusus.
“Silahkan tuan.“
Pelayan itu membukakan sebuah pintu, Artian dan Hazel masuk ke dalam ruangan itu dan menemukan sebuah ruangan yang mewah dengan sebuah sofa dan kaca tebal yang mengarah ke panggung pelelangan.
Diatas sanaz Artian bisa melihat dengan jelas posisi kursi yang berjejeran untuk para warga elit yang tidak berada di ruang VIP.
“Jika tuan butuh sesuatu, tekan belnya dan saya akan segera datang.“
“…..Baiklah, kamu bisa pergi.“
Setelah itu pelayan itu akhirnya pergi.
Artian duduk di sofa, di depannya, berbagai makanan dan cemilan telah disediakan.
“Hazel, kamu mau makan?“
“…..Tidak.“
Artian menganggukkan kepalanya ketika dia meminta agar Hazel duduk di dekatnya.
Pelelangan tidak lama lagi akan dimulai, dan Artian bisa melihat sebuah tombol merah di depannya, jelas itu adalah sebuah tombol untuk melakukan penawaran dari atas.
“Hazel, jika kamu ingin sesuatu, kamu bisa menekan tombol ini dan menawar oke? Aku akan membelikan apapun itu.“
Artian sudah terlalu kaya hingga dia sendiri bingung dengan apa yang harus dia lakukan dengan uangnya.
Karena itu, bahkan jika Hazel ingin membeli seluruh barang di pelelangan, Artian tidak akan memiliki masalah sama sekali.
Saat itu mata Hazel terlihat berbinar dengan suatu pemahaman tertentu.
Entah apa yang dia pikirkan, Artian sendiri juga tidak mengerti dengan isi otak anak itu.
***
Ketika akhirnya pelelangan dimulai, dimana seorang pria yang menjadi pembawa acara itu muncul diatas panggung dan melakukan pidato singkat.
Hazel termenung dengan pemikirannya sendiri.
'Kak Artian sudah menyelamatkanku… dan dia terlihat seperti seorang pahlawan yang hebat.. tidak ada yang bisa menandinginya.'
Agak canggung bagi Hazel memanggil Artian dengan sebutan kakak. Tapi, dia mencoba untuk melakukan hal itu meski sulit.
Hazel menganggap sosok Artian sebagai sosok yang berada di ranah yang jauh lebih tinggi dari manusia. Hal itu terjadi karena betapa kagumnya dia dengan Artian, sesosok pria yang menyelamatkannya tanpa meminta balasan apapun.
'Agar tidak menodai reputasi kak Artian, aku akan memperlihatkan nya kepada dunia ini, seberapa luar biasanya kak Artian.'
Saat itu akhirnya barang pertama muncul.
“Para hadirin sekalian! Lihatlah! Ini adalah sebuah lukisan klasik!“
Pembawa cara itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya dengan meledak-ledak dia menjelaskan semuanya.
“Sebuah karya dari pelukis terkenal abad ke-19 dengan tema pemandangan alam. Lukisan ini memiliki nilai sejarah tinggi dan pernah dimiliki oleh seorang bangsawan Eropa. Kita akan memulai dari harga 37,5 milyar!! Penawaran dimulai dari sekarang!!“
Saat itu, beberapa kerumunan mulai menawar harga, lukisan tersebut menarik beberapa minat seorang kolektor, namun tidak mudah untuk mendapatkan nya karena terdapat beberapa orang yang senang memamerkan kekayaan mereka dan menaikkan harga barang tersebut.
Seseorang dengan nomor urut 171 menawar.
“38 milyar!“
Namun seseorang menaikkan.
“38,5 milyar!“
“40 milyar!“
“40,5 milyar!“
“42 milyar!“
“42,5 milyar!“
“Bajingan sialan!“
Dari bawah, suara teriakan kekesalan dari nomor urut 171 terdengar.
“Ada apa pak tua? Apa kamu menyerah? Hahaha!“
Seorang dengan nomor urut 211 tertawa ketika berhasil mengalahkan nomor urut 171.
Begitulah cara mereka memperlihatkan superioritas mereka.
“Apakah tidak ada yang menawarkan lagi? Aku akan menghitung sekarang.. satu!! Dua!! Dan!!!“
Namun sebelum mengatakan angka selanjutnya, suara seorang anak terdengar menawar barang tersebut.
“200 Milyar.“
Semuanya membeku di tempat, bahkan mereka yang berada di ruangan VIP ikut membeku. Mereka bertanya-tanya, apakah itu sebuah lelucon?
Itu hanyalah sebuah lukisan yang berharga bagi para kolektor, namun bahkan para kolektor akan berpikir jika menawarkan harga seperti itu- tidak, mereka akan menolaknya secara langsung.
“Um… tuan dari ruangan VIP ke 4.. apakah tuan yakin?“
Mereka tidak yakin karena yang menawar adalah seorang anak anak. Jadi mungkin saja itu adalah sebuah kesalahan.
Namun…
“Tidak masalah, lanjutkan saja.“
Suara seorang pria terdengar dan sepertinya, pria itu tidak mempermasalahkan nya sama sekali.
***