NovelToon NovelToon
Let'S Mess Up The Story Line

Let'S Mess Up The Story Line

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.

Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?


Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Duran langsung membekuk Patrick dan membawanya masuk ke ruangannya, setelah itu, Rayhan mengajak Duran untuk melihat kamarnya, begitu membuka pintu terlihat sekali Duran terkejut melihat Desmond terlentang di lantai bersimbah darah dengan pisau yang menancap di lehernya. Duran masuk ke dalam dan memeriksa jasad Desmond kemudian dia menoleh melihat Rayhan,

“Sekarang tolong ceritakan semua pada ku dan jangan ada yang di tutupi, kalian adalah anak count Roderick dan kalian tanggung jawab ku karena berada di asrama ini,” ujar Duran.

“Baik, pak Duran,”

Rayhan menceritakan seluruhnya dari awal sampai akhir, sama seperti Desmond di dalam novel, Rayhan juga menuduh Patrick karena memang sejak awal Patrick yang mengatur semuanya dan menghasut Desmond. Selesai mendengarkan cerita Rayhan, Duran berpikir,

“Aku mengerti, kamu membunuh Desmond karena membela diri sendiri, tapi ini jadi masalah, walau yang menggerakkan tangan Desmond untuk membunuh mu adalah Patrick, pelayan keluarga Roderick, tetap saja yang melakukan pembunuhan adalah kamu, ayah mu tidak akan tinggal diam dan pasti dia akan menghukum mu, mengingat rasa benci dirinya yang sudah sangat terang terangan sampai semua orang di kota ini tahu terhadap kalian berdua,” gumam Duran.

“Jadi aku harus bagaimana ?” tanya Rayhan.

Duran berpikir, dia melihat sekeliling di dalam kamar, matanya mengarah ke lemari yang terbuka, jendela yang terbuka dan ranjang yang berantakan, kemudian dia menoleh melihat Rayhan yang berdiri di sebelahnya dan menundukkan kepalanya,

“Begini saja, aku akan membantu mu, aku akan limpahkan seluruh kesalahan ini kepada Patrick dan anggap saja dia memiliki kaki tangan yang menculik kemudian membawa mu pergi entah kemana, sekarang lepas pakaian mu dan ikut aku,” ujar Duran.

“Ba..baik,”

Rayhan membuka bajunya dan sesuai dengan instruksi Duran, dia melemparkan bajunya ke atas ranjang yang sudah acak acakan. Duran mengajak Rayhan turun dengan mengendap ngendap, setelah sampai lantai satu, dia mengajak Rayhan masuk ke dalam ruang makan dan masuk ke dalam dapur, setelah melewati dapur, mereka tiba di ruang loker yang berada di antara dapur dan pintu belakang. Duran membuka sebuah loker dan mengambil baju kaus lusuh berwarna coklat, kemudian dia mengambil sebuah kantung berisi uang dari sakunya dan menarik tangan Rayhan, dia menaruh kantung uang itu di atas telapak tangan Rayhan.

“Sekarang kamu ganti pakaian di sini, aku akan ke atas untuk menulis surat sebentar, setelah itu kamu pergi melalui pintu belakang, ada kuda milik ku di belakang, bawa saja dia, pergi ke kota Lindhorn yang berada di antara dekat perbatasan dengan kekaisaran Agares. Sesampainya di sana, berikan surat ku kepada ketua guild petualang di sana, pakai uang ini untuk biaya perjalanan mu,” ujar Rayhan.

“Ta..tapi...aku...”

“Tidak ada tapi, terlalu berbahaya kalau kamu disini,” balas Duran memotong ucapan Rayhan.

“Kenapa anda menolong ku ?” tanya Rayhan.

Duran tersenyum, tangannya yang besar mendarat di atas kepala Rayhan, dia langsung mengacak ngacak rambut Rayhan, kemudian dia menurunkan kembali tangannya,

“Menurut cerita mu tadi, tidak semua yang di katakan Patrick itu salah, walau tidak ada yang menunjukkannya, banyak rakyat termasuk saya yang suka dan prihatin kepada kalian berdua...tidak ada waktu lagi, kamu harus pergi,” ujar Duran.

“Te..terima kasih pak Duran,” ujar Rayhan.

Rayhan langsung mengganti pakaiannya menjadi pakaian lusuh milik rakyat biasa dan mengenakan topi baret untuk menutupi rambutnya, kemudian dia melihat wajahnya sendiri di cermin dan terkejut, ada sedikit perubahan di wajahnya, warna pupil matanya yang semula biru berubah warna menjadi merah.

“Huh....benar juga, ketika Desmond menjadi jendral iblis dan mendapat kekuatan dari raja iblis, matanya juga berubah menjadi merah, begitu juga dengan dua tokoh utama yang di jauhi karena matanya berwarna merah dan awalnya di anggap antek antek iblis....tentu saja yang menyebarkan gosip dan menuding mereka akan hal itu adalah Desmond, mungkin kah perubahan ini ada hubungannya dengan sihir darkness dan holy yang baru saja ku gunakan,” ujar Rayhan dalam hati.

“Klek,” pintu di buka, Rayhan menoleh dan melihat Duran masuk ke dalam, Duran menghampiri dirinya dan memberikan sepucuk surat yang di beri stempel berwarna merah, ketika melihat stempelnya,

“Loh...ini kan stempel keluarga kaisar dari kekaisaran Agares.....pak Duran dari Aga....”

“Ada sesuatu yang sebaiknya tidak di ucapkan kan walau kamu sudah tahu,” ujar Duran memotong ucapan Rayhan.

“Ah...maaf pak Duran,” ujar Rayhan.

“Sekarang pergilah dan jangan kembali lagi dalam waktu yang lama, semoga para dewa melindungi mu,” ujar Duran.

“Terima kasih pak Duran, aku pergi,”

Rayhan mengambil kantung pakaian yang ada di dalam loker dan melangkah keluar dari pintu belakang, dia berbalik dan melambaikan tangan kepada Duran yang juga membalas lambaian tangannya sambil tersenyum. Setelah pintu di tutup, Rayhan melihat ada seekor kuda di dalam istal kecil yang berada di dekat pintu, dia membuka pagarnya dan menarik kudanya keluar, pelana sudah terpasang di punggung kuda itu, Rayhan langsung melompat naik dan menarik tali kekangnya, kuda langsung berlari menuju ke gerbang untuk keluar dari kota.

Setelah keluar, Rayhan terus memacu kudanya, dia menoleh melihat kota tempat tinggalnya semakin menjauh, Rayhan terus berpikir, dia sudah menyadari reinkarnasi nya menjadi Raymond, jika dia menggantikan Desmond menjadi villain dia pasti akan mati, jika dia menggantikan main character atau protagonis, hidupnya akan sama seperti sebelum dia bereinkarnasi, yaitu bekerja sampai mati karena semua orang akan tergantung pada dirinya, dia menoleh sekali lagi melihat kotanya untuk memastikan perasaan dan keinginan nya di kehidupan baru nya,

“Nope...aku sama sekali tidak sedih, sekarang aku akan hidup di dunia ini, masa bodoh lah dengan alur novel, aku sudah bersyukur sekali bisa ke dunia gaias, setting latar novel kegemaran ku dan sudah tidak di bumi lagi, aku harus memastikan aku tidak terjebak di plot alur atau semua rencana ku berantakan (berpikir sejenak mengenang kehidupan sebelum nya) yah...di bumi juga tidak ada yang akan kehilangan diriku, keluarga ku sudah lama tiada, pacar ga punya apalagi istri, paling kalaupun ada yang kehilangan ya bos ku hehe, cinta banget dia sama aku, tiap malem di suruh lembur ngaudit pembukuan, gaji kecil minta naik di tolak mulu padahal kerja udah lima tahun lebih, parah lah, aku mau bersenang senang aja di dunia yang jelas jelas menjadi idaman ku sejak sma, satu lagi karena namaku di kehidupan dulu adalah Rayhan dan nama adik kembar Desmond ternyata Raymond, berarti sekarang namaku Ray, hiaah,” ujar Ray dalam hati sambil memacu kudanya dan tersenyum.

Wajah tampan Ray terlihat berseri seri sambil terus memacu kudanya dengan kecepatan tinggi, mengikuti jalan menuju ke perbatasan kerajaan Farness dan kekaisaran Agares.

******

“Glutuk,” “aduh,” Ray membuka matanya, dia melihat atap kain melengkung di atas, “greek..greek,” terdengar suara roda berjalan melindas batu, dia langsung duduk melihat ke depan, ada seorang pria bertubuh kekar, berambut hitam dengan berewok di wajahnya dan membawa sebuah perisai serta sebuah kapak besar di punggungnya. Di sebrangnya duduk seorang pria yang memakai sorban dan pakaian kulit menutupi seluruh tubuhnya, di pinggangnya terlihat dua buah pedang pendek melengkung, dia sedang duduk melipat kedua tangannya di dada, kakinya naik dengan santai dan matanya terpejam, sepertinya dia sedang tidur.

Di sebelah pria bertubuh kekar, terlihat seorang gadis yang memakai kerudung dan tidak terlihat wajahnya sedang duduk menopang busurnya yang besar dan di punggungnya terlihat sebuah tempat anak panah yang sudah kosong. Seseorang melambaikan tangannya di depan sang gadis, Ray menoleh, dia melihat seorang wanita berambut merah yang sangat cantik sedang melambai melihat dirinya sambil tersenyum. Wanita itu memakai jubah dan gaun seperti penyihir lengkap dengan topi lebar dan lancipnya. Melihat Ray yang duduk dengan wajah bingung, wanita itu turun dari duduknya ke lantai, dia merangkak ke depan Ray yang langsung memalingkan wajahnya karena melihat dada besar wanita itu.

“Wah sudah bangun, nama kamu siapa nak ?” tanya sang wanita.

“Ra..Ray,” jawab Ray malu malu.

“Namaku Ariane, di kiri, pria besar yang jarang mandi ini bernama Matthew, di sebrangnya pria yang sedang tidur bernama Shamir dan gadis di sebelah Matthew bernama Frill, bagaimana keadaan mu ?” tanya Ariane.

“Um...baik baik saja, kita dimana ?” tanya Ray.

“Kita di dalam kereta menuju ke desa terdekat, kita berempat adalah petualang rank A dan nama kelompok kita adalah Red Fox,” jawab Matthew.

“Huh...kereta ? kok aku bisa di dalam kereta ?” tanya Ray bingung.

“Oh kamu tidak ingat ? semalam kamu di serang goblin,” jawab Matthew.

“Huh...goblin....ah,”

Ray baru mengingat kejadian semalam, ketika dia sedang berjalan melewati tepi hutan, tiba tiba segerombolan goblin menyeruak keluar dari dalam hutan dan membunuh kudanya, Ray terjatuh kemudian berlari tunggang langgang masuk ke dalam hutan meninggalkan tas dan kudanya yang sudah mati sembari di kejar goblin di belakangnya. Ray yang berlari semakin dalam masuk ke hutan, malah bertemu dengan perkampungan goblin dan dia tidak bisa lari lagi. Dia berusaha menggunakan sihir darkness dan holynya tapi tidak bisa karena dia tidak mengerti caranya, lalu saking takutnya melihat goblin goblin yang baru pernah di lihatnya berjalan mendekatinya, Ray pun jatuh pingsan dan tidak ingat apa apa lagi,

“A..aku ingat aku di kejar goblin di dalam hutan lalu pingsan, jadi tante yang menolong ku ?” tanya Ray sambil menoleh melihat Ariane.

“Ta..tante ?” tanya Ariane kaget.

“Pffft,” terlihat Frill menahan tawanya dan Shamir yang tidur tersenyum, “buahahahaha,” Matthew langsung tertawa dengan kencang dan suaranya menggelegar, tapi tiba tiba tawanya terhenti dan kedua tangannya terangkat ke atas karena sebuah tongkat dengan ujung permata indah berada tepat di depan wajahnya. Ray melihat wajah Ariane yang tersenyum namun terlihat marah sekali,

“Ma..maaf,” ujar Ray.

“Tidak apa apa, ku maafkan, lain kali panggil kakak ya,” ujar Ariane tersenyum marah.

“I..iya kakak,” balas Ray.

“Bagus...bagus...anak pintar,” ujar Ariane sambil memeluk Ray.

“Oh tas mu sudah ku bawakan, ada di sana, kita menemukan kuda mu dan tas mu ketika keluar dari hutan,” tunjuk Matthew ke arah tirai kereta.

“Te..terima kasih o..eh..kakak,” ujar Ray.

“Hahaha sama sama hahaha,” balas Matthew senang.

“Ngomong ngomong kamu mau kemana ?” tanya Ariane.

“Aku mau ke kota Lindhorn,” jawab Ray.

“Hmm sebetulnya kita mau ke kota Lindhorn juga, tapi kita mampir dulu ke desa Ragal untuk melapor kepada kepala desa mengenai pembasmian goblin di hutan tadi, kamu ikut kita saja,” ujar Matthew.

“Baik, terima kasih kak,” ujar Ray.

Setelah itu, Ray duduk di antara Ariane dan Shamir, dia terus melihat keluar melalui jendela kain kereta, dia melihat hamparan padang hijau dan hutan yang mengelilinginya, wajahnya yang terterpa angin membuat Ray merasa kalau dia benar benar sudah berpindah dunia dan dia tersenyum melihat pemandangan yang baru baginya, sampai dia melupakan sesuatu yang sangat penting, sesuatu yang akan mengubah jalan hidupnya jauh dari yang dia inginkan di dunia barunya yaitu nama desa tempat dua pahlawan kembar di lahirkan dan di besarkan yang di tulis dalam novel, nama desa itu adalah desa Ragal.

1
Vemas Ardian
semangat Thor, jangan buat Charlotte sebagai bebannn
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungan nya
total 1 replies
Aryanti endah
wahahahaha.. lain sendiri senjatanya 😂😂😂
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya ya kak
Mobs Jinsei: iya haha
total 2 replies
Eight
lanjut thorr
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungan nya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!