Dia dihadapkan dengan kenyataan yang begitu pahit di usianya yang saat itu baru menginjak 13 tahun ia harus bisa menerima sebuah kenyataan bahwa ibunya telah tiada di sebabkan karna kecelakaan, dan ia sendiri pun tak tau harus berbuat apa,
Suatu hari ketika ia sedang meninggalkan rumah, seorang gadis kecil yang berusia sekitar 8 tahun datang menghampiri nya dengan menjanjikan sebuah pernikahan,
namun siapa sangka setelah pertemuan untuk pertama kali nya saat itu, 15 tahun berlalu mereka telah terpisah dan hingga kini Ronald kecil sudah berusia 28 tahun dan diam-diam telah memimpin sebuah organisasi tersembunyi, dengan kekuatan yang ia miliki, ia telah melalui berbagai cara untuk menemukan gadis kecil itu hingga akhirnya pencarian pun telah membuahkan hasil, namun satu hal yang mengejutkan bagi Ronald, ia kembali dihadapkan dengan kenyataan yang mengejutkan bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditemuinya kini tengah menjalin hubungan dengan lelaki lain....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey Andani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di sisi lain
Setelah beberapa waktu lalu Ronald tak masuk kerja, ia menyerahkan segala urusan dan keperluan kantor kepada David yang merupakan asisten pribadi kepercayaan nya, namun setelah mengetahui fakta bahwa kini keadaan Lusy sudah kembali membaik dan hanya tinggal menunggu pemulihan, ia pun memutuskan untuk kembali ke kantor dan mengambil alih kembali kepemimpinan nya
Dua hari telah berlalu semenjak ia kembali bekerja dan hari ini ia terlihat sangat sibuk dengan urusan kantor, ada begitu banyak tumpukan berkas di atas meja yang kini sudah menunggu tanda tangan darinya hingga membuat Ronald merasa sedikit pusing hanya dengan saat melihatnya saja
"David, kapan tumpukan berkas yang sangat banyak ini akan selesai, aku benar-benar sudah pusing" keluh Ronald pada asisten pribadi nya
"Sabar tuan muda, bukankah ini memang sudah menjadi tugas anda, lagi pula anda hanya cukup tanda tangan dan aku rasa itu tidak terlalu menguras tenaga" sahut David dengan santainya
"Kau fikir tanda tangan tak memerlukan tenaga hah.?! matamu picek ya! Gak liat apa tangan ku dari tadi udah pegel gini megang bolpoin" Ucap Ronald yang kesal atas ucapan David
David tak berani menjawab yang dikatakan oleh Ronald, bagai manapun untuk saat ini ia sedang tak mau mencari masalah dengan atasan nya itu, ia hanya mengerlingkan mata malas sambil bicara dalam hati nya
"Mataku tak picek, hanya saja otak mu yang bermasalah, dari kemaren kalo bukan kau yang gak masuk kantor berkas-berkas ini gak bakal nahan disini sampai sekarang, dasar teman gak ada akhlak untung kau bos ku, kalau bukan pasti udah dari kemarin aku Resign" Gumam David sambil mengutuk bos nya itu
"Brakk"
"Astaghfirullah hal'Adzim" spontan David terkejut dan mengelus dada nya ketika mendengar Ronald yang tiba-tiba saja mendobrak meja dengan cukup kuat tanpa yang tau penyebabnya
David merasa takut dan ingin diam saja akan tetapi jiwa kepo nya sangat meronta-ronta sehingga membuat ia tak tahan untuk tidak bertanya
"Ada sih tuan, bikin kaget aja" tanya David
"Aku mau balik kerumah Sakit lagi, kau tolong bereskan semua berkas-berkas ini"
"Ya elah aku bilang juga apa, ujung-ujungnya aku juga yang kena kan, lagian tuan jangan ngadi-ngadi deh, gimana beresin nya kalo tuan aja belum tanda tangan" protes David
"Gak usah di kasih tanda tangan, langsung kasih cap/Sample perusahaan aja langsung" ucap Ronald seolah tanpa beban
Ia berdiri sambil membenarkan dasi nya yang agak sedikit berantakan kemudian berlalu begitu saja tanpa adanya rasa bersalah meninggalkan David seorang diri di ruangan itu, sementara David yang ingin protes namun juga tak bisa berbuat apa-apa selain mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bos nya itu, ia pun melirik ke arah jam yang ada di pergelangan tangan nya sambil menggigit jari kala mengingat tumpukan berkas masih banyak
"Ya Tuhan, punya bos kok gini amat yak, mana jam udah hampir setengah enam lagi, kalo kek gini ceritanya dua hari juga gak bakal kelar" gumam David
...----------------...
Lusy baru saja membuka matanya setelah sekian lama tak sadarkan diri namun alangkah terkejutnya ia saat mengetahui hal pertama yang ia lihat bukanlah yang seperti ia harapkan
Samar-samar ia melihat Dua sosok yang kini tengah berdiri tepat di hadapan nya dengan tangan yang bersidekap dada serta tersenyum licik memandang kearah nya
Lusy berusaha untuk membuka mulutnya dan seolah ia ingin bicara namun tak bisa karna memang keadaan nya saat ini masih lemah dan kaku
"Ck sepertinya jal*Ng ini sudah bangun, Tante apa yang akan kita perbuat sekarang?!" tanya seorang wanita yang Lusy sendiri belum mengetahui dengan pasti siapa orang itu karna terhalang pandangan nha yang masih belum jelas
Alih-alih menjawab pertanyaan lawan bicaranya, wanita yang di sebut Tante yang tak lain adalah nyonya Emi yakni istri dari tuan Rudi Wijaya dan ibu tiri oleh Ronald Wijaya tersebut malah tersenyum devil dan langsung mencengkram rahang Lusy dengan cukup kuat hingga membuat Lusy tersengal dan hampir tak bisa bernafas, melihat itu spontan membuat wanita yang ada di sampingnya langsung menepis nya hingga cengkraman tangan Emi terlepas begitu saja
"Tante apa-apaan sih, Tante bisa aja membunuh nya kalo kayak gitu" Protes Wanita muda yang tak lain adalah Naina
"Naina sorry Tante gak bermaksud kayak gitu, Tante cuma kesal saja melihat nya, bisa-bisanya Ronald malah melindungi wanita miskin ini sampai rela melepaskan kamu, memangnya apa bagusnya wanita miskin ini, dia cuma wanita murahan yang pengen numpang hidup enak dan menikmati kekayaan keluarga Wijaya saja" kata Emi yang merasa kesal
"Tante harus nya gak kayak gitu juga kan, jangan kan Tante sebenarnya aku juga kesel banget tau gak! kalo nurutin keinginan hati sih udah aku b*nuh aja langsung si kuman ini, tapi mengingat kak Ronald sangat melindungi nya jadi kita gak bisa bertindak gegabah gitu aja" kata Naina yang menerangkan seolah dirinya saat ini tengah berusaha menahan amarah nya
Lusy mendengar semua percakapan antara dua wanita beda generasi itu, ia merasa sangat sedih namun ia hanya bisa pasrah dengan kondisi nya saat ini, ingin marah dan memberikan perlawanan juga tak ada gunanya, sebab mengingat kondisinya yang saat ini masih lemah dan tak bisa bergerak banyak bahkan untuk sekedar bicara pun Lusy tak mampu
"CEKLEK" suara pintu yang tiba-tiba terbuka membuat dua orang yang tengah sibuk berbicara itu terkejut
Ro Ronald yang baru saja datang tiba-tiba terkejut saat mendapati dua orang wanita yang tidak disuka nya ada di kamar rawat kekasihnya
"Mau apa kalian?!" tanya Ronald dengan tegas sambil berjalan cepat kearah Lusy
"Kak Ronald, kak Ronald kamu kok datang?" tanya Naina yang mencoba mengalihkan perhatian Ronald
"Jangan mengelak,! Katakan mau apa kalian kemari?" tanya Ronald sekali lagi dengan nada yang sangat dingin menyeramkan
"Eee itu ka kami, kami gak ngapa-ngapain kok Ronald, Ronald sebenarnya tante sama Naina kesini cuma mau jenguk Lusy aja kok gak lebih" kata Emi yang gugup dan berusaha mencari alasan
"Iya kak Ronald, yang dikatakan Tante itu benar, kita kesini cuma mau jenguk Lusy aja, lagian kak Ronald gak pernah bilang kalo Lusy masuk rumah sakit jadinya ya kita baru tau dan juga baru bisa jenguk hari ini deh" tambah Naina yang berusaha meyakinkan Ronald tentang maksud kedatangan mereka
Sementara Ronald masih belum menyadari bahwa saat ini Lusy telah sadar dan menyaksikan semua yang terjadi di depan matanya saat ini
.
.
.
BERSAMBUNG