NovelToon NovelToon
SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Ivy yang telah terlahir kembali ke-empat kalinya. Dimana disetiap kelahiran ia mati muda. Memilih untuk pasrah pada kehidupan kali ini.

Tapi kenapa kali ini dia kembali saat masih bayi?

[Eeehh, bayi.... Baiklah, aku hanya akan makan dan tidur dengan baik.] Pikir Ivy optimis.

Namun, hatinya tetap tak bisa menahan desahan setiap kali mengingat masalalu.

[Hahh, tak disangka ibukku begitu cantik aslinya. Sayangnya saat ulang tahunku yang setahun Dia akan mati. Hikshh.]

[Ah, ayah begitu tinggi dan gagah. Tapi setelah kecelakaan dia hanya akan duduk di kursi roda.]

[Kakak ketiga yang cantik, saking cantiknya membuat banyak pria jahat mempermainkan nya. Lalu kakak pertama dan kedua yang bodoh, kalian hanya akan berakhir menyedihkan karena jatuh hati pada pemeran utama wanita.]

Tanpa disadarinya, seluruh keluarga mendengar setiap fikiran nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 AUNTY ELENA

"Nah, Na. Ini bungsu, kamu belum melihatnya kan."

Disya membuka penghalang pada nantinya, membiarkan seluruh wajahnya tampak, Dia memegang punggung bayi nya dan sedikit mengangkatnya.

[Ivy ini Ivy.]

Elena tertegun, menatap bayi imut di depannya. "Astaga, Sya ini benar-benar bayi bukan boneka.. Ahh-ahh Dia berkedip, Sya," serunya heboh.

Bukan Elena namanya jika tak berlihat disetiap kondisi. Dengan nada menggoda, Disya berkata,

"Bukankah kamu sudah melihat si kembar dan putra bungsu ku. Juga kamu tak seheboh ini dulu."

"Uhh, mereka hanya imut saat masih bayi. Sekarang sudah tak imut lagi."

"Mereka akan marah jika mendengarnya, apalagi, Lea," kata Disya setengah bercanda. Seperti rencana awalnya, yang terpenting adalah mengenalkan pada bungsu, berharap dia akan menjelaskan masa depan mengenai sahabatnya. "Sayang, ini aunty Elena, sahabat baik ibu. Kamu harus mengambil hatinya baik-baik. Aunty ini rich sekali loh, bahkan ayah kalah," katanya dengan kalimat terakhir sedikit berbisik. Yang jelas masih bisa Elena dengar.

"Biarkan saja, sekarang bungsu adalah favorit ku.... Hallo bayi, ayo kamu katakan ingin saham berapa dari perusahan Aunty Elena."

Mendengar kata-kata sahabatnya, Disya menggeleng, "Kamu ini bahkan Dia belum bisa bicara...." "Hanya saja keluarga bisa mendengar pikirannya," Lanjutnya dalam hati. Lihat saja sekarang pikirannya otomatis aktif sekali.

[Saham, ohh Aunty Lena juga memberikannya  pada Ivy dulu. Banyak sekali.]

Disya yang mendengarnya tersenyum, sepertinya Dia memang telah salah paham pada sahabatnya.

"Ingin menggendongnya?"

"Boleh?" tanya Elena ragu.

"Tentu saja," jawab Disya sambil menyerahkan bayi dalam gendongannya.

Ini bukan kali pertama Elena menggendong bayi. Ketiga anak sahabatnya sudah pernah digendongnya, meski hanya sebentar setiap saatnya. Jadi saat menggendong bayi Ivy tangannya sudah mantap tanpa ada rasa kikuk.

[Woahh, Aunty akhirnya kita bertemu. Aku sudah berfikir kapan kita akan bertemu. Karena dirumah sakit Aunty tidak terlihat dimana-mana.]

[Kupikir Aunty tidak mau bertemu Ivy. Tapi tidak mungkin kan. Siapa yang menolak pesona keimutan Ivy.]

"Ahh, bagaimana bisa semanis ini sih, Sya. Lihatlah dia anteng sekali dalam gendongku. Si kembar bahkan langsung menangis saat pertama kugendong," ucap Elena. Matanya tak  sedikitpun lepas dari bayi dalam gendongannya.

"Yahh, Dia memang yang paling manis. Jika bayi lain pasti akan menangis atau membuat keributan, terutama saat lapar. Baby hanya akan memanggil dengan lembut," hatinya sakit memikirkan bagaimana bayi semanis putrinya melewati empat kehidupan yang penuh kesulitan.

"Hah, memanggil dengan lembut," beo Elena terheran. "Gumaman bayi maksudmu?"

Disya hanya tersenyum tipis, tak menyangkal ataupun menyetujui. Lagipula siapa yang percaya jika seluruh keluarga bisa mendengar pikiran bayi mereka.

"Oh, ya, Sya. Aku tak bisa berlama-lama disini. Sesaat lagi aku harus terbang ke Singapura. Itulah kenapa aku datang awal sekali, niatnya untuk memberikan hadiah ku dulu...." Tatapannya lalu beralih lagi pada bayi Ivy, "Maaf ya Aunty tak bisa ikut bersenang-senang dengan baby." Setelah mengatakan itu Dia kembali mendongak. "Masalah disana sangat mendesak jadi aku tak bisa mengundurnya."

Disya mengerutkan dahi, "Apa kamu butuh bantuan. Terakhir kali kamu juga pergi buru-buru," itu saat dia mengalami kecelakaan. Dia tak menyebutkannya untuk menyindir. Sepenuhnya dirinya merasa khawatir.

"Yahh, huft," Elena menghelas nafas, "Beberapa masalah memang muncul akhir-akhir ini. Tapi tidak, aku tak membutuhkan bantuan. Aku terlalu sering merepotkanmu"

"Na, kamu tahu kan kita lebih dari sekedar sahabat. Kita bersahabat dari kecil. Ayah dan ibuku bahkan sudah menganggapmu anaknya. Jika saja kamu tak menolak, kamu sudah menjadi kakakku."

"Haha, ya. Hanya saja yang kali aku harus menyelesaikannya sendiri," ucap Elena penuh tekat. Tangannya bergerak menyerahkan bayi dalam tangannya pada sang ibu. "Sekali lagi maaf, ya Sya. Aku jadi tak bisa menghadiri pesta malam ini."

Saat Disya akan menerima bayinya, lalu membiarkan sahabatnya pergi. "Tidak apa-apa, kamu bisa per-" Sebuah suara panik memasuki telinganya, menghentikan separuh ucapannya.

[Tidak-tidak Aunty Lena tak boleh pergi!]

[Tidak, jangan pergi, atau aunty akan mati!]

Disya mematung, tubuhnya kaku, tak tahu bagaimana bereaksi.

"Sahabatnya mati?" batinnya tak percaya.

Bayinya hanya sering menyebutkan masa depan keluarga mereka. Tak sekalipun menyebut orang lain. Selain Peramal Felix atau protagonis wanita, yang masih belum mereka ketahui identitasnya. Sekarang Disya mengerti kenapa bayinya tidak menyebut sahabatnya. Harusnya melihat kedekatan mereka, sahabatnya pasti sering datang. Apalagi saat kematiannya, Dia yakin sekali, sahabatnya itu akan menyayangi anak-anaknya. Tapi jika sahabatnya mati, bahkan lebih dulu darinya. Maka sudah jelas, alasan namanya tak pernah disebutkan. Karena bayi bungsunya memang belum pernah menemuinya.

Karena Disya tak langsung menerima, Bayi Ivy yang bergerak gelisah, membuatnya hampir saja jatuh, untung saja Elena bertindak cepat, dengan membawanya kembali dalam gendongan.

"Aduh, baby kamu hampir saja jatuh, loh," seru Elena.

Seruannya membuat Disya kembali ke kenyataan. Pertama kali yang dikhawatirkan masih bayinya. "Baby tak apa kan?"

"Gak apa-apa, untung aku sigap menahannya. Kenapa dia tiba-tiba begitu aktif. Kamu juga, Sya kenapa malah melamun gitu."

[Bu Ivy tak apa. Bu, jangan biarkan Aunty pergi. Ivy tak mau Dia mati. Meski Ivy tak pernah menemuinya di tiga kehidupan. Tapi Ivy tau Aunty Lena baik. Dia bahkan menyerahkan semua kekayaan miliknya padaku dan kakak.]

[Nenek bilang Ibu dan Aunty Lena adalah sahabat sejak kecil. Beberapa kali Ibu memang membantu Aunty Lena. Dan keluarga kakek dan nenek juga menganggap Aunty Lena sebagai keluarga. Semuanya tahu jika Aunty Lena pasti merasa berhutang budi. Tapi tak ada yang pernah menyangka. Bahwa Aunty Lena telah meninggalkan wasiat di jauh-jauh hari yang berhubungan dengan mereka.]

[Wasiatnya tidak lain adalah jika Aunty Elena meninggal saat Dirinya belum memiliki anak. Maka seluruh hartanya akan diberikan pada anak-anak sahabat baiknya yaitu Ibu. Tapi jika Dia meninggal dan memiliki anak sendiri. Maka 40 persen hartanya adalah milik anaknya. Lalu 60 persen sisanya adalah milik anak-anak sahabatnya.]

[Dalam tiga kehidupan sebelumnya karena tak melihat Aunty Lena. Aku sampai lupa jika saat ini aku dilahirkan kembali saat Aunty Lena masih hidup.]

Semakin mendengarnya semakin membuat dada Disya terasa sesak.

[Bu, bu,, ahhh, ibu tak bisa mendengar ku, bagaimana ini. Hiks, sulit sekali menjadi bayi. Maaf Aunty aku hanya akan memelukmu untuk terakhir kalinya. Aunty baik sekali, terimakasih sudah memberi semua harta Aunty padaku dan kakak. Maaf kakak Ivy yang bodoh, menggunakannya untuk foya-foya. Tapi Aunty tak perlu khawatir, yang menjadi bagian Ivy, akan Ivy sumbangkan agar pahala Aunty mengalir deras, tapi sebagian saja, ya. Karena itu Aunty harus memberi Ivy lebih banyak.]

Sungguh jika tak mendengarkan pikiran konyol bayinya, Disya pasti sudah menangis. Tapi karena kekonyolan itu Dia menjadi lega. Akan aneh jika dirinya tiba-tiba menangis. Matanya menatap sendu pada sahabatnya.

Elena yang ditatap begitu menjadi bingung. "Kenapa tiba-tiba menatapku?"

"Aku bersyukur bertemu sahabat sebaik kamu, Na."

"Apasih, Sya. Kamu gak kesambet kan. Apalagi tadi ngelamun. Ih, kok serem aku."

1
cerry
Akhirnya setelah seminggu/Sob//Facepalm/
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
total 1 replies
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶
Wah, baru kali ini niat membaca tulisan fiksi orhir lain kembali hadir. lucu, menarik, mengandung ajakan untuk kembali menjadi bayi.🥴
otomatis bepikir, "Seandainya aku bisa mengingat memori saat aku masih bayi."🥴
Tulisannya rapih kk Thor. Ceritanya santai, menghibur.😂😏😏
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
cerry: Jangan lanjut ya kak, authornya up sesuai mood/Facepalm/
total 2 replies
Miea™
lanjut
Arietyy
aku mampir, jangan lupa mampir dikaryaku
cerry: Maaf ya kak, belum bisa mampir/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!