NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Terakhir Di Desa Kecil Pesisir Selatan Sungai Huang.

Pemuda remaja yang berjalan di belakang Xiao Tian dapat merasakan kebahagiaan kedua saudara dan saudari seperguruannya yang telah saling berjumpa kembali dalam keadaan sehat dan selamat. Pemuda ini berhenti di samping Zhang Wan Yi dan Nona Yi Hui yang saling berpelukan di depan beranda gubuk kosong.

"Kakak.. " suara gadis kecil menyadarkan pemuda ini yang menepuk-nepuk bahu Zhang Wan Yi dan Nona Yi Hui sehingga membuat Zhang Wan Yi segera lihat ke arah Xiao Lan yang menangis ketika gadis kecil ini melihat kakaknya telah kembali kepadanya.

"Adik Lan, jangan menangis seperti ini. Aku baik- baik saja..Mari kita mulai makan malam bersama dengan kedua orang kakak ini untuk malam disini." kata Xiao Tian menghapus air mata adiknya dengan bajunya.

"Iya,Kak.Aku sudah memanggang ikan paling besar untukmu." jawab Xiao Lan tersenyum bahagia sambil meraih tangan kakaknya lalu mereka berdua berjalan masuk ke aula utama gubuk kosong.

Zhang Wan Yi yang melihat kedua orang kakak dan adik itu telah masuk ke aula utama gubuk kosong. Ia pun mengajak kedua saudara dan saudarinya masuk ke aula utama gubuk kosong juga. Mereka duduk di atas jerami lalu menikmati makan malam.

"Xiao Tian, aku ucapkan terimakasih karena kamu ini sungguh baik telah menyelamatkan kedua kakakku. Karena itulah aku Zhang Wan Yi di mulai hari ini akan menjadi sahabat pertamamu dan mereka berdua ini juga merupakan saudara dan saudarimu." kata Zhang Wan Yi begitu tulus kepada Xiao Tian sambil tangan kanannya meraih botol minum yang disodorkannya kepada Xiao Tian yang duduk di seberangnya.

"Ah, ya, sama-sama Wan Yi. Aku pun senang dapat membantumu karena aku juga ingin meminta tolong kepadamu yaitu kita bersama-sama pergi ke gunung Wu Tang untuk menghadiri pesta ulang tahun ke 100 tahun kakek gurumu." kata Xiao Tian nada ramah dan menerima botol minum dari Zhang Wan Yi.

"Xiao Tian, bolehkah kami tahu siapa orangtuamu dan gurumu? " tanya Nona Yi Hui menatap penasaran dengan anak kecil aneh itu.

"Aku sendiri tidak tahu siapa orangtuaku karena aku dari kecil dibesarkan oleh ketiga guruku di puncak gunung Huang." jawab Xiao Tian jujur.

"Oh, jadi kau ini murid dari Tiga Pendekar Besar di gunung Huang yang pernah terkenal di dunia persilatan sekitar lima belas tahun lalu?" tanya Nona Yi Hui kaget. Gadis itu mengamatinya terus menerus sehingga ia merasa jengah juga.

"Ya," jawab Xiao Tian singkat.

"Lalu kenapa kau yang mewakili mereka untuk hadir di pesta ulang tahun ke 100 tahun guru kami?" tanya Wang Yan pemuda remaja sekte Wu Tang ikut serta dalam pembicaraan tersebut.

"Guru pertamaku sedang sakit dan guru keduaku tak bisa meninggalkan guru pertamaku di rumah. Kalau guru ketigaku sedang pergi merantau.Jadi, mereka mengutus aku sebagai wakil mereka." jawab Xiao Tian menunjukkan surat undangan tersebut kepada Wang Yan yang telah melihat bahwa surat tersebut benar-benar dari gurunya untuk para sahabat dan kerabatnya di dunia persilatan. Ia pun mengangguk paham.

"Hmm, baiklah. Aku percaya pada kejujuranmu." kata Wang Yan tersenyum ramah kepada Xiao Tian.

"Kak, tapi bagaimana kita bisa pulang ke gunung Wu Tang tanpa perahu kita yang telah dihancurkan oleh para bajak sungai beberapa waktu lalu?" Zhang Wan Yi memikirkan hal lain. Anak itu terlihat gelisah saat ini."Dan, kita juga sudah tak punya uang lagi untuk membeli perahu pada nelayan di desa ini." ia telah menunjukkan saku celananya yang telah bolong itu kepada Wang Yan dan Nona Yi Hui.

"Ya, kak.Adik Yi benar." Nona Yi Hui ikut resah gelisah juga.

"Aku juga tak tahu.." kata Wang Yan menengok ke luar jendela samping kanan dan merasakan angin sejuk dari sungai yang masuk ke aula utama gubuk kosong itu.

"Kita punya akal. Pasti bisa mendapatkan perahu." Xiao Tian tiba-tiba bicara setelah mereka terdiam di dalam pikiran mereka masing-masing."Lihatlah ke arah belakang kita.. Bukankah ada banyak batang pohon yang kita jadikan kamar mandi alternatif kita untuk malam hari ini dan esok pagi kita? " suaranya memberikan semangat kepada ketiga orang murid dari sekte Wu Tang.

Dan, ketiganya mengikuti arah pandangan matanya ke belakang gubuk kosong dan menemukan kamar mandi alternatif mereka.Lalu Zhang Wan Yi berseri- seri pada wajahnya yang tampan." Aha, apakah kita bisa membuat perahu dengan batang- barang pohon itu?" tanya anak itu menatap Xiao Tian.

"Ya, tentu saja bisa.Pertama kita membuat gambar perahu di lantai ini , kedua kita bongkar kamar mandi alternatif itu, dan terakhir kita membuat perahu dari batang- barang pohon melalui gambarnya di lantai ini." jawab Xiao Tian tersenyum cerah seraya berdiri di tengah-tengah aula utama.

Anak itu mengambil salah satu kayu bakar terdekat lalu membuat gambar perahu di lantai melalui daya imajinasinya meskipun ia belum pernah melihat atau menaiki perahu. Karena ia lahir dan besar di gunung bukan di tepi sungai atau pulau yang ada air lautnya.

"Wahh.. Dia anak yang cerdas.. " puji Nona Yi Hui di dekat api unggun melihat anak itu benar-benar bisa menggambar perahu yang persis seperti perahu yang pernah mereka bertiga miliki.

"Xiao Tian, apakah kau benar-benar bisa membuat perahu sesuai dengan gambarmu ini?" tanya Zhang Wan Yi ternganga seraya memegangi botol minum.

"Ya, kalau tidak dicoba, kita mana bisa tahu apakah aku bisa atau tidak membuat perahu." jawab Xiao Tian tanpa mengalihkan perhatiannya pada gambar perahu di lantai.

"Tapi, aku yakin kakakku bisa membuat perahu." Xiao Lan begitu mempercayai kemampuan kakaknya. Dan, suaranya itu membangkitkan semangat untuk Xiao Tian yang segera berlari ke belakang untuk bongkar kamar mandi alternatifnya.

Wang Yan mengikutinya untuk membantu anak kecil berbakat itu. Sedangkan Nona Yi Hui membantu Xiao Lan dan Zhang Wan Yi mencari makanan di hutan di sisi lain dari gubuk kosong.Mereka bertiga berhasil menemukan sejumlah pohon buah sanca merah di sekitar hutan.

"Buah merah ini cocok untuk makanan kita di perahu kita nanti." kata Xiao Lan yang melompat ke salah satu dahan pohon buah sanca merah lalu gadis itu memetik satu dan mencicipinya. "Hmm, rasa buah sanca merah ini agak sedikit asam. Kita harus bisa memasaknya dahulu untuk menghilangkan rasa asam." tangannya telah cepat memetik buah sanca merah disekitarnya dan ditaruh di atas jubah pakaian merah mudanya.

Zhang Wan Yi dan Nona Yi Hui mengikutinya dengan senyuman di wajah keduanya begitu ceria dan penuh semangat.

Bersambung!!

1
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!