Gadis Pendiam Dengan Rahasia Gelapan

Seluruh karyawan yang posisinya tengah mengambil waktu untuk beristirahat selama di asrama merasa terganggu. Mereka semua merasa dihebohkan dengan kejadian yang dimana Alea mengalami kesurupan dari arwah Alisa itu.

"Emang kira-kira menurut mu Alea dirasuki sama siapa. Barangkali kamu tau juga sih," ujar salah satu karyawan pria yang terlihat ingin mengetahuinya.

"Dorr!" suara dobrakan dari pintu asrama yang dimana menjadi tempat karyawan-karyawan Reza beristirahat disana.

Seluruh karyawan langsung terkejut. Mereka yang awalnya sudah dikejutkan dengan peristiwa Alea kesurupan malah ditimpa lagi dengan suara dobrakan itu.

"Gawat sepertinya ada orang luar yang mengancam marabahaya kita!" ujar seorang karyawan pria tadi dengan kaget.

Suasana diasrama yang tadinya seluruh para karyawan beristirahat sebentar malah jadi kacau. Mereka semua berusaha waspada mungkin agar tidak menimbulkan kejadian aneh didalam asrama itu.

"Ayo kita segera mencari tempat pelindung karena takutnya nanti ada penjahat yang masuk diam-diam kedalam asrama ini. Ingat ini asrama baru yang perlu dijaga dengan baik. Tolong ikuti perintah ku!" ujar sekali lagi dari seorang karyawan pria itu seolah memimpin anggota karyawan Reza lainnya dengan tegas.

Demi keselamatan diri masing-masing. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti perintah dari seorang karyawan pria tadi.

Mereka terlihat berlari-lari agar dapat tempat persembunyian didalam asrama tersebut. Secara kebetulan ruang asrama itu sangat luas dan memiliki fasilitas yang baik. Tidak heran bila mereka akan saling berpencar satu sama lain.

"Aaaaaaa!" teriak Arsyilla yang sekarang posisinya tidak baik-baik saja.

Arsyilla terlihat sangat ketakutan dan berusaha untuk mmeleraikan diri dari penjahat yang berusaha untuk mengejarnya. Ia begitu tidak mengerti apa maksud dari penjahat itu mengejar nya. Namun yang ia tau mungkin penjahat itu sedang memiliki dendam pribadi kepadanya sehingga menyebabkan Arsyilla dikejar habis-habisan.

Flashback.

Arsyilla sosok wanita yang akan menginjak usia dewasa, kini ia harus mempersiapkan mentalnya untuk mengejar cita-cita nya sebagai seorang dokter. Dalam masa lampau, Arsyilla sangat senang menyembuhkan hati Lovely yang saat itu merasa kehilangan keluarga kecilnya. Semenjak itulah, Arsyilla memutuskan untuk menjadi seorang dokter agar bisa menjadi obat bagi semua orang yang terluka.

Suatu hari di cafe.

Pada saat itu adalah hari terakhir Arsyilla magang bersama teman kuliahnya. Suasananya sangat ramai dan sangat menyentuh hati saat sudah saatnya mau berpisah. Mereka saling bertanya-tanya mengenai profesi yang akan digapai untuk masa depan.

"Wah hebat Arsyilla kamu akan menjadi seorang dokter. Walau kamu sebatas teman ku aku akan terus mendukung mu!" ujar salah satu teman Arsyilla yang dari dulu sudah menjadi supporter.

Arsyilla tersenyum tipis. Ia menjawab, "Hehe terimakasih teman ku aku harap kamu selalu berhasil dalam menggapai impian mu. Aku juga yakin kamu akan meraih banyak kesuksesan di masa depan."

Ya tentu saja, suasana di cafe tersebut penuh sukacita. Ada yang saling membenci menjadi saling melengkapi. Itulah yang dinamakan pertemanan sejati.

Sampai pada akhirnya di waktu kepulangan pun tiba. Tidak terasa, Arsyilla beserta teman-temannya sudah menghabiskan waktu bersama. Bahkan di hari itu yang merupakan hari terakhir perpisahan sesama teman kuliah sudah tidak terasa.

"Selamat tinggal Arsyilla aku yakin kamu beneran bisa sukses. Semangat ya!" kata seorang teman Arsyilla yang menjadi suporter.

Arsyilla tersenyum ceria, ia merasa terharu karena memiliki teman yang baik dan kebanyakan supporter untuknya. Memang mereka dimata Arsyilla hanya sebatas teman.

Jadi pentingnya kita mencari pertemanan yang sejati. Karena pertemanan yang sejati dapat berpengaruh dalam diri kita masing-masing.

"Syukurlah mereka telah menjadi teman sejati untukku. Semoga benar aku bisa mewujudkan cita-cita ku sebagai seorang dokter," batin Arsyilla yang terlihat sudah bersemangat saat ingin menggapai impiannya.

Beberapa tahun kemudian.

Arsyilla tiba-tiba mendapatkan tawaran dari teman kuliahnya untuk menjadi seorang dokter.

"Tentu Arsyilla ini denganku teman se kuliahmu. Apa kamu mau menjadi seorang dokter di rumah sakit ternama itu. Aku yakin nanti kamu keterima disana," kata seorang teman kuliahnya Arsyilla yang masih menjadi suporter hingga sekarang.

Dengan senang hati, Arsyilla menyetujui tawaran itu. Namun sebelum ia daftar menjadi seorang dokter dirumah sakit ternama, ia memutuskan untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu. Bahkan ia juga mati-matian berupaya keras agar nantinya bisa keterima dalam mewujudkan cita-citanya.

Setelah semuanya siap, Arsyilla langsung mencoba daftar dan mengisi formulir yang tersedia untuk mewujudkan dirinya sebagai calon dokter.

Saat malam harinya.

Posisi Arsyilla masih belum tidur dan belum beristirahat sama sekali. Ia malah cemas memikirkan keterima apa tidak.

"Kringg," suara telefon dari ponsel milik Arsyilla.

"Halo dengan Arsyilla. Selamat Anda dinyatakan lolos seleksi dan bisa bergabung dengan tim kedokteran dirumah sakit ternama ini. Saya harap Anda melakukannya yang terbaik ya terimakasih!" kata seseorang admin yang bertugas untuk memberi keterangan tidak diterima atau diterimanya dalam menentukan calon dokter baru dirumah sakit ternama.

Telefon pun mati dengan sendirinya. Memang admin tersebut sengaja mematikan telefon itu.

"Aaaa akhirnya aku diterima menjad calon dokter. Akhirnya cita-cita ku selama ini sudah terwujud deh!" kata Arsyilla dengan perasaan bergembira riang.

Tentu saja, Arsyilla secara resmi dinyatakan sebagai seorang dokter dirumah sakit ternama. Arsyilla juga mengawali dirinya sebagai seorang dokter dengan penuh tanggungjawab.

Hari awal dalam menjalankan profesi nya sebagai seorang dokter baru terlihat baik-baik saja. Semua berjalan dengan lancar.

Namun tidak disangka saat hari terakhir Arsyilla menginjak dirumah sakit ternama. Ia dikejutkan dengan pertemuan pertama dengan seorang teman kuliahnya.

Sebut dia Rangga, seorang teman Arsyilla pada masa kuliah yang memiliki sikap iri dengki. Rangga memang terlihat tidak senang bila Arsyilla menjadi seorang dokter. Dari dulu Rangga sudah berusaha menjatuhkan Arsyilla, namun karena rasa iri hatinya tidak tertahan dengan baik. Maka ia memutuskan untuk mengancam Arsyilla dengan berbagai macam cara agar Arsyilla jatuh.

"Apa maksud mu Rangga. Aku dari dulu tidak pernah mengancammu seperti ini. Ingat kita masih teman kan.." kata Arsyilla yang mulai sedih melihat teman kuliah nya yang tidak senang kepadanya.

"Mau tidak mau kamu harus berhenti menjadi seorang dokter disini. Oh Arsyilla aku sangat iri kepadamu. Kamu memiliki banyak teman kuliah yang supporter dan baik. Sedangkan aku tidak. Bahkan aku tidak mempunyai teman sama sekali!" sahut Rangga dengan lantang. Ia begitu tidak terima dengan keberhasilan Arsyilla dalam menggapai cita-cita.

Demi seorang temannya saja dan hanya sebatas teman, Arsyilla rela memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai seorang dokter di rumah sakit ternama itu.

"Mau kemana kamu Arsyilla jangan kabur!" sontak Rangga yang mulai menujukan balas dendamnya kepada Arsyilla.

Karena sudah tidak bisa menahan kesabarannya, Arsyilla langsung mencari ruangan yang menurutnya ada seseorang didalam ruangan itu. Tujuannya adalah untuk meminta bantuan dan melaporkan kepada pihak yang berwajib.

"Dorrr!" dobrak Arsyilla dengan kakinya.

Arsyilla pun berhasil membuka pintu itu. Ternyata dia masuk kedalam ruangan yang dimana menjadi tempat keberadaan Alea dan Reza.

Disisi Reza. Alea sudah daritadi akhirnya telah dinyatakan sudah balik seperti semula atau bisa dibilang arwah Alisa yang merasuki tubuh Alea sudah tenang didalamnya untuk selamanya.

Hal itu membuat perasaan Reza sudah tenang. Namun karena suara dobrakan pintu dari tendangan kaki Arsyilla membuat Reza langsung mengalihkan pandangannya ke Arsyilla.

"A- arsyilla!?" kata Reza sembari menatap Arsyilla dengan terkejut.