Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tapi aku sudah menikah
Setelah Mentari selesai bercerita, Jhon masih tetap terdiam, tatapan matanya tetap memandang ke arah Mentari, hatinya terasa sakit, karena selama ini ia sudah berburuk sangka kepada Mentari. Mentari tidak mengenalinya bukan karena Mentari sudah melupakannya, melainkan karena ingatan Mentari hilang.
Lima tahun yang lalu Mentari menghilang dari kehidupannya ternyata gara-gara kecelakaan, bukan karena laki-laki lain. Lalu mengapa Lisa tidak memberitahukan kebenarannya? Mengapa Lisa tega membohonginya yang jelas-jelas Lisa tahu, jika dirinya begitu mencintai Mentari sahabatnya. Semakin Jhon mengingat ucapan Lisa dulu, semakin membuat Jhon geram.
Jhon menghela nafasnya berat, ia kembali meraih secangkir kopinya dan meneguknya hingga tak tersisa sedikitpun, hatinya terasa semakin panas, amarahnya kian meledak karena dirinya merasa di bohongi dan di permainkan oleh Lisa.
"Maafkan aku, Mentari. Aku tidak tahu kalau kamu pernah mengalami kecelakaan dan membuatmu kehilangan ingatanmu. Maafkan aku karena aku sudah berburuk sangka kepadamu. Aku sangat bodoh karena tidak bisa melindungimu, Mentari. Aku sungguh-sunguh menyesal." Ucap Jhon sambil menggenggam lembut tangan Mentari. Tatapan matanya berubah menjadi sendu, bahkan nada suaranya terdengar berat di telinga Mentari.
Mentari kembali menarik tangannya, namun kali ini Jhon tidak melepaskannya, ia terus menggenggam tangan Mentari dengan kuat, sehingga membuat Mentari harus pasrah dan membiarkan Jhon terus menggenggam tangannya.
"Kamu tidak perlu minta maaf, itu semua sudah berlalu dan kecalakaan itu memang sudah takdirku. Meskipun aku tidak mengingatmu, tapi aku percaya kalau kamu memang pernah hadir dalam kehidupanku dulu. Tapi, mengapa Lisa tidak pernah menceritakan tentangmu kepadaku? Aku ingat dulu, aku selalu bertanya kepada Lisa, apakah aku memiliki seorang kekasih? Tapi Lisa selalu bilang kalau aku tidak pernah memiliki seorang kekasih." Mentari terdiam sejenak, ia kembali mengingat tentang percakapannya dulu bersama Lisa.
Lisa selalu bilang bahwa dirinya tidak memiliki seorang kekasih, dan juga Lisa selalu bilang, jika dari kecil dirinya selalu bersama Lisa kemanapun dirinya pergi. Jadi tidak mungkin jika Lisa tidak tahu bahwa dirinya memiliki seorang kekasih, bukan? Apakah selama ini Lisa sudah membohonginya? Lalu, apa alasan Lisa untuk membohonginya? Atau mungkinkah Lisa memang tidak mengenal Jhon? Ah ntahlah dengan memikirkannya saja membuat Mentari pusing tujuh keliling.
"Apakah mungkin Lisa tidak mengenalmu?" Tanya Mentari membuyarkan lamunan Jhon saat ini.
Jhon menghela nafasnya kasar, ia menatap Mentari kemudian berkata. "Lisa sahabatmu, aku tidak mungkin tidak mengenalnya. Jadi apakah selama ini Lisa sudah mengetahui keberadaanmu, Mentari?" Tanya Jhon membuat Mentari tertawa. "Kenapa kamu malah tertawa? Apakah ada yang lucu dengan pertanyaanku?"
"Jelas sangat lucu, bukankah aku sudah menceritakan semuanya kepadamu tadi? Selama satu tahun Lisa selalu bersamaku di luar negeri, mamaku yang meminta Lisa untuk selalu menemaniku. Dan meminta Lisa untuk membantuku agar aku kembali mengingat masa laluku. Namun sayangnya, ingatanku tidak pernah kembali." Ucap Mentari sambil meraih minuman yang sudah di pesankan oleh Jhon tadi.
"Hingga akhirnya Lisa memutuskan untuk pulang ke Indonesia tahun tahun lalu dan aku masih harus berada di luar negeri karena kebetulan orangtuaku sedang ada pekerjaan di sana." Jelas Mentari setelah ia meneguk minumanya itu. "Dan akhirnya aku bertemu dengan Alex, laki-laki yang begitu lembut yang membuatku jatuh cinta begitu saja. Benar-benar konyol." Batin Mentari menertawakan dirinya sendiri yang dengan mudahnya ia jatuh cinta kepada Alex, laki-laki brengsek yang tega mengkhianati cintanya.
Jhon mengusap wajahnya kasar, tangannya terkepal dengan kuat menahan amarah yang kembali muncul dalam dirinya. "Jadi selama ini Lisa sudah membohongi gue? Brengsek." Batin Jhon dengan tangan yang masih terkepal dengan kuat.
"Kamu ingin menghancurkan tanganku?" Suara Mentari membuat Jhon kembali ke alam sadarnya, Jhon seketika melapskan tangan Mentari yang terlihat memerah karena genggamannya itu.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja membuat tanganmu seperti ini." Ucap Jhon penuh penyesalan.
"It's ok. Tidak masalah. Sekarang aku sudah menjelaskan semuanya kepadamu, jadi bolehkah aku pulang?"
"Aku tidak mengizinkanmu pergi. Aku masih ingin bersamamu, Mentari." Jhon mencekal tangan Mentari, ia tidak akan membiarkan Mentari pergi sebelum ia mendapatkan Mentari kembali.
"Lepaskan! Bukankah kamu sudah mendengar semua penjelasanku? Apalagi yang kamu inginkan dariku?" Tanya Mentari sambil menatap Jhon tanpa expresi.
"Aku ingin kita kembali lagi seperti dulu, aku ingin kamu menjadi milikku lagi." Tegas Jhon dengan tatapan mata yang terlihat serius.
"Tapi aku sudah menikah sekarang. Apakah kamu ingin di cap sebagai pebinor?" Ucap Mentar membuat Jhon terkejut. Bagaimana mungkin khayalannya selama ini berubah menjadi kenyataan? Jhon tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Mentari barusan, ia sangat yakin jika Mentari berkata seperti itu hanya untuk menghindarinya saja.
"Aku tidak percaya, kamu pasti berbohongkan?"
"Terserah, yang jelas aku tidak berbohong sama sekali." Setelah mengucapkan hal itu, Mentari langsung melangkahkan kedua kakinya pergi meninggalkan Jhon.
"Meskipun kamu sudah menikah, aku pasti akan membuatmu menjadi milikku lagi, Mentari. Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi." Teriak Jhon membuat para pengunjung seketika menoleh ke arahnya. Sementara Mentari, hanya dapat tersenyum mendengar teriakan Jhon barusan.
Bersambung.