ADILA ARSYAF
Setelah semua yang ku korbankan ternyata hanya sakit yang aku dapatkan. Semuanya meninggalkan aku ketika aku tidak punya apa apa lagi. Hingga akhirnya aku hanya bisa menunggu malaikat mau menjemput ku.
Tapi ternyata tuhan masih memberikan aku satu kesempatan lagi.
pengen tau bagaimana perjalanan Adila menjadi wanita kuat, cuss baca👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
"Aku melakukan semua ini untuk kita, aku sama sekali tidak ingin melepaskan kamu karena di hatiku hanya ada kamu seorang." Ucapkan manis dan janji janji kosong adalah keahlian Joan. Molly hanya tersenyum hambar mendengar hal itu.
"Jangan bersempit hati, Adila hanya marah sesaat setelah dia tenang maka dia pasti akan memaafkan kamu, kalian kan sahabat kecil. Adila tidak akan setega itu mendiamkan kamu, bukankah dia masih berbicara denganmu tadi pagi." Joan masih terus meyakinkan Molly.
Molly menatap ke depan dengan datar mendengarkan omong kosong pria yang memeluknya sedari tadi.
Setelah beberapa saat, Molly berbalik dengan sebuah senyuman manis yang biasa ia berikan. Joan membalas senyuman itu dengan senyuman tak kalah manisnya.
"Aku hanya sedikit sedih, sahabat dan kekasihku malah meninggalkanku sendiri. Aku merasa tidak di inginkan." Molly berkata dengan mata sayu ingin menangis tapi masih tersenyum.
Joan yang melihat itu pun merasa sangat menyesal karena menyakiti hati lembut wanita ini. Tapi meskipun begitu pilihan ini memang harus ia pilih.
"Mari kita mengobrol di rumah kamu agar lebih leluasa." Ah perkataan buaya memang sangat manis.
.
.
Pagi ini adalah awal yang baru bagi Adila karena status dia saat ini sudah resmi singgel setelah memberikan pesan pagi ini pada Joan.
Meskipun begitu, Adila tetap menyiapkan dirinya akan kemarahan Joan saat di kantor. Adila membeli dua buah sarapan untuk dia dan juga Haris.
Adila tidak sabar ingin bercerita dengan Haris tentang kejadian malam tadi.
Dan akhirnya Adila sampai juga di ruangan Haris. Pria itu tampak sudah berkutat dengan komputernya dengan kaca mata yang bertengger manis di hidungnya.
Pria itu tampak semakin tampan saat sedang serius seperti itu. Adila masih berdiri mematung dengan memegang pintu, terpaku dengan pemandangan yang indah ini.
"Aku memang seganteng itu tapi kamu tidak perlu sampai mimisan pula melihatnya." Ucap Haris sambil melepaskan kaca mata dan melihat Adila dengan wajah tampan yang menggoda iman itu.
Dengan reflek Adila menyentuh bawah hidungnya, tapi ternyata Haris hanya membodohi dia.
"Hahahaha." Haris tertawa melihat apa yang Adila lakukan.
"Ihh apa sih pak, gajelas banget!" Adila berjalan mendekati Haris dengan wajah cemberut. Beberapa hari ini dia semakin dekat dan mulai terbuka.
"Saya bawak sarapan untuk kita, bapak pasti belum sarapan kan. Nggak baik sarapan dengan minum kopi terus." Adila menyiapkan makanan untuk dirinya dan juga Haris.
Sambil makan, Adila bercerita tentang kejadian yang terjadi kemarin malam dengan begitu semangat.
Haris menatap dengan tatapan begitu dalam pada Adila. Di dalam peraturan keluarganya makan tidak boleh berbicara dan dia juga terbiasa dengan peraturan itu tapi untuk Adila dia tidak bisa menghentikan wanita ini. Apalagi wanita di depannya ini begitu indah saat bercerita.
"Tapi jujur saja aku sedikit tidak tega melihat Molly yang seperti ingin menangis, tapi dari pada akhirnya aku yang sakit bukankah lebih baik mereka? Hatiku sedikit merasa bersalah tapi pikiranku terus menyuruh untuk tetap ada tujuan pertama." Mata Adila menatap ke arah jendela dengan pikiran jauh.
"Tidak perlu merasa bersalah. Setiap orang pasti ingin melindungi dirinya sendiri. Tenang saja aku akan berdiri di belakangmu untuk melindungi kamu."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
dah mls lanjutin baca.
udh d ksh ksmptan lg,msa ga d mnfaatin.....ga ush tkut,lwan aja mreka yg mnindasmu.....smngttt.....
udh mmpir....slm knl y....
aku ko gmes sih sm adila...pdhl udh d ksh ksmptan kedua,tp msh aja mau pduli sm joan....mngkn krna msh pnya hti nurani,mkanya dia jd labil....