Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
"Hanya sampai sini jejak yang kita lihat?" tanya Felix.
"Coba cari di bandara paman!" pinta Elvin
Hunter kembali menggerakkan jarinya di atas keyboard. Mencari nama Wibhawa di salah satu daftar penumpang.
30 menit mereka mencari di beberapa bandara, hasilnya nihil. Tidak ada nama Wibhawa ataupun Gama.
"Sudah ku duga, mencari jejak papa gua itu sulit. Dia punya koneksi yang kuat" ucap Hayden.
Di saat mereka tengah berfikir, hanphone Felix berbunyi. Ia melihat nomor baru di sana. "Halo" ucap Felix setelah ia mengangkatnya.
"Gua Ansel. Apa yang Hayden katakan di Web itu benar?"
"Ya, itu benar"
"Kalian sudah punya cara untuk bertindak?"
"Sedang kami pikirkan" jawab Felix seraya melirik kearah Elvin dan Hayden. Melihat lirikan itu, Hayden bertanya melalui gerakan bibirnya, Siapa itu?
Felix pun menjawab melalui gerakan bibirnya juga," Ansel.
Hayden kembali berbicara, " speaker.
"The Hide ingin membantu kalian. Queen akan memerintahkan seluruh tim untuk membantu jika kalian setuju"
Mendengar perkataan Ansel dari seberang telepon mereka sama-sama melirik kearah Elvin untuk meminta pendapatnya.
"Kita belum punya cara untuk bergerak, karena kami belum tahu ke mana Gama di bawa. Kami hanya mendapatkan sedikit informasi dari Hayden" Elvin mengambil alih teleponya.
"Apa itu? kami akan membantu sebisa kami. Gua rasa kita harus berkumpul untuk mendiskusikannya"
"Lo benar, tapi di mana kita berkumpul?"
"Di sini, rumah kumpul the Hide. Kita mengundang ketua dari masing-masing tim untuk mendiskusikannya"
"Baiklah"
"Kami menunggu kalian"
Tut
Sambungan telpon terputus. Elvin memberikan kode ke teman-temannya untuk pergi ke rumah kumpul the Hide sekarang.
Mereka sama-sama pergi ke rumah kumpul milik the Hide dengan Felix yang memimpin, karena dia yang tahu di mana letak rumah kumpul tersebut.
...----------------...
Sementara di tempat berbeda, Wibhawa dan rekannya sudah berada di dalam pesat menuju Inggris. Di dalam pesawat ada Gama ya tengah berbaring di atas kasur dengan infus dan alat pernapasan yang menempel.
Dokter bersama Wibhawa tengah berdiri di sisi Gama. Mereka tengah memastikan keadaannya. Namun tiba-tiba Gama mengalami kejang, urat-urat terlihat menonjol. Gama terlihat mengepalkan kedua tangannya sangat erat sampai infus miliknya mengalirkan darah dan hampir terlepas dari tangannya.
"Apa yang terjadi Robi?" tanya Wibhawa panik.
Robinson tidak menjawab, ia langsung mengambil sebotol cairan putih yang berada di tasnya dan di masukkan ke dalam tubuh Gama. Dokter menusuk lengan kiri tepat di atas infus cairan gama.
"ARRKHHHH....." Gama tiba-tiba berteriak sangat keras dengan mata yang melotot menatap ke atas dan kepala yang mendongak.
Gama menggigit bibirnya sampai berdarah. "Jangan gigit bibirmu GAMA!!" teriak Robi.
Wibhawa melihat itu segara mencabut alat pernapasan Gama dan memasukkan kain ke dalam mulut Gama agar tidak menggigit bibirnya lagi.
"Kenapa belum berhenti ROBINSON?" tanya Wibhaha meneriaki Robinson.
"Bersabarlah, obatnya belum bereaksi" jawab Robi santai.
"Kau menyuruhku bersabar sedangkan Gama sudah terlihat sangat pucat seperti itu?"
"Bodoh. Kau mencabut alat pernapasannya" Roni kembali memasang alat pernapasan Gama yang sebelumnya Wibhawa lepas.
Roni terlihat santai berdiri di sisi Gama menunggu obatnya bereaksi, sedangkan wibhawa sudah harap-harap cemas.
Setelah 20 menit berlalu, Gama mulai kembali normal. Ia sudah menutup matanya dan tidak lagi menggigit bibirnya. Urat-uratnya tidak terlalu menonjol lagi. Wibhawa bisa bernafas lega.
"Kenapa Gama bisa seperti itu?" tanya Wibhawa saat mereka sudah duduk di bangku pesawat.
"Aku sudah memberitahumu efek dari obat itu sebelumnya. Bukankah kau tidak mempermasalahkan efeknya? kenapa sekarang kau jadi panik?"
"Aku tidak tahu efeknya akan separah itu" Wibhawa menyandarkan tubuhnya seraya menghela nafas.
"Itu baru permulaan, artinya baru level pertama. Gama sudah menunjukkan reaksinya. Sangat terlihat jika tubuh Gama belum kuat menerimanya. Bagaimana jika tahap terakhir nanti, aku tidak bisa berfikir akan seperti apa hasilnya nanti" Robi ikut menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
Sebenarnya ia tidak setuju dengan rencana sahabatnya. Ia sudah mengatakan dampak dari keinginannya itu, tapi Wibhawa tetap ingin melakukannya dengan alasan ia yakin Gama bisa melakukannya.
"Pikirkan baik-baik tentang rencana mu itu sebelum kita lebih jauh. Jika sudah terlalu jauh, kita tidak akan bisa kembali. Penawar yang aku buat belum selesai, bahkan baru 3%" tambah Robi.
"Tetap lanjut. Tubuh Gama hanya kaget dengan obat itu. Aku yakin, setelah ini akan baik-baik saja" Wibhawa sangat yakin.
"Terserah kau saja. Kau jangan lupa tentang putra pertamamu, aku yakin Hayden tidak akan tinggal diam saat dia tahu kau membawa adiknya"
"Dia tidak akan bisa menemukan keberadaanku dan juga melawanku"
Robi menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia meninggalkan Wibhawa di sana dan pergi melihat keadaan Gama.
Ia melihat Gama yang sudah tidur dengan tenang. Urat-uratnya juga sudah tidak timbul lagi. Melihat telapak tangan Gama yang terlihat berbeda, terlihat lebih putih dari sebelumnya dan merasakan tangannya yang sangat dingin.
"Semoga kau baik-baik saja. Bertahanlah!" ucap Robi tulus.
...---------------...
Sementara di rumah kumpul the Hide tangah berkumpul dengan Queen yang terlihat duduk dalam diam. Ia masih berfikir tentang apa yang terjadi pada Gama.
Ketika Kevin menjemputnya tadi, ia tidak tahu apa-apa. Saat Kevin mengatakan apa yang Hayden kirim di Web, ia keget dan segera meminta Kevin untuk menelpon Felix. Ia tidak bisa diam saja tanpa bergerak mendengar kabar temannya.
"Mereka sudah sampai Queen" ucap Axel berjalan dari luar.
Queen mengangguk dan memakai masker dan kacamatanya. Jangan sampai mereka mengetahui siapa dirinya yang selama ini ia sembunyikan rapat-rapat.
Queen dan yang lainnya menyambut kedatangan Elvin dan yang lainnya.
"Ayo masuk, kita bicarakan di dalam!"ucap Queen.
Mereka mengikuti Queen masuk ke dalam. Duduk bersama dan anggota the Hide lainnya
berdiri mendengarkan.
"Ternyata Lo kakaknya Gama, hal yang sangat mengejutkan" ucap Kevin.
"Begitulah" jawab Hayden
"Kalian belum menemukan di mana keberadaan Gama sekarang?" tanya Queen.
"Gua menduga mereka masih berada di perjalanan menuju Inggris sekarang. Yang menjadi halangan kami adalah, bagaimana cara mengetahui di mana papa gua akan membawa Gama. Inggris itu luas"
"Kenapa kita tidak pergi ke sana berpencar mencarinya. Kita ajak semua tim ke sana" usul Axel.
"Itu memakan waktu yang sangat lama" ucap Hayden.
"Gua rasa tidak. Tim ada 10 orang, di tambah lagi anggota-anggota dari masing-masing tim. Kita bisa membaginya di berbagai kota yang ada di Inggris" ucap Ansel
"Itu juga ide yang bagus, tapi kalau hanya mengandalkan anggota saja, masih belum yakin bisa menemukannya" sahut Elvin
"Apa lo nggak punya keluarga di Inggris, kak Hayden?" tanya Queen.
"Keluarga di Inggris?" Hayden sedang berfikir.
"Kalau memang tidak ada, apa sebelumnya kalian pernah ke sana walaupun hanya sekedar liburan? gua yakin dia tidak akan membawa Gama ke sana tanpa memiliki rumah pribadi sendiri atau orang-orang terdekatnya. Kalau hanya mengandalkan rumah sewa ataupun hotel, itu sangat tidak mungkin" ucap Queen.
"Paman Robi" Hayden akhirnya mengingat seseorang.
"Siapa Robi?" tanya Felix.
"Dia sahabat papa gua ketika berada di Amerika. Paman Robi seorang dokter tapi mampu menciptakan obat-obatan"
"Apa jangan-jangan___" Hayden kembali mengingat sesuatu.
"Jangan-jangan apa?" tanya Kevin.
"Paman Robi yang memeriksa Gama tadi. Mengingat kata bibi ada seorang dokter datang bersama papa" Hayden melirik Elvin.
"Bisa jadi" Elvin berfikir hal yang sama.
"Gua harus ketemu bibi. Thanks Queen" Hayden langsung meninggalkan rumah kumpul the Hide menuju rumahnya.
Elvin, Felix dan 2 temannya kembali ke rumah mereka. Membiarkan Hayden yang menangani hal ini. Mereka hanya akan menunggu kabar dari Hayden selanjutnya.
.
.
NEX