NovelToon NovelToon
Ijabah Cinta

Ijabah Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reza Ramadhan

[ OST. NADZIRA SAFA - ARAH BERSAMAMU ]

Kejadian menyedihkan di alami seorang Adiyaksa yang harus kehilangan istrinya, meninggalkan sebuah kesedihan mendalam.

Hari - hari yang kelam membuat Adiyaksa terjerumus dalam kesedihan & Keputusasaan

Dengan bantuan orang tua sekaligus mertua dari Adiyaksa, Adiyaksa pun dibawa ke pondok pesantren untuk mengobati luka batinnya.

Dan di sana dia bertemu dengan Safa, anak pemilik pondok pesantren. Rasa kagum dan bahagia pun turut menyertai hati Adiyaksa.

Bagaimanakah lika - liku perjalanan hidup Adiyaksa hingga menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reza Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Kedua mata Adiyaksa kini pelan - pelan terbuka. Sinar mentari kini menerpa wajahnya namun tidak dengan kepalanya.

Rasa sakit di kepalanya membuat lelaki itu mengerang kesakitan di atas ranjangnya. Samar - samar sebuah ingatan tentang apa yang terjadi semalam pun sekelebat terlihat dengan jelas.

Ingatan tentang dirinya yang berada di sebuah diskotik lalu berpindah ke sebuah kamar bersama dengan seseorang yang entah siapa.

"Arggh... " Teriak Adiyaksa penuh kesakitan.

Mendengar teriakan dari Adiyaksa, sebuah langkah kaki kini melangkah dengan memburu dan tak lama pintu berderit terbuka dan munculah Ibu Dewi dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur, segelas air putih dan juga beberapa obat - obatan.

Perempuan itu terkejut, kedua matanya membola ketika melihat Adiyaksa mengerang, memegang kepalanya dengan tubuhnya yang di gerakkan di atas ranjang.

"Adiyaksa... Adiyaksa... "

Ibu Dewi menyimpan nampan tersebut di atas meja nakas, duduk di tepi ranjang dan buru - buru mengguncang tubuh Adiyaksa. "Nak, kenapa kamu, Adiyaksa?"

Terlihat sekali seraut kekhawatiran di wajah Ibu Dewi. Perempuan itu ingin sekali meminta tolong pada siapa pun yang ada di rumah, namun naasnya tak ada seorang pun di sana.

Pak Sapto tidak ada di rumah karena karena lelaki itu sedari pagi tadi berpamitan berkunjung ke rumah sahabatnya.

Pelan - pelan sakit di kepalanya dan juga ingatan malam itu mulai menghilang saat sebuah suara menginterupsinya, memanggil namanya berulang - ulang.

Lelaki itu terkejut ketika melihat Ibu Dewi kini ada di sampingnya lantas Adiyaksa memeluk Ibu Dewi dengan sangat erat.

"Kepalaku sakit, Bu..." Rintih Adiyaksa. Lelaki itu kini menangis tersedu - sedu.

Kekhawatiran kini melanda Ibu Dewi. Perempuan itu segera melonggarkan pelukan dan menatap Adiyaksa dengan Iba. "Sebentar, Ibu akan ambilkan kamu obat dulu."

Ibu Dewi lantas bergegas keluar mengambil obat dan tak lama Ibu Dewi dengan kotak obat yang berada di tangannya menghampiri Adiyaksa yang kini masih memegangi kepalanya.

"Kau makanlah dulu sebentar lalu kau minum obat. Insya Allah, setelah minum obat dan istirahat sebentar, kau akan sembuh." Tutur Ibu Dewi. Perempuan itu menyorongkan sesendok makanan pada Adiyaksa.

Sembari melahap makanan. Wajah sendu kini terlihat di wajah Adiyaksa saat menatap lekat Ibu Dewi. Ia teringat akan masa - masa Ibu Laras masih hidup dan saat sakit Ibunya itu yang merawat dirinya hingga sembuh.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa yang sedang kau pikirkan, nak?" Suara Ibu Dewi lantas menyadarkan Adiyaksa.

Adiyaksa menggelengkan kepalanya dengan menyunggingkan senyum tipisnya. "Aku.. Aku teringat dengan Ibuku dulu. Ibuku dulu sangat penuh perhatian padaku dan saat sakit pun beliau melakukan hal yang sama seperti ibu."

"Semua Ibu pasti akan melakukan segala sesuatu untuk anaknya yang sakit hingga anaknya itu sembuh termasuk Ibu kamu."

"Terima kasih, Ibu. Meski kau adalah mertuaku tapi kau sudah memperlakukan diriku sama seperti anak kandung."

"Sama - sama. Sekarang kau minumlah obat dulu lalu istirahatlah. Insya Allah setelah ini penyakit di kepalamu akan sembuh."

Setelah melahap beberapa sendok makanan, Adiyaksa segera meminum obatnya. Wajahnya masih menatap Ibu Dewi yang kini memasukkan obat ke dalam kotak obat.

"Bu, aku ingin bercerita sesuatu padamu?"

"Apa itu?"

"Kenapa aku tiba - tiba bangun dan sudah ada di dalam kamar padahal yang aku ingat aku berada di dalam sebuah diskotik bersama kawan - kawan aku. Robi, Amer dan Tanjung?"

Ibu Dewi menghentikan sejenak kegiatan mengemas obat ke dalam kotak obat. Menatap Adiyaksa. "Apa kau benar - benar lupa tentang kejadian semalam?"

Adiyaksa menganggukkan kepala. "Iya, Bu. Aku lupa kejadian semalam dan yang aku ingat aku masih berada di dalam diskotik."

"Kau di temukan tergeletak di teras rumah. Aku dan juga Pak Sapto sama sekali tidak tahu siapa yang mengirim kamu pulang ke rumah."

Mendengar ucapan itu, membuat Adiyaksa termenung. Dirinya begitu terkejut dan bertanya - tanya, siapakah orang yang telah mengirimnya ke rumah?"

...🕌🕌🕌...

Di tempat lain, cahaya terang matahari kini memancar menembus ventilasi rumah dan mengenai seseorang yang kini masih berada di atas ranjang.

Seorang perempuan dengan rambut yang terurai sembarang dengan tubuhnya yang kini tertutup oleh selimut.

Tidurnya terusik oleh sebuah cahaya matahari yang menerpa wajahnya. Pelan - pelan kedua mata indah itu terbuka dan seketika terkejut ketika tahu dirinya ada di dalam sebuah kamar.

Keterkejutan tak usai sampai situ, saat ia membuka selimut di tubuhnya , kedua matanya membola ketika ia membuka selimut dan menemukan seluruh tubuhnya kini polos dan tersisa sehelai bawahan.

Perempuan yang adalah Valerie pun segera kembali mengingat - ingat kejadian kemarin malam namun sama sekali perempuan itu tak mengingatnya.

Yang di ingatnya adalah dirinya yang memberi obat itu pada Adiyaksa dan ketiga kawannya serta membawa masuk Adiyaksa ke dalam sebuah kamar yang sekarang ditempatinya.

"Apa jangan - jangan Adiyaksa sudah.... "

...🕌🕌🕌...

Terlihat Damar yang sedang bermain di kamarnya, dia begitu lucu sedang memainkan mainannya yang kini di atas ranjang.

Tiba - tiba rasa haus dan juga jenuh kini di rasakan oleh lelaki kecil itu. Damar segera turun dan keluar dari kamar. Berniat untuk mengambil minuman, Damar melihat kamar Adiyaksa yang terbuka sedikit.

Damar segera mengayunkan langkah menuju kamar dan mendapati Adiyaksa kini duduk memunggunginya. "Ayah..."

Adiyaksa yang masih termenung kini terkejut dengan panggilan tersebut. Dia menoleh dan mendapati Damar kini sedang ada di depan kamarnya.

"Masuk, nak."

Damar dengan langkah cepat menghampiri Adiyaksa dan duduk di sebelah Adiyaksa. Melihat kesenduhan di wajah Adiyaksa, Damar lantas berkata. "Ayah, kenapa Ayah sedih?"

Adiyaksa buru - buru tersenyum ketika mendapat pertanyaan tersebut. "Tidak kok, Ayah tidak sedih. Ayah hanya menikmati suasana di luar"

Lelaki itu melihat Damar yang kini melihat suasana di luar kamar lelaki itu berpikir bahwa dengan apa yang terjadi pada dirinya di malam kemarin akan dipikirkan nanti.

"Nak, apa kau bosan di rumah? Ayah ingin mengajakmu jalan - jalan." Ujar Adiyaksa. Sebelah tangannya mengelus lembut rambut Damar.

Mendengar sebutan jalan - jalan membuat Damar kegirangan. Damar sangat senang senang sekali jalan - jalan apalagi di tempat yang lelaki kecil itu suka.

"Iya, Ayah. Aku bosan di rumah pengen jalan - jalan."

Adiyaksa yang menerima keluhan dan permintaan dari sang anaknya tak bisa menolak permintaan dari anaknya lantas segera berdiri.

"Baiklah, Ayo kita keluar dan menghirup udara segar."

🕌🕌🕌

Setelah berdandan rapi, Adiyaksa beserta Damar yang segera keluar rumah. Di tengah jalan mereka mendapati Ibu Dewi yang baru melayani Pak Sapto di teras rumah.

"Ibu, aku dan Damar minta izin untuk keluar sebentar sekaligus jalan - jalan."

"Lah, kamu kan masih sakit, kenapa kau keluar rumah? Istirahatlah dulu, nanti kalau sudah betul - betul sembuh baru kau dan Damar jalan - jalan." Tutur Ibu Dewi lembut.

"Insya Allah, aku sudah sembuh, Ibu. Aku kasihan melihat Damar yang minta ingin jalan - jalan." Ucap Adiyaksa sembari melirik Damar.

Ibu Dewi menatap Damar yang kini terlihat senang. Perempuan itu juga tak tega pada Damar apabila acara jalan - jalan tersebut batal.

"Baiklah, tapi kalian hati - hati dan jika kau mengalami kesakitan segeralah untuk pulang."

"Baik, Bu."

Ibu Dewi kini duduk menatap Damar. Memegang kedua lengan cucunya itu. "Damar, eyang mau titip ayah padamu. Nanti kalau ada apa - apa segeralah pulang."

"Baik, Eyang."

...🕌🕌🕌...

Angin sejuk kini mendampingi Adiyaksa dan Damar yang sedang mengayunkan langkah sembari menikmati sejuknya hawa sejuk di luar rumah sore itu.

Ketika melihat kawan sebayanya yang kini bermain di taman membuat lelaki kecil itu menarik tangan Adiyaksa menuju ke taman.

Adiyaksa menurut dan kini sudah duduk di kursi taman bersama Damar. Tak lama kemudian lelaki kecil itu melihat kawannya yang sedang bermain membuatnya iri dan meminta izin pada Adiyaksa. "Ayah, aku mau main dulu sama teman - temanku, ya."

Adiyaksa mengangguk mengiyakan sembari tersenyum. "Tapi ingat, kalau main hati - hati."

"Iya, Ayah."

Tampak Adiyaksa melihat Damar yang sedang berlarian dan bermain bersama kawan sebayanya membuatnya senang.

Tak dirasakan lagi oleh Adiyaksa sakit yang semula dirasakannya berganti dengan bahagia melihat buah hatinya yang kini aktif bermain.

Tiba - tiba, muncul sosok perempuan berhijab berjalan dengan santai dengan membawa tas yang di pakai sebelah bahunya dan itu menarik perhatian Adiyaksa yang tengah duduk bersantai.

Lelaki itu terkejut ketika melihat wajah perempuan berhijab itu hampir mirip dengan wajah Almarhumah istrinya, Yulianti.

"Ibu... "

...Bersambung....

1
Andi Budiman
pembuka yang menarik
Sinchan1103: terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
LISA
Sedih bgt..baru nikah istrinya udh dipanggil Tuhan
LISA
Aq mampir Kak
Sinchan1103: terima kasih... 🙏🙏🙏
total 1 replies
Rowan
Pokoknya ini cerita wajib banget dibaca sama semua orang!❤️
Matilda
Jangan bikin penggemarmu menderita terus thor 😭
Kiritsugu Emiya
Pokoknya karya ini singkatnya kereeeeen banget! Makasih author sudah membuat karya yang luar biasa😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!