REINKARNASI berkali-kali dan berpacaran dengan seorang MALAIKAT TERKUTUK? Oh, please! Itu hanyalah sebuah cerita fantasi!
Tapi di Cerita ini, semuanya terasa... NYATA!
Kisah CINTA terlarang antara Manusia dan Malaikat, yang menyebabkan terjadinya peperangan antara Malaikat dan Golongan Terasing.
Golongan Terasing adalah Makhluk Abadi yang memburu seorang Myra Ainsley (Manusia), karena sudah menyalahi TAKDIR dengan melakukan REINKARNASI berkali-kali.
Itulah sebabnya Ignatius (Malaikat), menyembunyikan Myra Ainsley di sekolah tempat manusia setengah malaikat (NEPHILIM) agar terhindar dari kematian.
-Apakah Ignatius berhasil memerangi para MAKHLUK ABADI itu?
-Apakah Myra Ainsley berhasil mempertahankan hidupnya di Reinkarnasi terakhirnya?
Ikuti kisah "THE CURSED ANGEL" hanya di NovelToon... ❤
👣Follow Me👣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCA-32 : KUNJUNGAN IVORY & NALANI!
"Apakah dia sudah datang?"
Terdengar sebuah suara nyaring dari balik pintu kamar Myra pada waktu menjelang pagi.
"Akhirnya datang juga!"
"TOK...TOK... TOK..."
Selain suara ribut tersebut, terdengar juga ketukan di pintu kamar Myra yang semakin keras.
"DUG.... DUG... DUG..."
Myra tidak tahu jam berapa sekarang, selain terlalu pagi untuk orang yang cekikikan di depan pintu kamarnya.
"Teman-teman kamu!" ujar Skyler dari atas tempat tidur tingkat mereka.
"Arrrghhhhh...."
Myra mengerang dan meluncur turun dari tempat tidurnya. Dia melirik Skyler yang sedang tengkurap di tempat tidur bagian atas, yang sudah berpakaian lengkap mengenakan celana jeans dan rompi merah tebal sambil mengerjakan teka-teki silang koran hari Sabtu.
"Apakah kamu tidak pernah tidur, Sky?" tanya Myra.
Myra bangkit dari tempat tidurnya dan mengulurkan tangan ke dalam lemari untuk menyambar sebuah jubah wol berwarna ungu yang di sulam sendiri oleh ibunya.
Itu adalah sebuah hadiah ulang tahun dari ibunya ketika dia berumur 13 tahun. Jubah itu terlihat masih cukup di tubuhnya, setidaknya begitu.
"Aku tidur bila aku menginginkannya..." jawab Skyler datar dan dingin.
Myra tampak sudah terbiasa dengan sikap Skyler yang acuh. Dia menempelkan wajahnya ke lubang pengintip yang berada di pintu kamarnya, dan dia melihat wajah Ivory dan Nalani yang sedang tersenyum dalam bentuk cembung.
Mereka mengenakan syal berwarna cerah dan penutup telinga yang tebuat dari bulu. Nalani mengangkat wadah pengait berisi empat gelas kopi dan Ivory membawa kantong kertas cokelat besar. Mereka mengetuk pintu itu kembali.
"TOK....TOK...TOK..."
"Apa kamu akan mengusir mereka atau aku harus memanggilkan satpam sekolah?" tanya Skyler dengan nada sarkas.
"Haaaah!..."
Myra mendengarkan kata-kata Skyler, lalu dia membuka pintu kamarnya. Kedua gadis itu langsung menerobos masuk melewati Myra sambil berceloteh riang.
"Hahahaha... Akhirnya dibuka juga!" ujar Nalani sambil tertawa.
Dia menyerahkan segelas kopi kepada Myra dan menjatuhkan dirinya ke tempat tidur yang belum sempat dirapikan oleh Myra.
"Banyak sekali yang harus kita rundingkan pagi ini, Myra!" ujar Nalani setelah dia duduk dengan nyaman.
Ivory dan Nalani tidak pernah berkunjung sebelumnya, tapi Myra merasa senang dengan sikap mereka yang langsung merasa nyaman, seperti di kamar mereka sendiri.
Ini mengingatkan Myra kepada Faine yang sering 'meminjam' kunci cadangan kamar Myra, agar gadis itu bisa masuk kapan saja sesuai keinginan dia.
Myra menunduk menatap kopinya dan menelan salivanya dengan susah payah. NO... Myra tidak boleh bersikap cengeng dihadapan ketiga gadis tersebut.
Ivory berada di kamar mandi, dia mengacak-acak isi lemari yang berada di sebelah wastafel.
"Sebagai anggota integral panitia perencanaan, kami merasa kamu harua terlibat dengan acara penyambutan hari ini!" ujar Ivory dengan penuh semangat.
"Ah! Kenapa kamu belum berpakaian, Myra? Kapal pesiar akan berangkat kurang lebih satu jam dari sekarang!" seru Ivory sambil menatap Myra dengan wajah terkejut.
"Umm... Itu... Bisa tolong segarkan ingatan aku kembali, guys...?" jawab Myra canggung sambil menggaruk dahinya.
"Uggghhhh!"
Ivory mengerang dengan dramatis.
"Apakah kamu ingat Maliyah Adam? Pasangan lab-ku? Yang ayahnya punya kapal pesiar raksasa itu? Apakah ini cukup membuatmu mengingatnya, Myra?" ujar Ivory bertubi-tubi.
Myra mulai mengingat kembali. Hari Sabtu... Perjalanan kapal pesiar di laut. Ivory dan Nalani yang mengusulkan karya wisata ini ke panitia perencanaan Laware, maksudnya kepada Calliope dan mendapatkan persetujuan.
Myra sudah mengajukan diri untuk membantu, tapi dia belum melakukan apa-apa. Yang ada di dalam benaknya saat ini adalah raut wajah Ignatius, ketika dia memberitahu pemuda itu tentang perjalanan ini. Raut wajah yang langsung memadamkan harapan Myra untuk bisa bersenang-senang tanpa dirinya.
"Hmm... Aku mengingatnya sekarang..." gumam Myra sambil menyeruput kopinya.
Saat ini, Ivory sedang menggeledah lemari pakaian Myra. Dia mengeluarkan sebuah gaun terusan berlengan panjang warna ungu dan melemparkannya ke arah Myra. Lalu dia mengusir Myra untuk masuk ke kamar mandi.
"Jangan lupa untuk mengenakan legging. Udara laut sangat dingin..." seru Ivory mengingatkan Myra.
Sambil berjalan, Myra mencabut handphone-nya dari charger. Semalam setelah Cyrill menurunkan dirinya, dia merasa sangat ketakutan dan kesepian.
Dia melanggar peraturan utama dari Mr. Percy dan mengirim pesan singkat pada Mariam. Andai saja Mr. Percy tahu, betapa Myra membutuhkan temannya.... Pria itu mungkin masih tetap murka padanya.
Sepertinya sekarang sudah terlambat....
Myra membuka folder SMS dan teringat betapa jemarinya gemetaran, ketika dia menuliskan pesan penuh kebohongan semalam:
📩: Akhirnya aku berhasil mendapatkan handphone! Sinyalnya sangat jelek di sini, tapi aku akan menelpon jika bisa. Segalanya sangat menyenangkan di sini, tapi aku merindukanmu! Balas secepatnya!
Tidak ada balasan dari Mariam.
Apakah dia sakit? Atau sibuk? Atau sedang keluar kota?
Mariam tidak mengacuhkan Myra, hanya karena Myra mengacuhkannya semalam, kan?
Entahlah...
Myra melirik ke arah cermin di hadapannya. Dia merasa sangat berantakan... Tapi dia sudah bersedia untuk membantu Ivory dan Nalani, jadi dia mengenakan gaun itu dan memilin rambut indahnya ke belakang dengan mengenakan beberapa jepitan.
Ketika Myra keluar dari kamar mandi, dia melihat Skyler sedang menyantap sarapan yang dibawa kedua gadis itu tadi. Makanan itu terlihat cukup lezat.
Roti danish selai cherry, apel goreng, muffin, roti gulung kayu manis, dan tiga macam juice. Nalani menyodorkan muffin gandum yang berukuran sangat besar dan sebotol cream cheese.
"Makanan untuk otak!" ujar Nalani kepada Myra.
Myra mengangguk dan menerimanya.
"Haiiisssh! Ada apa ini?" tanya Brent sambil menyembulkan kepalanya di pintu kamar Myra yang terbuka.
Myra tidak bisa melihat mata pemuda itu di bawah topi baseball yang dipasang rendah di kepalanya. Rambut cokelatnya tersembul di bagian pinggir dan lesung pipinya terlihat ketika dia tersenyum.
Ivory langsung terkekeh tanpa ada alasan apapun. Hanya karena Brent terlihat cukup keren dan Ivory adalah Ivory...
"Hehehehehehe...."
Tapi Brent kelihatannya tidak menyadarinya. Pemuda itu terlihat lebih santai dan tidak canggung, ketika berada di tengah-tengah sekelompok cewek genit daripada Myra.
Mungkin Brent punya banyak saudari perempuan atau apalah. Pemuda itu sama sekali berbeda dengan murid-murid lain di Laware yang sangat menjaga sikapnya. Sikap Brent ini terlihat murni dan tidak dibuat-buat.
"Hey, Brent! Apakah kamu tidak mempunyai teman sesama cowok, heh?!" tanya Skyler dengan nada sedikit sarkas.
Setelah Myra mengenal Skyler lebih dekat, dia mulai mendapati jika lelucon Skyler cukup....menarik!
"Tentu saja.... Punya!" jawab Brent sambil melangkah masuk ke dalam kamar.
"Hanya saja, teman-teman cowok itu biasanya tidak datang sambil membawa sarapan!" ujar Brent menambahkan dengan santai.
Brent mengeluarkan roti gulung kayu manis berukuran besar dari dalam kantong cokelat tersebut, dan menggigitnya dalam-dalam.
"Hmm... Kamu terlihat cantik, Myra..." ujar Brent sambil mengunyah.
Myra terlihat tersipu mendengar pujian Brent.
Ivory berhenti terkekeh.
Dan Skyler pura-pura terbatuk ke lengan bajunya.
"Uhuk.... Uhuk! Konyol!"
"......"
...----------------...
semangat berkarya!!
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
next ya sengku, dtunggu chapter berikutnya. semangat😍🌹