NovelToon NovelToon
Kiara

Kiara

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / EXO
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Timio

Terlahir cantik, kaya raya, cerdas, tapi selalu gagal jika berhubungan dengan percintaan, gadis baik-baik tapi selalu disakiti deretan pria yang pernah jadi pacarnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang paling menyakitkan.

Sampai akhirnya sesuatu yang rasanya tidak masuk akal pun terjadi, bagaimana bisa seorang wanita biasa, meskipun memang ia kaya, tapi tidak masuk akal dikejar-kejar oleh seorang selebriti papan atas,



Happy reading yeorobun 😂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Baik dan jahat itu ada karmanya, lu dimananya? Baik atau jahat yang lu lakuin?" kalimat Juan yang itu benar-benar menampar dirinya.

Alasan sebenarnya mengapa ia tidak pernah berani bertindak jika Senja didekat Kiara. Sesak sekali. Ia tidak tahu harus apa, bertahan sakit, diluapkan sepertinya akan membuat lebih rusak dari sebelumnya.

isi story Senja yang paling menyakitinya :

🌼🌼🌼

Ketiga pria tampan itu sepertinya benar-benar sudah mengganti alamat mereka. Masing-masing mereka punya rumah ataupun apartment yang dulunya mereka tinggali. Tapi setelah mengenal Kiara, mereka bertiga seperti homeless yang cuma tahu pulang ke rumah Kiara. Bisa saja mereka kembali ke dorm, tapi tidak, tanpa banyak tanya pak manager sudah tahu kemana harus mengantar mereka.

Masih ingat kan gess kalo bapak ini managernya TP (The Prince)

"Mas mas udah pada pulang, bibi baru selesai masak."

"Wih kebetulan, thank's bi." semangat Shane, memberikan kopernya pada Juan dan melesat masuk.

"Bontot ga ada otak." kesal Juan.

Sementara Tommy masih diam, tidak seperi biasanya. Ia akan sangat ceriwis. Mulai dari percakapan, bahkan tingkahnya pun random. Tapi ketika sudah kelewat kalem seperti ini, Juan pun bingung harus bagaimana.

"Kia kapan baliknya?", akhirnya Juan menemukan topik.

"Tiga hari lagi kalo ngga ada kendala." jawab pria dengan senyum kotak itu seadanya, masih mempermainkan ponselnya.

Deg

Hatinya yang sebenarnya tidak baik-baik saja, semakin remuk melihat postingan Senja.

"Kak gua harus ke Westminster sekarang." tegas Tommy sembari menyeret kopernya kembali keluar.

"Hah?", heran Juan.

" Gua harus nyusul Kiara." serunya sembari memesan taksi online.

"Pesenin body guard lu cepetan."

"Ngga, ngga akan ada yang tahu gua disana. Gua akan tanya Alexa, dimana hotelnya Kia, gua langsung kesana." yakin Tommy.

"Tapi ini udah hampir larut Tom, ngga usah gila deh lu. Besok juga bisa."

"Ngga kak, gua harus kesana sekarang, gua bisa kejar penerbangan terakhir. Besok pagi gua pasti udah sampe. Dia itu milik gua. Punya gua." Tommy kembali memvalidasi, tidak lama kemudian taksi onlinenya tiba. Ia mengenakan bucket hat hitam, masker dan kacamata hitam yang menutupi seluruh wajahnya. Ia memakai sarung tangan, dan hoodie besar untuk menutup seluruh tubuhnya agar tidak dikenali.

Bisa dibayangkan bagaimana riuhnya nanti jika seorang Tommy The Prince ketahuan keluyuran sendirian.

Juan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua adiknya. Apakah cinta sehebat itu sampai mereka berdua jadi aneh dan bodoh begini?

Shane yang lama pergi dari rumah Kiara, mendekam dan jarang bergabung, jarang bicara, hanya murung, menangis dibawah shower karena ditolak seorang gadis, tapi dua minggu belakangan Shane kembali lagi ke rumah Kiara, menjadi Shane yang bahagia dan ceria, sepertinya ia sudah diterima cintanya oleh gadis itu.

Sementara, adiknya yang kelewat nekat yang baru saja berangkat, sepertinya ada masalah dengan gadisnya, padahal sebelumnya mereka baik-baik saja, bahkan mereka berciuman didepan Juan bukan?.

Apa cinta seaneh itu?

Hanya itu yang terlintas di otak Juan. Kapan ia bisa merasakan cinta yang di alami adik-adiknya. Jika Kiara saja sudah di hak patenkan Tommy sebagai miliknya, toh juga meski kemarin ada rasa suka, Ia sudah legowo dan belum lagi menemukan yang baru.

Kapan?

skip

Pagi hari di Westminster, Heathrow Airport. Pria tampan dengan outfit hitam itu menyusuri bandara sembari mencari jalan keluar dan taksi untuk menuju lokasi yang dikirimkan Alexandra.

Tidak butuh waktu lama, Tommy menemukan hotel tempat Kiara menginap. Berbekal pesan dan tiket yang dipesankan Alexa, Tommy bisa masuk ke kamar hotel Kiara tanpa banyak hambatan.

"Sayang...", seru Tommy pelan, tapi tidak ada presensi orang yang dicarinya.

Teringat akan story Senja yang menunjukkan Andreas di sana juga. Kenapa juga pria bihun itu di sana? Ia buru buru meminggirkan kopernya sembarang arah dan mulai inspeksi, tidak ada tanda-tanda barang pria di kamarnya. Cukup lega rasanya.

Sembari menunggu Kiara kembali ke hotel, ia pun membersihkan dirinya, lalu memesan makanan. Ia sudah cukup lelah sepulang syuting iklan, dan kejar tayang ke UK.

Gila memang, Bisa dibayangkan bagaimana lelahnya visual The Prince itu.

Baru beberapa menit memejamkan mata dan belum sepenuhnya tertidur. Ia mendengar suara pintu yang dibanting agak keras. Tapi ia tetap berusaha tertidur.

Kiara yang membanting pintu karena kesal diikuti terus oleh Senja, dan ketika pandangannya fokus untuk masuk, ia mulai menyadari ada yang berbeda dari kamar yang sudah ia tempati lima hari ini. Di ruang tamu, ada koper yang sangat ia kenal di letakkan asal-asalan, bekas makanan dan samar-samar juga ia dapat mencium aroma vanilla dan pinus. Ia mendekat untuk memastikan.

Klek ia perlahan membuka kamar, dan menemukan makhluk hidup rupawan sedang tertidur disana.

"Gua masih jetlag apa gimana sih? Apa terlalu kangen? Atau anemia gua balik?", serunya mendekati kasur king size itu.

tap tap tap tap ... Kiara menoel - noel pipi dan rahang tegas itu.

" Akk...." pekiknya lirih saking kagetnya, tapi takut juga membangunkan.

Ia tidak berhalusinasi. Prianya memang benar disana. Ia nyata.

"Sayang gua, Tommy guaa... cowo gua...", pekiknya senang seraya naik ke kasur dan menghujani wajah tampan itu dengan kecupan, tidak perduli orangnya terusik atau tidak.

cup cup cup cup hingga ratusan kali ia menciumi seluruh wajah Tommy. Pria itu sebenarnya tidak bisa tidur lagi, tapi ia tetap diam demi perhatian yang luar biasa ini.

"Sayang... I love you."

"Mas babe."

"I miss you so much, I wanna kisses."

"Tommynya aku... punyaku..."

"Sayang aku... duh gemesnya." Kiara mencubit dan sesekali menggigit pipi Tommy.

Puas melancarkan serangannya Kiara pun lelah dan tertidur. Ia juga tidak istirahat dengan benar beberapa hari ini, ia harus rapat dan meninjau lokasi. Levin akan membuka agen perjalanan dan bekerja sama dengan pihak di Westminster. Hal itulah yang mengharuskan Kiara yang turun tangan, tidak bisa diwakilkan.

Gadis kesayangannya telah tertidur, senyum lebar menghiasi wajah Tommy, ternyata ia hanya terlalu kuatir, tidak ada yang berubah, Kiara masih miliknya, ingin sekali ia guling-guling di pojokan mengingat Kiara menciuminya tadi.

Bip

Sebuah pop up notifikasi membuat ponsel Kiara menyala sejenak lalu padam lagi. Tommy mengambil ponsel yang tidak di buatkan kunci itu. Tidak ada wallpaper ataupun screen saver antara dia dan Kiara sebagai validasi. Tommy paham. Tommy dan dia akan sangat dirugikan jika ada orang lain yang melihat itu, tapi galerinya penuh dengan wajah orang yang sama.

Sekali lagi, senyum kotak pria itu hadir. Manis sekali hubungan yang ia jalani ini.

Ia membongkar seluruh isi ponsel Kiara yang kebanyakan tentang pekerjaan dan makanan, ia membuka room chat, ia cukup terkejut melihat kedekatan Kiara dan Andreas. Tidak kalah terkejut juga ketika ia melihat klarifikasi dari insiden ciuman parkiran basement kala itu di room chat Alexandra.

"Effort banget nih cowo." lirih Tommy, melihat isi pesan SOS yang di kirim Kiara 2 hari sebelumnya. Ia merasa agak dibawah Andreas melihat betapa sigapnya pria itu, drama buatan Kiara ia perankan dengan totalitas, Kiara hanya minta ditelepon, tapi malah didatangi sampai ke Westminster.

"Suatu saat aku bakal lebih dari dia, Sayang. Aku janji.", batinnya menatap Kiara yang sibuk terlelap.

Berjam-jam berlalu, Kiara akhirnya bangun dan mendapati tangan kokoh melingkar diperutnya, dan membalik badannya.

"Sungguh indah karya Tuhan yang satu ini, pahatannya terlalu sempurna, dan wanita beruntung yang memilikinya itu aku. Harus bagaimana lagi aku bersyukur Tuhan." batinnya menatap Tommy yang mendengkur halus.

Semua yang pernah ia daftarkan di otaknya, tentang kriteria lelaki idaman versinya supaya bisa mengimbanginya yang terkadang di mode wanita alpha.

"Pertama, gua mau dia cakep. Karena gua yakin gua ngga jelek-jelek amat untuk dibawa ke kondangan. Intinya gua cakep, dan laki gua juga harus begitu. Gua mau keturunan gua nanti isinya visual semua kek member BTS atau BlackPink atau Exo, duh mas Kyung Soo kek gitu misalnya, sejenis gitu deh.

Kedua, Dia harus kaya, karena gua kaya. Bukan berarti gua minta dibiayain, tapi gua ngga mau dia direndahin sama orang-orang apalagi dia hidup dari uang gua. Bukan gua gabisa idupin dia, tapi dia harus punya pride yang tinggi di mata orang lain.

Ketiga, gua mau yang agak posesif, gua suka anj di posesifin. Merasa paling istimewa ceunah, the most important person for him gitu deh, paham kan lu.

Ke empat, dia harus jujur, se salah apapun dia nantinya, dia harus jujur ke gua. kalo dari awal aja dia udah bohong, gua say bye detik itu juga, no excuse.

Udah itu aja.

Dari ke empat ini ia yakin Tommy punya semua, prianya itu tampan, mapan, cemburuan, dan jujur menurutnya. Sejauh ini, sejauh umur pacaran mereka yang baru menginjak lima bulan ini. Perihal Tommy menyusulnya ke UK saja sudah membuat kupu-kupu di perutnya berterbangan.

"Sayang... kamu udah bangun?." seru Tommy dengan suara serak bangun tidurnya.

Liatin apa sih? Aku salting tau." geli Tommy membenamkan wajahnya kedalam bantal.

"Gapapa, lagi baper aja." Kiara menoel-noel hidung Tommy yang mancung itu.

"Kenapa baper?"

"Siapa si mas babe yang ngga baper, kamu susulin kayak gini. Sejauh ini."

"Aku kangen tau, lama amat. Harusnya aku balik ke rumah, kamu juga."

"Ya gimana, kerjaannya belum selesai."

"Ini udah selesai belum?"

"Udah sih, cuman pihak sini ngajak kita traveling selama dua hari. Kamu aku tinggal gapapa ya, setiap sorenya aku udah balik kok. Nanti kalau kamu ikut, yang ada rusuh."

" Iya sayang gapapa."

"Aku rencananya ga mau balik lusa, aku mau tambah liburan 3 hari lagi." semangat Kiara.

"Bener sayang, keputusan kamu bener banget. Ini udah paling bener. Aku batalin semua jadwalku."

"Yang ngajak kamu siapa? Aku mau liburan solo wek." Kiara menjulurkan lidahnya mengejek Tommy.

Tommy terdiam sejenak, menatap Kiara dengan sedih.

"Yaudah aku pulang...", Tommy hendak berdiri.

Happ.... Kiara bangkit dan menghambur menimpa tubuh Tommy. Tiba-tiba ia mengecup bibir dengan senyum kotak itu. Hangat.

"Masih mau pulang?." tanya Kiara membenamkan wajahnya di leher Tommy.

"Ngga sayang, bandara kayaknya ngga buka sampai lima hari ke depan, jadi aku ngga bisa pulang. Aku disini aja, diculik kamu, diapain aja aku pasrah. Kek gini misalnya... ek...", Tommy membanting kepalanya dengan kasar di atas bantal seolah pingsan.

Ditanggapi gelak tawa dari Kiara yang masih ada di atas tubuh Tommy.

"Sayang... aku boleh tanya sesuatu?", tanya Tommy dengan hati-hati.

"Apa hm?"

Tommy meraih ponsel Kiara, membuka room chatnya dengan Andreas. Kiara sedikit terperanjat tapi berusaha tenang.

"Aku mau dengar penjelasan kamu. Aku ngga mau berspekulasi."

"Hmmm okay. Jadi di kantor, ada manager yang baru aja di mutasi ke Levin pusat, awalnya dia ada di Levin cabang W. Kinerja dia memang bagus, aku akui. Managing nya se keren dan se apik itu, jadi mungkin itulah alasan papa mutasi dia secara eksklusif ke Levin pusat. Kalo papa yang bertindak aku bisa apa. Dan ... dia itu hmmm apa ya namanya, jadian ngga, pacaran ngga, ngga bisa disebut mantan juga tapi ciuman iya, pelukan iya.", jelas Kiara dengan polosnya.

"Ki...", bentak Tommy.

" Ohh sorry sorry sayang. Biar jelas gitu lo maksud aku."

"Ngga usah sedetail itu. Trus gimana? Statusnya apa?"

"Friendzone mungkin pada masa itu. Ini tuh dulu ya, jauh jauh banget sebelum aku kenal kamu. Sekarang dia kembali ke Levin pusat, dibawah naunganku, tanggung jawabku. Sampai hari ini dia masih berusaha deketin aku lagi, jadi kebetulan ada Andreas yang mau ikut drama aku, yaudah, dia lagi pura-pura jadi calon tunangan aku. Bener ya sayang, aku ngga baper loh ya. Seandainya bisa, ya aku udah gandeng kamu duluan lah, ngapain bawa-bawa yang palsu, sedangkan yang aslinya ada disini." jelas Kiara.

"Maaf ya." seru Tommy dengan nada rendah.

"Kenapa jadi kamu yang minta maaf, harusnya kan aku."

"Karena aku yang beginilah makanya kamu jadi kerepotan."

"Ngga, Tom. Ngga sama sekali. Aku bisa urus diri aku sendiri. Kamu percaya kan?".

Tommy mengangguk, seraya menyelipkan rambut Kiara ke daun telinganya. Benar. Sejujurnya ia tidak kuatir sedikitpun, yang membuatnya kalang kabut bukanlah Andreas, tapi Senja. Pria itu yang paling dihindari Tommy, ia agak ngeri jika mengingat apakah nanti suatu saat ada moment dirinya berpapasan dengan Senja ketika ia sedang bersama Kiara.

"Jadi dimana dokter Andreas? Di kamar lain apa gimana? Aku butuh ngumpet soalnya yang, dari semua yang kamu bawa kesini."

"Oh, dia udah pulang kemarin. Dia kesini cuma makan malam. Gila ngga tuh. Setelah aku chat dia dan dia nelponin aku, manager itu jadi ngga terlalu caper lagi, terus siang harinya dia udah tiba aja disini, nemenin aku dinner, terus dia pulang. Udah. Agak random juga tuh orang, 11 12 sama Alexa, ini versi cowonya."

"Ngga masuk kamar kamu kan?", potong Tommy.

"Ya ngga lah, emang dia kamu. Tiba-tiba udah asik mimpi aja di kasur orang. Dia nunggu di lobby."

"Jadi, kita liburan bareng tiga hari aja? Ngga boleh lebih nih? Emang cukup?", tanya Tommy.

" Iya, cuma segitu bisanya. Ntar kalo kelamaan Alexa bisa bunuh aku, dan dokumen pasti udah setinggi jembatan London berbaris di mejaku."

"Ngga bisa lebih yaang?", rengek Tommy.

"Emang mau ngapain sih? liburan lama lama ntar jadi males kerja. Kalo kamu males kerja nanti kamu ga famous lagi, terus nanti kamu ga kaya lagi gimana. Aku mana mau....", tantang Kiara.

" Aku mau... ini....", Tommy menarik Kiara untuk masuk ke dalam selimutnya. Krasak krusuk sana sini. Selimut itu bergelombang ditendang dan ditarik manusia yang sedang memadu kasih berkedok gelut didalam sana.

Habislah Kiara ...

(Bayangin sendiri ya kelanjutannya ya yeorobun🤣)

.

.

.

Tbc ... 💜

1
SweetPoison
Hiks, udah abis. Pengen lagi baca semua karya author luar biasa ini!
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
Ivy
Sudah jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya, semakin penasaran dengan jalan ceritanya 😍
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!