Pelipur Laraku

Menjelang malam hati Shella mulai berdebar kembali. Didalam kamar dia menunggu kedatangan Ikhsan, ia terus mengatur nafas nya yang mulai tidak teratur. Keluarga nya telah berkumpul diruang tamu. Suara riuh mulai terdengar di luar kamar nya, Ikhsan dan keluarga telah datang, mereka mengutarakan maksud kedatangan nya, Shella keluar dari kamar nya untuk mengintip dari ruang TV.

Sejalan seiring nya waktu acara, rasa nervous Shella mulai memudar terlebih lagi ia sudah melewati serangkaian acara malam itu, puncaknya ketika ia keluar menemui Ikhsan dan Keluarga. Ikhsan melamar Shella didepan kedua belah pihak keluarga,

"papa dan mama Shella, saya ingin mengutarakan isi hati saya malam ini, Putri papa yang bernama Shella adalah alasan saya datang kemari. Saya mencintainya dengan tulus dan Segala yang saya lakukan saat ini dan nantinya adalah tentang dan untuk Shella seorang. Maka izin kan saya untuk melamar Shella yang kelak akan saya per sunting untuk menjadi istri saya" ucap Ikhsan syahdu

"terimakasih sudah datang untuk memintanya dengan baik, dan semuanya kami serahkan pada Shella karena yang akan menjalani nya adalah kalian berdua. Apapun jawaban dari Shella kami akan menghormati serta merestuinya, bagaimana Shella?"

"terimakasih atas niatnya untuk melamar saya. terima kasih juga telah mencintai saya dengan tulus. Lamaran ini adalah bukti kesungguhanmu untuk menjadikan ku seorang istri. Dengan restu papa dan mama, saya terima lamaranmu.

Shella menjawab dengan yakin menerima lamaran tersebut. Ikhsan menyematkan cincin tunangan di jari manis Shella dan begitu juga sebaliknya. Rasa nya haru dan happy, awal perjalanan mereka akan dimulai.

Kedua belah keluarga pun berembuk untuk menentukan tanggal pernikahan mereka.

"Saya mau bulan depan, apakah bisa? Saya ngga mau menunggu lama" ucap Ikhsan.

"ok kalau begitu" keluarga pun setuju, karena mereka juga tidak ingin menunggu lama. mereka sepakat untuk melaksanakan acara itu bulan depan.

* 1 bulan kemudian *

Setelah beberapa proses yang harus mereka lalui, mereka juga sempat LDR karena Ikhsan tetap harus kembali bekerja. Akhirnya hari yang ditunggu tiba juga.

Ikhsan mengucapkan ijab tanda sah nya mereka menjadi pasangan suami dan istri. Ia menitikkan air mata nya karena sampai di titik ini, Ikhsan harus melalui proses patah hati, kecewa, dan menunggu ketidak pastian yang akhirnya dia bisa lewati dan lalui itu semua bersama Shella. Shella adalah pelipur lara hati nya yang pernah kecewa dengan sesorang, Shella juga yang telah membawa kepercayaan diri nya untuk mencintai dan dicintai lagi. Dia bersyukur memilih Shella yang tulus setia mencintainya, Ikhsan berjanji dengan dirinya akan selalu mencintai Shella dalam keadaan apapun.

Rangkaian demi rangkaian acara mereka lalui, mereka tidak menampakkan rasa lelah mereka di depan para tamu undangan walau pun rasanya mereka ingin merebahkan diri diatas tempat tidur.

"cape?" tanya Ikhsan menggenggam tangan Shella

Shella mengangguk

"sabar ya, ini hanya sekali seumur hidup, jangan di ulang lagi" bisik Ikhsan

"iya" Shella Senyum dan Ikhsan mencubit mesra dagu Shella

Akhirnya acara mereka telah selesai, Shella kembali ke kamar hotel lebih dulu, acara pernikahan mereka di adakan di ballroom hotel.

Shella membersihkan wajah nya dari make up setelah itu ia melanjutkan dengan membersihkan badan nya dibawah Shower kamar mandi hotel, ia merasakan kesegaran yang beberapa jam lalu tidak ia dapatkan, rasanya lelah telah berdiri menyalami para tamu.

Usai mandi ia pun mengeringkan rambutnya. Ikhsan telah kembali ke kamar.

"sudah mandi?" tanya Ikhsan

"sudah" Shella membantu membawakan jas yang telah dilepasnya sedari tadi.

Ikhsan memeluk istrinya dan mencium pipi nya.

"makasih sayang, temani aku sampai tua nanti"

Shella tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke telinga Ikhsan "mandi!"

Ikhsan menggelitik badan Shella, Shella menggeliat geli " sudah, sudah, mandi dulu sana"

Ikhsan menghentikan gerakan tangan nya dan menuju kamar mandi dengan segera.