Putra adalah salah satu anak yang mempunyai kelebihan bisa melihat bangsa jin. Dan kelebihan itu dia dapatkan di usianya yang masih 12 tahun.
"Yen dudu kowe, mbok menawe anakmu bakal oleh warisan ilmune mbah buyut"
"kau memiliki aura yang sangat positif, energi mu juga sangat besar. Itulah yang membuat bangsa seperti kami tertarik padamu"
"Aku yakin bahwa suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang hebat kelak nanti. Jadi jika kau sudah berada di titik itu, aku minta kunjungi lah aku lagi nantinya" pinta lele truno pada putra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggara putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 bersiap menyerang
"Bunda"
"Hah!..."
"Hah!..."
"Ga.."
"Hah"
"Gawat!"
Semua pasukan termasuk pangeran sudah musnah tak tersisa oleh mahasura dan pasukannya bun" ucap panglima siluman ular dari pihak ratu indah sari, dengan nafas yang terputus-putus.
"Apah!! tidak mungkin. kakanda pasti bisa mengalahkan siluman kera putih itu, kau pasti salah dalam membawa informasi jebat" balas ratu siluman ular tak percaya dengan berita yang di sampaikan oleh anak buahnya.
"Hamba tidak mungkin salah liat bunda. jelas-jelas hamba melihat mahasura menghabisi panglima gondela dengan semua pasukan yang tersisa" ucap jebat coba meyakinkan ratu indah sari.
"Terus di mana kakanda sekarang berada?" tanya ratu indah sari.
"Hamba tidak tahu pasti di mana tuan linggo sekarang berada. tapi di situ hamba hanya melihat panglima gondela dan pasukannya saja bunda ratu" ucap jebat lagi dengan suara yang bergetar karena takut di habisi oleh ratu indah sari.
"Cepat cari tau di mana kakanda linggo berada, jika kalian tidak membawa berita yang benar. jangan harap kalian bisa menghirup udara segar lagi besok" ancam ratu siluman ular itu pada prajurit nya.
"Siap bunda ratu" jawab prajurit nya serentak.
Mereka pun bergegas berangkat mencari informasi tentang keberadaan pangeran linggo.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat terjadinya peperangan itu terjadi. mereka melihat betapa hancurnya tempat itu, dan tidak sedikit pepohonan yang hangus terbakar oleh serangan milik kedua belah pihak.
"Panglima sepertinya hamba tidak merasakan energi milik tuan linggo di sini" ucap salah satu prajurit siluman ular pada panglima jebat.
"Kau benar, aku juga tidak merasakan adanya energi milik tuan linggo di sini" balas jebat.
"Jadi sebaiknya kita segera pergi dari sini agar kita tidak ketahuan oleh anak buah mahasura" sambung panglima jebat.
Mereka akhirnya pergi dari tempat bekas peperangan itu terjadi. kini mereka menyusuri jengkal per jengkal lereng gunung itu. sambil sesekali menanyakan keberadaan pangeran linggo pada makhluk halus yang ada di gunung itu.
Hampir seharian mereka mencari jejak pangeran linggo, tetapi belum juga mereka mendapatkan hasil. sampai akhirnya mereka dapat informasi dari salah satu demit penunggu pohon beringin yang ada di kaki gunung itu.
"Hei wewe jelek, kemarilah atau kau akan ku habisi" panggil salah satu prajurit siluman ular pada wewe yang ada di atas pohon.
"Ba... ba... baik tuan" jawab wewe itu ketakutan.
"A... ada apa tuan mememanggilku" tanya wewe itu.
"Apa kau melihat pangeran linggo?" tanya prajurit siluman ular itu.
"Heii bodoh, apa kau sudah tidak waras. mana dia tau pangeran linggo itu seperti apa, kalau nanya itu yang teliti dan jelas" ucap panglima jebat sambil memukul kepala prajurit nya itu.
"Oh iya maaf tuan" balas prajurit nya itu.
"Begini-begini, apa kau melihat ada siluman ular dengan badan yang kekar dan mempunyai mahkota di kepalanya, lewat ke arah sini?" tanya prajurit itu pada wewe gombel yang masih dengan tubuh yang bergetar ketakutan.
"Hamba lihat tuan. dia memang sempat bertarung dengan tuan mahasura di tempat itu, tapi sekarang dia sudah di kalahkan oleh tuan mahasura" jawab wewe itu sambil menunjuk ke arah tempat di mana pangeran linggo meregang nyawa oleh mahasura.
"Apah! apa kau yakin dengan perkataan mu itu" tanya panglima jebat dengan nada membentak.
"Ha... ha... hamba yakin tuan. hamba melihat nya sendiri dengan mata kepala hamba. bahwa tuan mahasura telah menghabisinya" jawab wewe itu seadanya.
Sial, jadi benar perkiraan ku. bahwa tuan linggo sudah dihabis oleh siluman kera putih itu. gumam panglima jebat.
Mereka pun menghampiri tempat yang di tunjukan oleh wewe itu, yang tidak jauh dari tempat di mana wewe itu tinggal.
Sementara wewe itu melarikan diri dari pasukan siluman ular karena takut akan di habisi oleh mereka.
"Jadi benar apa kata wewe itu, bahwa tuan linggo telah habis di tangan siluman kera putih itu" ucap salah satu prajurit siluman ular.
"Yah benar, aku juga merasakan energi milik tuan linggo berada di sini. tapi energinya habis di sini, bahkan perlahan mulai menghilang" kata panglima jebat pada pasukannya.
"Jadi kita harus bilang apa pada bunda radu panglima, aku takut dia akan marah pada kita dan menghabisi kita semua" ucap salah satu dari mereka.
"Kalian tidak perlu khawatir. aku akan coba untuk menahan emosi bunda ratu, agar tidak marah pada kita dan menghabisi kita" ucap panglima jebat coba menenangkan pasukannya.
Mari sekarang kita pulang untuk menyampaikan informasi ini pada bunda ratu indah sari. sambung panglima jebat.
Mereka akhirnya pergi dari tempat itu dengan mengantongi informasi yang mereka dapatkan.
Sementara itu di tempat lain,
"Gentala sebaiknya kau kumpulkan kembali energi mu untuk bertarung lagi. karena firasatku mengatakan bahwa akan ada serangan lagi dari pihak siluman ular. jangan lupa juga suruh seluruh pasukan yang tersisa untuk bersiap, dan juga untuk mengumpulkan energi mereka kembali" perintah mahasura pada panglima gentala.
"Baik tuan" jawab panglima gentala singkat.
Gentala pun pergi memberi tahu ke semua pasukan yang masih tersisa apa yang mahasura perintahkan.
Dan setelah memberi tahu semua pasukan, gentala berlanjut ke tempat dia biasa bermeditasi untuk memulihkan tenaganya dan juga mengembalikan energi nya yang sudah habis setelah melawan pasukan siluman ular itu.
Sore pun berganti malam. kini pasukan milik ratu indah sari sudah siap untuk menyerang kerajaan milik mahasura.
"Jebat, apa kau sudah pastikan bahwa semua pasukan sudah siap untuk menyerang kerajaan milik kera sialan itu?" tanya ratu indah sari pada panglima jebat.
"Sudah bunda, mereka semua bahkan sudah sangat siap seratus persen untuk meluluh lantakan kerajaan milik mahasura bunda ratu" jawab panglima jebat.
"Bagus. kau memang bisa ku andalkan jebat" ucap ratu indah sari lagi.
Sementara mahasura kini membelah dirinya menjadi tiga dengan ajian belah diri yang dia miliki. karena dia khawatir akan ada serangan lagi di kerajaannya.
Dan dia membagi tugas untuk kedua kembarannya itu.
"Kau aku tugaskan untuk menjaga raden putra. sementara kau tetap di sini untuk berjaga-jaga jika ada serangan lagi disini" ucap mahasura berbicara pada dirinya sendiri.
"Baik. kau pulihkan saja dulu energimu, supaya kau bisa maksimal menggunakan ajian ini" jawab mahasura lainnya.
Mereka pun berpencar dengan mengemban tugas masing-masing dari mahasura yang asli.
"Baiklah, mari kita jalan sekarang juga untuk menuju kerajaan kera sialan itu" ucap ratu indah sari pada seluruh pasukannya.
Mereka pun berjalan perlahan menuju kerajaan milik mahasura yaitu kerajaan surasena.
Beberapa menit berjalan kini pasukan siluman ular yang di pimpin oleh panglima jebat sudah memasuki wilayah kekuasaan milik mahasura.
"Berhenti. kau! dan kau, pastika di sekitar sini tidak ada kelompok lain yang akan menggangu peperangan kita nantinya" perintah panglima jebat pada dua prajurit siluman ular.
"Kau terlalu berhati-hati jebat, seharusnya kita langsung saja serang mereka. aku sudah tidak sabar ingin mencabik-cabik tubuh mahasura karena dia sudah berani menghabisi kakanda linggo" ucap ratu indah sari dengan emosi yang sudah memuncak.
"Maaf bunda ratu, tapi kita harus memperhatikan suasana sekitar dulu. karena takutnya akan ada pihak lain yang memanfaatkan suasana itu dan malah mengacaukan rencana kita nantinya" balas panglima jebat.
"Aaahh! aku tidak perduli, jika memang ada yang ingin ikut campur dengan urusan kita. maka kita habisi saja sekalian" ucap ratu indah sari membentak panglima jebat.