Terjerat Cinta CEO Kejam

Chika memilih pergi ke kamarnya, ia benar - benar terlihat sangat berantakan.

Ia benar benar binggung dengan apa yang terjadi di hidupnya. Kemarahan sarah cukup berpengaruh karena ia sudah anggap sarah dan amel adalah keluraga lebih dari sekedar sahabat.

ucapan sekar saat menyebutnya seorang PELAKOR cukup membuat dada di dalam dirinya meraskan sakit yang teramat dalam, kalau orang lain ia tak terlalu peduli tapi perkataan itu keluar dari mulut sang sahabat membuat ia bersedih.

Cukup lama chika menangisi hidupnya dan mungkin saja ia akan sendiri kali ini. ia berusaha menghubungi sekar tapi tak ada jawaban bahkan beberapa detik kemudia nomer telponnya terblokir.

Tak lama akhirnya chika tertidur.

Damian memilih kembali ke ruang kerja nya di bandingkan menyusul chika ke kamar ia memberikan chika sendiri

****************

"tok tok tok" suara pintu di ketuk dari luar

"masuk" ucap damian terlihat bi siti masuk ruangan nya.

"tuan saya mohon pamit' ucap bi siti

"silahkan" ucap damian.

Tapi bi siti masih setia berdiri di sana membuat damian merasa heran

"ada apa lagi bi?" tanya damian penasaran

"hmmm tuan non chika belum keluar dari kamarnya, saya hawatir apa kita harus menemuinya dulu, saya merasa belum tenang melihatnya, non chika tampak terpuruk tadi"ucap bi siti

"pulang lah bi, saya yang akan ke menemuinya nanti" ujar damian dan bi siti pun keluar dari ruang kerja tersebut, ia tau ia tak berhak ikut campur dalam urusan tuannya tapi rasa hawatir menyelimutinya.

Setelah bi siti keluar damian mengusap wajahnya dengan kedua tangannya ia sebenarnya binggung juga dengan apa yan terjadi. Damian akhirnya beranjak dari duduknya untuk menemui chika terlihat pintu kamar yang menutup ia lalu membuka nya

CEKLEK pintu pun terbuka damian melihat chika yang terbaring di kasur, ia lalu mendekat dan terlihat dengkuran halus terdengar dari chika damian menatap chika dan membenarkan anak rambut di wajah chika, terlihat mata sembam yang chika perlihatkan.

damian membuang nafas beratnya, jujur saja ia mulai bingung dengan situasi sekarang, ia tak pernah berpikir chika akan mengalami hal seperti ini saat adiknya mengetahui pernikahan mereka.

...****************...

Di apartemen amel

Bukan hanya chika yang bersedih sekar juga mengalami hal yang sama , ia benar benar kecewa terhadap chika karena tak bercerita apa pun soal pernikahannya dengan sang kakak, seandainya ia tau ia pasti tak akan semarah sekarang pada chika,

Setelah agak tenang sekar menjalankan mobilnya dan pergi dari sana menuju apartemen amel, terlihat chika yang menghubunginya terus menerus karena tak ingin berbicara dengan chika sekar akhirnya memblokir nomer chuka ia malah menghubungi amel

{dimana lo} ucap sekar saat sambungan telpon di angkat tak ada basa basi di sana

{ di apartemen, lo gak biasanya nanya seperti ini, ada apa?}

{ gua kesana sekarang, nanti gua jelasin semuanya}

{ oke, gua tunggu}

Sekar pun akhirnya sampai ke apartemen amel.

"lo kenapa matanya sembab itu?" tanya amel

"gua, " belum selesai bicara sekar sudah menangis lagi di pelukan amel.

"oke, oke, masuk dulu dan ceritain semuanya"

Amel memberikan satu gelas air putih pada sekar, sekar pun meminumnya dan akhirnya menceritakan semua kejadian dari melihat chika bersama pembantu kakanya sampai di apartemen kakanya.

Amel yang mendengar pun menutup mulutnya dengan kaget, dan ia seketika ingat tentang chika yang ia temui bersama sang mamah di supermarket depan apartemen yang sarah tunjuk.

"lo yakin?"

"tentu aja gua yakin gua lihat dengan mata kepala gua sendiri bahkan foto pernikahan mereka ada di dinding apartemen "

"jadi waktu gua ketemu chika waktu itu dia udah nikah, dan dia gak cerita sama kita "

"bisa jadi, padahal malamnya kita ketemu dia di kontrakannya saat kaka lo ke luar negri" ucap amel di angguki oleh sekar. Amel hanya bisa menggelengkan kepalanya ia tak menyangka chika berbuat seperti itu pada atasanya dan chika mau maunya jadi pelakor dalam suatu hubungan.

"tapi sekar, chika bisa di bilang hebat dia bisa membuat kaka lo mau bikin dia jadi istrinya sedangkan model yang jadi pacar kaka lo malah di tendang" ucap amel beberapa saat setelah ia memikirkan semuanya.

"yah juga si" ucap sekar yang baru geh dengan semuanya.

"tapi tetep aja caranya salah, harusnya ka narendra kenalin chika ke keluarga gua dulu baru nikah, bukan nikah diem di gini" protes sarah

"gua gak tau gua pusing yang jelas gua kecewa sama sikap chika, ia sepertinya gak anggap kita ini keluarganya,"

"terus lo mau bilang ke bokap sama nyokap lo tentang chika?" tanya amel lagi.

"gua gak tau. Lo tau sendiri nyokap gua gak suka sama chika dari dulu juga, kalau bokap itu yang dia mau ka narendra cepet cepet nikah"

amel hanya bisa menepuk dahinya jujur saja keluarga sarah menurutnya terlalu rumit, bokap sama nyokapnya selalu beda saja jalannya bahkan sikap kakanya juga sama,

"udah lah gua, pusing nanti gua pikirin lagi semuanya, yang jelas sekarang gua kecewa sama chika gua gak mau maafin dia untuk sementara waktu" ujar sarah

"plus kaka gua juga gak hubungi gua masalah ini"

"terserah lo gua pusing, tapi lo gak kasihan sama chika"

"bodo amat, yang jelas gua marah sama dia"

"oke- oke gua gak mau ikut campur sama urusan lo, yang jelas gua gak dukung lo atau chika"

"lo ko gitu, chika itu salah"

"iya gua tau. Tapi gua juga mau denger alasan dari chika dulu baru dua nentuin pilihan "

" tapi tetap aja dia salah, mau jadinya pelakor"

"iya gua tau, tapi dia menang dalam hubungan ini karena jadi istri sah"

"terserah lo. Lo itu selalu kayak gini"

"karena gua bijak orangnya gak kayak lo marah marah mulu "

"sialan lo amelia"

Amel meninggalkan sekar di ruang tamu ia harus memikirkan semuanya dengan benar, karena ia tau sikap asli chika, pasti ada yang di sembunyikan oleh chika dari mereka berdua.

...****************...

Kembali ke apartemen damian

Damian membiarkan chika tertidur meskipun ada sedikit hawatir dalam dirinya terhadap chika. hingga 30 menit damian menunggu chika terbangun.

'ah aku ketiduran ternyata' gumam chika

Ia tak melihat ke arah lain langsung bangun dan berjalan ke kamar mandi, sedangkan damian hanya memperhatikan chika dari pojok kamarnya.

Dengan berjalan agak sempoyongan chika berjalan ke arah pintu kamar mandi.

Cukup lama damian menunggu chika keluar dari sana, ia pun dengan Inisiatif untuk melihat chika tapi saat ia akan masuk pintu terbuka.

"mas mau mandi?" tanya chika yang melihat damian tengah berdiri di depan pintu

"kamu gak apa apa?" tanya damian yang melihat mata chika sedikit sembab dan merah mungkin chika menangis lagi tadi disana.

"aku gak apa apa mas, aku siapkan dulu makan malamnya" ucap chika lalu pergi dari sana,

Damian hanya melihatnya dari jauh tak ada niatan bertanya lebih jauh tapi ada ke kawatiran di hati nya.

Damian lalu masuk ke kamar mandi dan menyusul chika nanti.

Bersambung. . .

Terima kasih sudah baca ceritanya

Tolong like komen dan vote yah.

Jangan lupa kasih bintang 5 nya juga biar thor semangat terus lanjutin ceritanya

Terima kasih