Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penderitaan Miko
Mira pulang ke rumahnya sembari marah marah. Dia tidak terima Alarich menghajarnya. Dia membersihkan wajahnya. Lalu dia menghubungi seseorang untuk melancarkan rencana busuknya pada Aleesya.
"Lihat saja Alarich. Akan ku balas perbuatanmu. Kau akan kehilangan Aleesya !" Seringai Mira dengan licik.
BRAK
Mira menoleh ke arah pintu yang di dobrak "Papah.."
PLAK Mira memegang pipinya yang panas akibat tamparan suaminya. "Ini semua gara-gara kamu Mira. Kamu mengacau kan semuanya. Alarich menarik semua dananya. Perusahaan kita ter ancam bangkrut." Teriak Lukman.
Mira mengatupkan bibirnya ini pertama kalinya dia ditampar oleh suaminya. Dadanya naik turun dan sudut bibirnya ber da rah. "Berani kamu ya pah tampar aku!" Mira balik teriak pada suaminya.
"BERANI. KENAPA HAH? MEM BU NUH MU AKU SANGGUP JIKA KAU MENGHALANGI RENCANA KU. DASAR WANITA SYALAN." Ucap Lukman dengan emosi yang memuncak. Matanya seperti orang kesurupan.
"Oh kamu sudah berani sama aku. Kalau bukan karena campur tangan aku, kamu tidak akan pernah mendapatkan aset Nania. Ingat itu pah. Kamu ada di posisi ini berkat aku. Kamu hanya menjalankan rencana ku." Seringai Mira dengan senyum yang sangat mengerikan.
"Asal kamu suamiku tersayang, bahkan warisan Nania yang lainnya sudah ku alihkan atas namaku. Kau hanya punya satu perusahaan saja. Hahahah..." Mira tepuk tangan dengan sangat puas. Dia pergi dari kamar itu melewati suaminya yang masih mematung.
Kata-kata Mira sangat menohok. Lukman tidak habis pikir istrinya lebih gi-la dari dugaannya. Dia membuka lemari dan brankas mencari surat surat rumah, villa dan hotel. Ternyata Mira tidak menyimpannya di rumah.
"BRENGSEK WANITA SYALAN"
Lukman keluar dari kamar menyusul istrinya keluar. Tak disangka dia melihat istri dan anaknya tengah berdebat.
"Ada apa ini?"
"Miko mau pergi pah dari sini." Ucap Mira yang menangis.
"Maafin Miko, mah, pah. Miko udah enggak bisa tinggal lagi disini Miko juga sudah dapat pekerjaan part time. Miko malu dan capek sama perbuatan mamah dan papah." Lirih Miko yang membawa tas ransel hitamnya.
Lukman menelan salivanya bagaimana pun Miko anaknya satu-satunya. Dia tidak rela jika Miko pergi. "Miko ...jangan pergi nak. Papah sangat menyangimu." Lirih Lukman
"Maafkan Miko pah." Lirih Miko yang perlahan melangkah keluar dari rumah itu. Tante Mira menangis histeris dia mencoba menahan anaknya tetapi Miko tetap pergi di jemput temannya menggunakan motor. Dia benar benar meninggal kan semua fasilitas yang diberikan orang tuanya.
-
-
Sebenarnya Miko berbohong sudah mendapat pekerjaan. Dia bingung harus kemana. Temannya mengajak Miko kerja di club tapi Miko belum menerimanya dia masih berpikir.
"Apa aku ke rumah Aleesya saja ya? Mungkin dia bisa menolong aku. Tapi...aku malu.". Lirih Miko dalam hatinya
"Kemana bro?"
"Ke alamat ini Jack...jalan xxx ."
Mereka berdua pun pergi menuju rumah Aleesya cukup lama waktu yang di tempuh. Malam malam begini Miko harus mencari tempat untuk berteduh. Sesampainya disana Miko turun dan memencet bel pagar rumah itu.
Cukup lama Miko menunggu akhirnya mbok Siti membuka kan gerbang itu di temani pak Agus. Karena sudah jam 8 malam mbok Sitti sedikit takut jika ada orang jahat kerumah majikannya.
"Malam bi, Aleesya-nya ada? Saya Miko sepupunya Aleesya." Ucap Miko dengan sopan. "Non Aleesya sedang dirawat dirumah sakit, Den." Jawab si mbok Siti.
Miko menghela nafasnya panjang. Ternyata Aleesya sedang sakit. Baik mbok, kalau boleh, apa saya boleh menunggu Aleesya disini?" Tanya Miko
Belum juga si mbok Siti dan pak Agus menjawab hujan tiba tiba turun. Mbok Siti dan pak Agus dengan sedikit ragu mengajak masuk Miko ke dalam rumah.
"mbok hubungi dulu tuan ya den." Ucap si mbok meninggal kan Miko sendirian di ruang tamu.
-
-
Drrttt Drrrttt Drrrttt
Ponsel Alarich bunyi telepon dari mbok Siti. "Kenapa mbok?"
Mbok Siti dengan was-was menceritakan kedatangan Miko kerumah tuannya. Alarich mengerutkan dahinya dia agak curiga dengan Miko. "Baik mbok terima kasih. Siapkan kamar tamu untuknya. Saya dan Bastian akan pulang sebentar lagi." Ucap Alarich.
Dia menutup ponselnya dan melihat istrinya yang sudah memasang wajah penasarannya. "Kenapa mas?" tanya Aleesya yang menyandarkan kepalanya ke dada suaminya.
Alarich menceritakan kedatangan Miko. Aleesya juga sama agak curiga tapi rasa kasihannya lebih tinggi daripada rasa curiganya. "Nanti kalau mas udah dirumah video call aku ya mas, aku mau bicara sama kak Miko. Pasti kak Miko sedang kesulitan sekarang." Lirih Aleesya.
"Kamu kenapa sih baik banget sama dia? Orang tuanya jahat sama kamu." Gerutu Alarich.
"Kak Miko enggak pernah nyakitin aku mas, dia baik. Dia juga suka membela aku di depan orangtuanya. Tolongin dia ya mas, kasihan." Ucap Aleesya dengan tatapan sendunya.
Alarich menarik nafas dalam-dalam jika istrinya sudah memelas seperti ini apa boleh buat, demi sang istri Alarich harus menurunkan gengsinya. "Baiklah, demi kamu." ucap suaminya yang memeluk istrinya.
Mamah Winda dan papah Arya juga menginap di sana. Untungnya di kamar VVIP itu tersedia 2 kamar pribadi khusus. Ruang perawatan Aleesya bak hotel bintang lima. Fasilitasnya lengkap membuat Aleesya betah.
Alarich dan Bastian bergegas menuju rumahnya. Sesampainya mereka di sana, Miko tidak ada di ruang tamu. "Mbok, Miko mana?" tanya Bastian. "Sebentar den, tadi den Miko dikamar." si mbok bergegas memanggil Miko.
Miko pun keluar dari kamar tamu yang ada dibawah dekat ruang tamu. "Tuan Alarich maaf aku bertamu malam-malam begini." Ucap Miko yang menunduk hormat.
Miko juga menjelaskan kedatangannya ke rumah Alarich & Aleesya. Dia juga sudah menurunkan harga dirinya untuk meminta tolong pada Alarich agar di carikan pekerjaan apa saja.
Alarcih dan Bastian saling pandang dan diam berpikir sejenak. "Baiklah, kamu bisa bekerja di kampus. Menjaga perpustakaan apa kau bersedia?" Tanya Alarich tegas.
"Mau tuan...mau sekali. Terima kasih banyak tuan." Miko ingin berlutut pada Alarich. Namun Alarich segera menahan badan Miko dan membantunya berdiri.
"Jangan seperti ini, aku bukan Tuhan. Untuk kuliahmu, kamu bisa pindah ke universitas yang aku kelola. Nanti Bastian yang akan membantu kamu."
"Tapi tuan, saya tidak punya biaya untuk kuliah. Saya akan bekerja dulu setelah itu_"
"Tidak ada bantahan! semua demi Aleesya. Jangan mengecewakannya. Aku akan telepon istriku, dia ingin bicara denganmu." Alarich mengeluarkan ponselnya dan menelepon istrinya.
Aleesya dan Miko bicara di video call. Alarich dan Bastian memperhatikan obrolan mereka. "Terima kasih Aleesya." Miko menutup ponsel Alarich. Dia juga berterima kasih pada Alarich karena sudah menolongnya. Alarich dan Bastian pun kembali lagi kerumah sakit. Miko juga kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
siapa alarich itu ..