NovelToon NovelToon
MY HUSBAND AND DEVIL MAFIA

MY HUSBAND AND DEVIL MAFIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.

Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.

Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.

Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Darrel baru melepaskan genggamannya dari Hope saat mereka mencapai halaman luar penginapan. Lelaki itu tidak banyak bicara. Hope pun masih diam saja. Mungkin pengaruh masih syok dari kejadian di dalam tadi. Kak Keno gila sih, tapi perempuan itu lebih gila lagi. Tidak tahu malu. Ternyata ada ya perempuan macam begitu di kehidupan nyata, dia pikir cuma di film-film saja.

"Mau beli berapa mas?" tanya bapak-bapak tukang ice cream ketika pasangan tersebut sampai di depannya.

"Satu saja pak, buat istri saya." jawab Darrel sambil mengeluarkan dompet dari saku celananya.

"Loh, buat mas-nya nggak?"

"Suami saya nggak biasa makan makanan yang manis-manis pak." Hope membantu Darrel menjawab si bapak. Laki-laki itu tersenyum dalam hati. Hope memang paling mengerti seperti apa dirinya. Istri idaman.

"Oh pantesan satu doang." bapak-bapak itu terus bicara. Hope yang lebih banyak menanggapi karena ia tahu Darrel tidak terlalu suka bicara dengan orang asing. Apalagi aslinya laki-laki itu memang irit bicara.

"Kembaliannya mas,"

"Tidak usah. Buat bapak saja semuanya." kata Darrel yang cepat-cepat berbalik pergi setelah menyerahkan uang seratus ribuan ke si bapak penjual.

"Yang benar mas? Terimakasih loh. Bapak doain mas sama mbak pernikahannya langgeng!"

"Makasih doanya pak!" lagi-lagi Hope yang mewakili membalas bapak tersebut karena suaminya sudah berjalan agak jauh.

Hope menatap punggung lelaki itu sambil mengulum senyumnya. Perhatian sekali suaminya hari ini. Senangnya.

"Cepat jalannya Hope," Darrel berbalik menatap sang istri. Hope pun  berlari kecil ke suaminya yang menunggu. Setelah itu mereka melangkah bersama berjalan ke arah danau. Jaraknya kira-kira dua ratus meter dari penginapan.

"Enak?" Darrel bertanya, sesekali melirik Hope yang asyik menikmati ice cream-nya.

Hope menelan habis ice cream tersebut kemudian menganggukkan kepala. Sudut bibir Darrel tersungging. Mereka terus berjalan ke arah danau. Ada cukup banyak orang di sana. Karena danau tersebut termasuk salah satu kawasan wisata di daerah tersebut. Di lokasi tersebut pun ada perahu yang tersedia untuk para wisatawan yang ingin naik perahu.

Darrel melihat sekumpulan orang berbisik-bisik ketika melihat dia dan Hope berjalan melewati mereka. Tapi laki-laki itu tidak peduli. Ia sudah terbiasa mendapatkan perhatian dari orang-orang. Karena penampilannya terlalu menawan. Masalah penampilan, Darrel memang sangat percaya diri.

"Mas mau lihat-lihat danau?" tanya Hope.

"Ingin coba naik perahu?" Darrel balas bertanya saat matanya melihat ada perahu mengapung di atas danau. Hope terdiam sejenak, menimbang-nimbang, kemudian mengangguk.

Darrel pun mengulurkan tangannya ke sang istri.

"Ayo,"

Hope menerima uluran tangan itu dengan hati yang gembira. Meski rasa senangnya tidak ditunjukan langsung di depan suaminya, wanita itu merasa sangat berbunga-bunga. Perempuan mana yang tidak senang coba kalau diperlakukan se sweet itu.

Setelah membayar sewa pada penjaga perahu, Darrel membantu Hope naik ke atas perahu. Hope tersenyum lembut, dan senyuman itu di balas dengan senyuman yang tak kalah lembutnya. Sungguh, dalam hatinya Hope berjingkrak-jingkrak senang. Ini seperti mimpi.

Darrel mendayung perahu hingga sampai ke tengah-tengah danau. Walau masih siang hari, namun langit mendung. Tidak ada matahari. Tapi tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Di daerah ini cuacanya memang sering mendung juga sejuk. Enak buat liburan. Pasangan suami istri tersebut menikmati pemandangan berdua.

"Terimakasih mas," gumam Hope kemudian. Darrel yang tengah mendayung menatapnya dengan mata yang teduh.

"Untuk apa?"

"Karena mas bawa aku ikut liburan. Aku belum pernah liburan kayak begini."

Darrel menatap isterinya lama. Tatapannya tidak terbaca. Untuk sesaat Darrel menyesali kenapa dulu dia sangat cuek dan dingin kepada wanita ini. Jelas-jelas mereka menikah karena kemauan papanya. Jelas-jelas dia tahu Hope adalah gadis remaja yatim piatu yang polos sebelum menikah dengannya. Tapi dia malah melampiaskan kemarahannya dan menuduh wanita itu bersedia menikah dengannya karena status keluarganya.

Sampai sekarang Darrel memang masih penasaran kenapa laki-laki seperti papanya mau menikahkan dia dengan Hope. Padahal papanya sangat mementingkan status. Tapi dia akan mengesampingkan rasa penasaran itu dulu.

Sekarang dia akan fokus memberi seluruh perhatiannya kepada Hope. Sudah terlalu lama dia bersikap dingin dan tak acuh terhadap kehidupan rumah tangga mereka. Dia akan berusaha semaksimal mungkin membuat Hope bahagia menjadi isterinya.

"Mas, mas?"

Darrel bergeming. Ia kembali menatap Hope.

"Nanti aku akan cari waktu kosong mengajakmu liburan ke luar negeri, hanya kita berdua. " ucap pria itu kemudian. Mata Hope langsung berubah berseri-seri.

"Yang benar mas?!" wanita itu berseru senang. Darrel tertawa kecil. Isterinya mulai tidak bersikap takut-takut lagi padanya. Laki-laki itu senang.

"Kau lapar?" tanya pria itu kemudian setelah melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjukan hampir pukul satu siang. Biasanya mereka makan siang tepat pada jam dua belas.

Pada saat yang sama, perut Hope berbunyi. Tanpa perlu menjawab, Darrel sudah tahu jawabannya. Ia pun menepikan perahu dan membantu Hope turun. Lagi-lagi para perempuan menatapi mereka dengan tatapan-tatapan iri.

"Lihat, pria itu tampan sekalii ... Beruntung sekali pacarnya." salah seorang perempuan berseru kuat.

Hope terkikik dalam hati. Ya iyalah dia beruntung. Apalagi kalau mereka tahu dia bukan hanya pacar, tapi istrinya mas Darrel. Orang-orang makin histeris ketika suaminya membantunya menggulung tangan jaket pria itu yang masih dia kenakan di tubuhnya.

Lelaki itu bahkan menggenggam tangannya meninggalkan tempat itu.

Mereka masuk di sebuah restoran samping danau tersebut.

"Makan di sini saja ya." ucap Darrel. Hope mengangguk.

Suaminya bahkan membantunya menggeser kursi agar dia bisa duduk.

"Tunggu di sini sebentar, biar aku yang pesan." kata Darrel lagi. Hope melihat sang pujaan hati melangkah ke kasir untuk memesan makanan mereka. Biar deh kalau nanti suaminya pesan banyak sayuran lagi, karena mood-nya lagi baik sekali sekarang. Dia akan makan sayuran dengan senang hati.

Sambil menunggu mas Darrel kembali, Hope mengeluarkan hapenya dan mulai berselfi ria. Tentu dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan mengambil kenang-kenangan di lokasi yang mereka datangi ini.

"Mau aku bantu fotoin?" suara mas Darrel yang muncul dari belakang membuatnya kaget. Cepat banget pesan makanannya. Hope tiba-tiba menjadi malu. Darrel pun mengeluarkan ponsel miliknya dan membuka aplikasi kamera.

"Berdirilah di sana, pemandangan danaunya jauh lebih indah dari sudut itu." lelaki itu menunjuk bagian luar. Hope menurut. Ia masih malu-malu berpose. Iya dong malu, orang yang fotoin mas Darrel sendiri.

Jepret ...

Jepret ...

Habis memotret Hope sendiri, Darrel mendekatinya.

"Ayo selfi bareng." pria itu melingkarkan tangannya di bahu Hope, menarik wanita itu lebih dekat sampai bahu mereka saling menyentuh, dan menyetel kamera depan.

"Senyum,"

Hope tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Harusnya suaminya sadar diri kalau laki-laki itu yang harus lebih tersenyum.

1
Darrel o Darrel...kakú
pasti bucin nti ada saingan rebut isteri nya
Winnie 💛
bagus
Meyke Joyce Rantung
gimana caranya itu dua sekaligus masuk...
tambah satu dari belakang...lagi tidur lagi🤦
Syakirah Dzaky
Aku koq nangis baca bab terakhir nya 😭
Syakirah Dzaky
Rasa itu sudah tampak berlahan2 , sedikit lagi hope teruslah menjadi dirimu sendiri dan lebih sabar lagi , berlahan tp pasti Darrel anak bucin padamu
Goragori
gaada crta ttng jason ya min?
Kakú.....
Meyke Joyce Rantung
orang kaya koq koper cuma satu?
Sumiati Suminta
jhon kayaknya
Yusan Ismanto
Luar biasa
kewajipan harus dlm keadaan sesama ingin bukan sbb ubat sialan 😒
Sumiati Suminta
ya ampiuuun hope iih gemeees
Sumiati Suminta
melan kasianndeh lo
Sumiati Suminta
aku sukaaaa eritanya
16/06/1977
Luar biasa
hmmm.... hidup hamba kertas
Tara Lestari
Buruk
Aneke Laoh
Luar biasa
Jade Meamoure
duhai happy end aq suka dgn karakter mereka bertiga apalagi Darrel yg hanya punya 1 wanita ini point yg yahud banget sukses n sehat selalu buat othor ya
Jade Meamoure
ternyata Wezumo mafia yg d tugaskan untuk menjaga pewaris tampuk pimpinan mafia wow 🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!