NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Pulang ke Rumah

"Sungguh?" Hanni tersenyum sumringah. Wanita itu bangkit seketika saat suaminya mengatakan bahwa dia telah menemukan putri mereka. "Kamu nggak bohong, kan?"

"Enggak!" Darmawan menggelengkan kepala lalu menarik tangan istrinya. "Lihat, bukankah ini anak kita?"

Darmawan menunjukkan sebuah foto pada Hanni. Hanni pun memperhatikan foto itu dengan seksama. Seorang bayi cantik sedang tersenyum menunjukkan dua giginya yang baru tumbuh.

Ya. Itu adalah Al, Althafunnisa Az-Zahra mereka yang hilang. Hanni ingat betul wajahnya dan gigi anaknya memang baru tumbuh saat hilang dulu.

"Pihak panti memotretnya sesaat setelah membawa Al ke panti." Darmawan memegang tangan Hanni, lalu menyerahkan foto lain saat anak mereka dewasa. "Lihatlah, dia sangat cantik sepertimu!"

Hanni semakin sumringah. Dia bahkan sampai mengangguk berkali-kali. "Ya, dia sangat cantik," jawabnya.

"T-tapi ... " Hanni tiba-tiba menoleh. "Apa yang terjadi? Kenapa pencuri itu repot-repot menculik Al kalau akhirnya mereka membawanya ke panti asuhan?"

"Apa kamu ingat ada satu pencuri yang tidak tertangkap?" tanya Darmawan.

"Ya, aku ingat." Hanum mengangguk. "Apa dia yang membawa Al ke panti?"

"Tidak." Sekali lagi, Darmawan menggelengkan kepalanya. "Pencuri itu ingin menjual Al. Tapi Al terus menangis. Seorang perempuan curiga dan mengambil Al sebelum pencuri itu sempat bertransaksi."

"Jadi, apa perempuan itu yang membawa Al ke panti?" Hanum mulai menangis karena terharu. "Di mana dia? Aku ingin bertemu dengannya!"

Hanni serius. Pertama, dia ingin berterimakasih. Lalu memberinya penghargaan yang layak karena perempuan itu telah bermurah hati menolong putrinya.

Setelah itu, Hanni berencana mendatangi panti di mana Al tumbuh besar. Tapi sebelum itu, ada hal lain yang ingin Hanni tanyakan.

Seperti, kenapa perempuan itu tidak menyerahkan Al ke pihak berwajib. Jika saja malaikat penolong itu melakukan hal itu, mungkin Hanni tidak perlu menunggu selama ini.

"Kita tidak bisa melakukan itu, sayang!" Darmawan menghela nafas panjang. "Kita tidak akan bisa bertemu dengannya lagi!"

"Kenapa tidak bisa?" tanya Hanni.

"Perempuan itu sudah meninggal." Ekspresi Darmawan berubah seketika. "Sebenarnya, bukan perempuan itu yang membawa Al ke panti asuhan. Tapi kepala panti asuhan yang membawa Al."

"Apa maksudnya?" Dahi Hanni mengkerut. "Aku tidak mengerti."

"Perempuan itu mengalami kecelakaan tragis sesaat setelah menolong Al." Darmawan menghela nafas panjang lalu melanjutkan, "Kepala panti kebetulan melihat kecelakaan itu dan menolong. Al selamat, tapi perempuan itu meninggal."

"Ya Tuhan!" Wajah sumringah yang Hanni perlihatkan tiba-tiba menghilang. Dia bahkan mulai kehilangan kata-kata. "Aku menyesal untuk itu. T-tapi, kamu tahu di mana makamnya, kan?"

Darmawan mengangguk. "Aku akan membawamu kesana nanti."

Hanni pun turut mengangguk. Lalu memeluk Darmawan. Tapi, Darmawan masih belum selesai bicara. Pria itu mengajak istrinya mencari tempat yang lebih nyaman. Lalu mulai bicara dari hati ke hati.

"Ada apa?" Hanni mulai menaruh prasangka buruk melihat tingkah suaminya. "Kenapa wajahmu murung?"

"Sebenarnya, perempuan itu berprofesi sebagai wanita malam." Darmawan mengalihkan pandangannya ke halaman nan jauh di depan. Takut Hanni akan sedih mendengar ceritanya.

"Lalu?" tanya Hanni.

"Karena Al ditemukan bersama orang itu, orang-orang berpikir kalau Al adalah putrinya," jawab Darmawan.

"Putrinya?" Hanum terdiam selama beberapa saat. Menelan ludahnya dengan susah payah sebelum menunduk dengan perasaan tak menentu. "Kalau begitu, bukankah Al melewati hari-hari yang sulit selama ini?"

Sebenarnya, Hanni tak ingin menangis lagi. Tapi pada akhirnya airmatanya tumpah lagi. Apalagi saat Darmawan memberitahunya alasan itulah yang membuat anak mereka gagal mempertahankan rumah tangganya.

"Lalu, kenapa kamu tidak membawanya pulang?" Hanni menyeka airmatanya. Berusaha tegar dengan berita yang kurang menyenangkan itu. "Banyak hal yang harus kita lakukan untuknya, kan?"

Ya. Mereka harus segera menemuinya. Meminta maaf dan memberinya penjelasan. Setelah itu, memulai hidup baru sebagai orangtua dan anak seperti pada umumnya.

Tentu saja, mereka juga ingin membantu putrinya menyembuhkan hatinya dari luka yang orang-orang torehkan padanya selama ini.

Tapi untuk itu, mereka masih harus bersabar. Bertahun-tahun tak bertemu, pasti mereka akan canggung nanti. Apalagi mengingat anak mereka sudah terbiasa hidup keras di bawah bayang-bayang profesi ibunya yang tak biasa.

"Aku sudah ke rumahnya. Tapi dia tak ada di rumah." Darmawan tersenyum tipis, lalu menarik Hanni ke pelukannya. "Tapi jangan khawatir. Aku meminta beberapa orang untuk menunggu. Mereka akan memberitahuku saat Al pulang. Jadi kita bisa segera pergi ke sana."

"Kalau begitu, aku harus bersiap-siap!" Hanni segera melepaskan pelukan suaminya.

Berhari-hari dia sakit. Dia tidak ingin menemui anaknya dengan tampilan yang pucat dan menyedihkan. Selain itu, dia sudah merasa sehat sekarang.

"Baiklah." Darmawan mengangguk. "Tapi kamu harus cepat. Siapa tahu kita akan ke sana lima menit lagi."

.

.

.

"Tante?" Nisa menggaruk pipinya dan menoleh. "Rumah ini rumah Nyonya Hanni?"

Saat ini, Nisa sudah berdiri di rumah super mewah milik orangtuanya. Pintunya bahkan sudah terbuka lebar karena pelayan sudah mempersilahkan mereka masuk. Tapi, Nisa masih sempat-sempatnya mengajukan pertanyaan seperti itu.

"Iya, ini rumahnya." Hanum menekan kedua pipi Nisa. "Jangan takut, mereka sangat baik."

Saat ini, Hanum menunjukkan senyum lebar. Padahal, kalau boleh jujur. Dia pun sama deg-degannya seperti Nisa. "Masuk, yuk?"

"Baik!" Nisa mengangguk, lalu mengikuti Hanum dari belakang. Sialnya, ponsel Hanum berdering. Seseorang ingin bertemu dengannya.

"Sekarang?" Dahi Hanum mengkerut. Dia pun menoleh ke arah Nisa. "Apa tidak bisa menunggu satu jam lagi?"

Entah apa yang orang itu katakan. Tapi yang jelas, Hanum menutup teleponnya dan melihat Nisa dengan perasaan bersalah.

"Ada apa?" Mata Nisa membulat sempurna. "Kenapa wajah tante begitu?"

"Sebenarnya tante penasaran kenapa Nyonya Hanni mau ketemu sama kamu. Tapi tante harus pergi sekarang." Hanum pun menyimpan ponselnya, lalu menarik tangan Nisa. "Lain kali saja ya kita menemui Nyonya Hanni."

"Apa Nyonya Hanni ada di rumah?" tanya Nisa.

"Ada." Hanum menoleh. "Tapi tante belum bilang kalau tante kemari. Jadi kita bisa pergi sekarang."

Tiba-tiba Hanum berhenti. Lalu menoleh, "Lagipula, pelayan tadi sempat bilang kalau Tuan Darmawan baru saja pulang. Mereka pasti sibuk ngobrol sekarang."

Hanum pun kembali melangkah, tapi Nisa menahannya. "Tante Hanum pergi saja!"

Nisa segera melepaskan diri dari genggaman Hanum. "Nisa bisa menemui Nyonya Hanni sendiri. Dia ingin bertemu denganku, kan?"

"Tapi,-" Hanum ragu. Dia yang membawa Nisa, tak sopan rasanya membiarkan Nisa menemui orang itu sendirian. "Lain kali saja. Nggak mungkin kan tante biarin kamu menemui dia sendirian. Kalian kan nggak kenal?"

"Nggak apa-apa." Nisa menunduk. "Nisa berani, kok!"

Berani?

Lucu sekali. Sebenarnya Nisa tidak berani. Tapi lebuh baik menemui orang itu sendiri. Dengan begitu, Hanum tidak perlu tahu apa yang akan orang itu katakan padanya nanti.

Akhirnya, mereka pun sepakat. Hanum akan pergi menemui orang yang meneleponnya barusan. Tapi sebelum itu, dia pergi menemui Hanni dan memberitahunya kalau Nisa sedang menunggunya di bawah.

"Kenapa kamu ingin bertemu dengan anak itu?" tanya Darmawan saat mereka keluar dari kamar.

"Tidak ada apa-apa." Hanum tersenyum tipis, lalu menjelaskan alasannya. "Aku ingin menemuinya karena namanya mirip dengan Al."

"Kamu tidak pernah berubah." Darmawan menyunggingkan senyum tipis.

Begitulah kebiasaan Hanni. Dia akan mengundang siapapun yang memiliki nama yang sama atau mirip dengan anak mereka.

Bahkan, terkadang akan mengundang orang yang memiliki tanggal lahir yang sama dengan putrinya.

"Apa itu orangnya?" tanya Darmawan begitu melihat Nisa dari kejauhan.

"Sepertinya iya," jawab Hanni.

Sepasang orangtua itu pun bergegas menuruni anak tangga. Hanni bahkan sudah menyapa anak itu saat dirinya berada di kejauhan. "Maaf membuatmu menunggu lama. Nak?"

Senyum lebar menghiasi wajah Hanni. Sampai Nisa menoleh dan tersenyum manis padanya, "Tidak apa-apa, Nyonya!"

"Al?" Hanni mempercepat langkahnya. Wanita itu memperhatikan Nisa dari jarak dekat. Lalu membelai wajahnya dengan mata berkaca-kaca. "Akhirnya kamu pulang juga, Nak?"

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!