Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerombolan Kelabang Biru
Eyang Jimbaran mendekati Mayang yang berdiri kaku tidak bisa bergerak dan melepaskan totokan yang melekat padanya.
Setelah totokan yang melumpuhkan tubuhnya terlepas, Mayang langsung jatuh terduduk, menangis sesunggukkan dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Sebuah tangan yang kokoh mengelus rambutnya.
Saat Mayang melihat yang mengelus rambutnya dia langsung bergerak menjauh sambil menangis.
"Kakang Bayu....pergilah tinggalkan aku yang sudah kotor ini....."ucap Mayang sambil menangis dan menutup wajahnya kembali.
"Mayang adikku, semuanya sudah terjadi dan tidak perlu disesali maupun ditangisi...."ucap Bayu lembut dan tanpa terasa sebutir air mata jatuh dipipinya yang kekar lalu berkata kembali, "Kakang berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi, Mayang. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, kakang sudah memaafkannya adikku. Kita akan rawat bersama janin yang ada diperutmu itu. Anak itu tidak berdosa. Aku akan meminta restu guru untuk melamarmu dan membawamu ke kerajaan tempat kediamanku"ucap Bayu.
Mayang semakin menangis meraung mendengar kata-kata Bayu.
Eyang Jimbaran menghampiri mereka lalu berkata, "eyang merestui kalian, rawatlah anak itu seperti anakmu sendiri Bayu. Seperti katamu, anak itu tidak berdosa dan tidak pantas dihukum"ucap eyang Jimbaran.
Bayu mengangguk.
Mayang berlari ke pelukan Bayu dan menangis sejadi-jadinya dengan perasaan bahagia.
"Kakang, Mayang berjanji akan mendampingi kakang sampai maut memisahkan kita, menjadi isteri yang baik buat kakang"ucap mayang.
Lalu Bayu berkata,"kakang juga berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi dan akan menjagamu selalu Mayang"ucap Bayu.
Mayang semakin erat memeluk tubuh Bayu lelaki yang pernah sangat dicintainya itu dan seakan-akan tidak mau melepasnya lagi.....
***
Dihadapan eyang Jimbaran, duduk tiga orang dihadapannya.
Mayang, Bayu dan Yuda menunggu apa yang akan eyang Jimbaran katakan kepada mereka.
"Anak-anakku Bayu dan mayang kapan kalian akan kembali ke kerajaan?"tanya sang eyang kepada kedua muda-mudi itu.
"Siang ini guru dan sesampainya di kerajaan aku akan minta ijin Sri Baginda untuk melangsungkan pernikahan kami walau hanya sederhana saja."ucap Bayu.
Eyang Jimbaran berkata,"eyang bahagia dengan keputusan kalian, khususnya kamu Bayu, sayangilah Mayang dan anak yang dikandungnya itu! Eyang yakin kalian pasti bisa melewati ini semua dengan kasih sayang kalian."ucap eyang Jimbaran.
"Baik eyang, Bayu akan selalu ingat pesan eyang"ujar Bayu.
"Bagaimana dengan rencanamu, nak Yuda?"tanya eyang Jimbaran.
"Aku akan mencari letak lembah kesengsaraan teluk Beting eyang, sekalipun saya belum tahu pasti dimana letaknya"jawab Yuda.
Bayu lalu menjawab, "teluk Beting terletak disebelah timur ke arah matahari terbit, tempat itu jarang didatangi manusia karena tempatnya yang tandus dan disana juga terdapat markas rahasia gerombolan perampok yang tersembunyi."ucap Bayu yang pernah pergi ketempat itu.
"Terima kasih saudara atas keterangannya, eyang Jimbaran, saya akan mohon diri sekarang"ucap Yuda.
Setelah memberikan penghormatan, Yuda segera melesat dari tempat itu menuju ke arah timur.....
***
"Mmmhh, kedai ini cukup besar, perutku merintih minta diisi dan ada baiknya juga aku mencoba minta keterangan dari si pemilik kedai dimana letak lembah kesengsaraan teluk beting itu mungkin ada informasi yang bisa aku dapatkan ditempat ini"kata Yuda.
Yuda mengarahkan pandangan ke dalam kedai.
"Hmmm...Ada beberapa orang dari rimba persilatan tampaknya. Aku juga bisa minta keterangan dari mereka kelak"gumam Yuda.
Yuda duduk ditempat yang kosong sambil meraih satu pisang yang sudah menguning dan memakannya.
Dalam kedai hanya diisi oleh beberapa orang yaitu lima orang bertampang bengis duduk paling depan dan satu orang perempuan yang sepertinya dari rimba persilatan karena ada pedang yang tergantung dipunggungnya.
Seorang lelaki tua menghampiri Yuda dan berkata,"nak, mau makan apa?"tanyanya.
"Sediakan nasi dan sepiring sayuran ya Ki, perutku lapar sekali"ucap Yuda.
"Minumnya apa den?"tanya sang pemilik kedai kembali.
"Air Kendi saja Ki"ujar Yuda.
"baik...tunggu sebentar ya den, aki akan antarkan pesanan aden"ucapnya.
Tiba- tiba dari arah depan terdengar teriakan, "Aki tua, mana tuak yang kami pesan, lama sekali kau mengantarkannya, mau ku obrak-abrik kedai sampean ini?bentak mereka dengan kasar.
Aki tua yang tadi menghampiri Yuda lari tergopoh-gopoh sambil mengangkat Kendi tuak yang berukuran cukup besar.
"Iya tuan, ini pesanannya"ucap pemilik kedai tersebut dengan perasaan takut yang hebat.
"Huh, lama sekali!"ucap salah seorang dari mereka.
"Silahkan menikmati tuan-tuan"ujarnya lalu berlalu dari mereka.
Sambil tertawa terbahak-bahak, salah satu dari mereka berkata,"sobat coba kau perhatikan disebelah sana! Ada bidadari yang sedang sendirian, mungkin dia lagi butuh kehangatan dari kita"ucapnya.
Lalu meledaklah tawa mereka.
Yuda melihat seorang dari mereka mulai mendekati pendekar wanita tersebut dengan jalan yang terhuyung-huyung.
"Adik manis, boleh kakang duduk disini menemanimu?"tanyanya dengan bau tuak yang menyengat keluar dari mulutnya.
Perempuan itu tidak menjawab, dia terus saja menikmati hidangan yang ada didepannya.
Saat tangan lelaki tersebut ingin menjamah dagunya, perempuan ini mengelak dengan cepatnya lalu kakinya segera menyabet lutut orang tersebut dan saat orang tersebut akan jatuh tangannya bergerak lagi ke arah belakang kepalanya sehingga kepalanya langsung menghantam meja hingga hancur dan nyawanya lepas saat itu juga dengan kepala yang rengkah.
Teman-temannya yang kaget melihat hal tersebut langsung menghunus golok mereka masing-masing dan mengurung si wanita.
"Makan saja tidak tenang, ada saja kecoak-kecoak yang mengganggu"ujarnya.
Sambil meletakkan uang pembayaran di atas bangku yang dia duduki.
"Kalau kalian ingin mencari urusan denganku, mari kita keluar jangan hancurkan kedai ini!"kata wanita tersebut lalu melesat keluar dari arah samping kedai.
"Bangsat, jangan kabur kau!"ucap mereka bersamaan.
Sang wanita berdiri di depan kedai dengan bertolak pinggang menunggu mereka keluar.
"Aku kabur menghadapi kalian keroco-keroco hina dina, cuih!!!!!!"ucap perempuan tersebut sambil meludah ketanah.
Yuda terus saja menikmati makannya dan dia melihat bahwa keempat orang tersebut sudah merah padam wajahnya karena merasa dihina lalu berkata kepada wanita tersebut.
"kau tidak tahu siapa kami hah?"ucapnya pongah.
Sang wanita meludah kembali lalu berkata,"sekalipun kalian iblis yang turun dari neraka tidak sekalipun aku gentar dengan kalian"ujarnya.
"Dengar wanita setan, kami adalah gerombolan kelabang biru yang ditakuti empat penjuru rimba persilatan"ucapnya menyombongkan diri.
"Hahahaha..."sang wanita tertawa terbahak-bahak.
"Ternyata hanya rampok bejat dari lembah kesengsaraan teluk beting dan sudah lama aku mendengar tentang kalian yang membuat markas tersembunyi dilembah itu dan sudah lama juga aku mencari kalian untuk membalaskan sakit hati keluargaku yang sudah kalian bunuh!"ucap dara cantik tersebut.
Bersambung...