🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Itu Bernama Qin Yu
Di dalam kediaman keluarga Qin..
"Suamiku.. Kenapa keluarga kita membiarkan Ye Chen berlama-lama tinggal di tempat kita? Bukankah ini akan menimbulkan kesalahpahaman kepada pemuda lain yang ingin mendekati putri kita?" ucap Lin Shuwan, istri Qin Chenyu.
"Benar ayah, aku sering mendapatkan ejekan dari warga desa lainnya. Bahkan aku kerap dihina karena beberapa sikap perhatian Ye Chen yang membuat ku tidak nyaman" timpal Qin Yu.
Sementara Lin Soang tampak mengangguk, kemudian ikut menimpali.
"Paman, Qin Yu adalah wanita yang memiliki potensi. Setidaknya lelaki yang pantas mendapatkan perhatiannya adalah seorang kultivator muda yang memiliki masa depan lebih baik, selain itu ia juga dapat melindungi Qin Yu di masa depan"
Mendengar ucapan dari ketiga orang wanita itu membuat Qin Chenyu mengerutkan alis, ia tidak menyangka jika kehadiran Ye Chen yang selama ini sudah begitu baik masih dianggap tidak layak.
"Lalu apa yang kalian inginkan?" tanya Qin Chenyu tampak tenang.
"Kami ingin orang itu pergi dari tempat ini, tidak ada hal baik darinya yang dapat dipertahankan" ucap Lin Shuwan, di dalam hatinya ia tersenyum.
Qin Chenyu terkejut dengan keinginan keluarganya yang ingin mengusir Ye Chen. Walau bagaimanapun selama beberapa tahun ini ia sangat mengagumi kemampuan Ye Chen, selain tidak pernah mengeluh pemuda itu terkesan menikmati hidup dengan apa adanya. Tidak ada kesan terpaksa atau emosi yang keluar dari dalam dirinya, meski belum memunculkan kemampuan kultivasinya tetapi Ye Chen memiliki kondisi fisik yang luar biasa dibandingkan dengan pemuda lainnya yang berada di Desa Caihong.
Selain itu Qin Chenyu juga sudah berjanji di depan makam ayah dan ibu Ye Chen, ia akan menjaga putra mereka layaknya putra sendiri. Ia takkan mengingkari janjinya sendiri apalagi menelantarkan Ye Chen dengan begitu saja.
"Bukankah hubungan Ye Chen dengan putri kita berkembang baik?" tanya Qin Chenyu kemudian, ia menatap ke arah istrinya.
"Ayah, maafkan aku. Awalnya aku memang memiliki kesan yang baik tetapi aku juga berpikiran apa yang dikatakan oleh Lin Soang adalah suatu fakta" potong Qin Yu sambil melirik ke arah Lin Soang.
Bagi Qin Yu perkataan Lin Soang adalah sebuah kebenaran, sarannya selama ini begitu berkesan. Ia percaya jika sepupunya tersebut tengah memberikan dukungan serta kesempatan yang baik bagi hidupnya. Meski pada akhirnya ia memiliki sedikit kekaguman dan rasa suka pada Ye Chen namun ia juga tidak bisa menolak kenyataan jika Ye Chen tidak memiliki masa depan yang baik.
"Kalian akan menyesal" ucap Qin Chenyu sambil menghela napas panjang.
"Aku tahu jika ia adalah putra sahabat terbaikmu. Namun dengan sudah memberikannya tumpangan tempat tinggal secara cuma-cuma kepada selama ini bukankah itu sudah cukup?" balas Lin Shuwan dengan nada tidak suka.
Ye Chen yang baru saja kembali dari hutan, ia mendengar semua percakapan yang terjadi di ruang keluarga Qin tersebut. Ia tidak menyangka jika pada akhirnya wanita yang ia kira tulus mencintainya ternyata menunjukkan sisi kelam yang berseberangan dengan wajah cantiknya.
Ye Chen masuk ke dalam, melihat beberapa orang yang tengah duduk dan berbincang dengan serius itu, hingga mereka tidak menyadari kepulangan Ye Chen. Ia tersenyum mendengar perkataan tentang orang-orang yang menilainya, tetapi matanya terlihat sedih.
"Kamu sudah kembali?" sapa Qin Chenyu dengan tergesa-gesa, ia segera bangkit dan mengira jika Ye Chen sudah mendengar isi percakapan barusan.
"Iya paman, kebetulan hari ini aku mendapatkan beberapa buruan yang bisa dimakan untuk malam ini" ujar Ye Chen dengan santai, seolah ia tidak tahu apa yang terjadi.
Sebelumnya Ye Chen ingin menikmati makan malam dengan santai bersama Qin Yu dan keluarganya, namun tidak disangka kejadian seperti ini baru saja membuka mata hatinya untuk dapat menilai wajah Qin Yu yang sebenarnya.
"Sepertinya malam ini kita akan makan besar" ucap Qin Chenyu kemudian.
Namun Lin Shuwan dan kedua wanita lainnya berdiam diri, mereka tidak terlalu suka dengan Ye Chen. Suasana hati mereka tidak sedang baik-baik saja, mereka memandang ke arah Ye Chen dengan tatapan permusuhan.
Kendati demikian, Ye Chen sangat tenang dan tidak terpengaruh sama sekali. Ia memandang hangat ke arah seorang gadis, seolah itu adalah saat terakhir bagi Ye Chen untuk melihat wajah cinta pertamanya, wanita itu bernama Qin Yu.
"Aku menunggu hampir setengah hari, tetapi kau tidak datang" ucap Ye Chen kemudian.
"Maaf tadi aku sedikit sibuk dengan urusan lain" jawab Qin Yu dengan datar.
"Ya, itu bukan masalah" ucap Ye Chen sambil tersenyum, namun hatinya terkunci rapat.
Setelah berbasa-basi sebentar, Ye Chen kemudian melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia memandang dan memperhatikan beberapa barang yang biasa ia gunakan beberapa tahun terakhir. Di usianya yang sudah tidak remaja lagi, ia merindukan Kota Xinjiang dengan perasaan tidak karuan. Ia tidak tahu apa yang sudah terjadi, ia juga tidak mengerti bagaimana kehidupan yang akan ia lakukan setelah hari ini.
Qin Chenyu terdiam, kali ini entah mengapa ia tiba-tiba teringat akan ayah Ye Chen. Pria yang ia kenal baik dan tegas itu terpancar di tubuh seorang pemuda yang baru saja beranjak pergi, ada rasa bersalah yang terbersit di dalam hati Qin Chenyu pada saat ini.
Setelah menyiapkan beberapa barang pribadinya yang tidak terlalu berharga, Ye Chen kembali ke luar. Ia berencana memasak hasil buruannya dan menikmatinya bersama paman Qin Chenyu yang selama ini tulus berbuat baik kepadanya.
"Paman, biarkan aku yang memasak daging ini" ucap Ye Chen ketika sampai di halaman samping.
Tampak Qin Chenyu tengah membersihkan daging hasil buruan Ye Chen yang lebih banyak dari sebelumnya, beberapa diantaranya adalah hewan langka yang selama ini sangat sulit didapatkan.
"Ya.." jawab Qin Chenyu sambil menyiapkan yang lainnya.
Dengan sigap kini Ye Chen memasak daging yang beraroma harum tersebut, ia memasak tidak seperti biasanya. Dengan kemampuannya, ia bergerak dengan cukup teratur dan cekatan.
Qin Yu datang diantara mereka, seolah mengerti dengan maksud putrinya lalu Qin Chenyu masuk ke dalam dan memberikan beberapa daging yang sudah masak kepada istrinya.
"Ye Chen.. Apakah kau sudah mendengar apa yang kami bicarakan tadi sore?" tanya Qin Yu dengan nada datar.
"Ya" jawab Ye Chen jujur.
"Apakah itu membuatmu terluka?" tanya Qin Yu yang sedikit memikirkan perasaan Ye Chen.
"Sedikit, tapi itu tidak berarti apapun" jawab Ye Chen sambil menyodorkan daging yang baru saja selesai ia masak.
"Tidak, terimakasih" tolak Qin Yu.
"Ini hal terakhir yang akan kulakukan untukmu, setelah malam ini aku akan pergi" ujar Ye Chen, daging di tangannya masih menggantung di udara.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl