Satu Malam Menjadi Ayah Muda

Samudra tumbuh dengan sehat, kini usia nya sudah menginjak tiga bulan. Nadlyn sendiri memberikan asi eksklusif pada Samudra, ia bersyukur karena asi nya berlimpah bahkan bisa memompa asinya untuk di jadikan stock di lemari pendingin.

Dirga tetap menjadi seorang teman yang setia meski ia berharap jika Nadlyn segera bebas dari pernikahannya bersama Cean. Meski usia Dirga yang baru menginjak sembilan belas tahun, namun sikap Dirga begitu dewasa dalam menyikapi sebuah masalah, dan Dirga dapat memposisikan dirinya sebagai seorang ayah untuk Samudra. Bagi Dirga, Samudra adalah bayi paling menggemaskan yang pernah ia temui.

Nadlyn tengah mempersiapkan berkas berkas dirinya untuk masuk di universitas dengan jurusan desain interior. Meski telat satu tahun namun tidak membuat semangat Nadlyn surut. Terlebih Dirga dan Robi slalu mendukungnya, bahkan dukungan itu juga datang dari Nanda dan Pras sebagai mertuanya. Bahkan Nanda rela mengurus Samudra selama Nadlyn berkuliah, hal itu menjadi sebuah kesenangan untuk Nanda sendiri. Pras pun mendukung penuh Nanda untuk mengasuh Samudra selama di tinggal kuliah oleh Nadlyn.

Semenjak kesibukan Nanda beralih untuk mengasuh Samudra, Nanda sudah jarang menghubungi Cean putranya itu, dunianya seolah teralihkan pada bayi menggemaskan bernama Samudra. Kekecewaan Nanda dan Pras pada Cean seolah teralihkan pada Samudra, apa lagi Pras sudah enggan mengurusi kehidupan Cean setelah mengetahui kehidupan bebas dan liar sang anak di luar negri, membuat Pras sangat kecewa pada Cean, semenjak saat itu Pras sudah tidak pernah lagi menghubungi Cean, begitupun dengan Nanda.

Cean pun semakin tak terkendali terlebih kini hidupnya banyak dipengaruhi oleh Rena. Rena berperan sebagai satu satunya yang mengerti Cean dan Cean memanfaatkan hal itu untuk berpaling dari rasa bersalahnya.

Cean pun merasa jika Mommy dan Daddy nya mulai jarang menghubunginya, ada perasaan kehilangan namun kehadiran Rena mampu mengalihkan perhatiannya.

Nadlyn menjalankan hari harinya dengan sangat baik, ia menjadi mahasiswa sekaligus orang tua tunggal untuk Samudra. Setiap pagi sebelum berangkat, Nadlyn menitipkan Samudra di rumah Nanda, jika Nadlyn tidak sempat, maka Nanda yang akan menjemput Samudra ke rumah Robi. Nadlyn masih enggan untuk tinggal di rumah Nanda, rumah penuh kenangan manis dan juga air mata. Sore harinya, Nadlyn selalu menjemput Samudra dan tentunya Dirga selalu menemaninya.

Seperti saat ini, Nadlyn tengah menjemput Samudra selepas selesai jam kuliahnya. Dirga yang satu kampus dengan Nadlyn pun slalu pulang bersamanya.

Nanda dan Pras melihat hal itu, mereka juga sudah terbiasa melihat kedatangan Nadlyn yang akan menjemput Samudra bersama Dirga. Bahkan Nanda sendiri pun tau jika Dirga adalah sahabat Cean.

"Mommy terimakasih telah menjaga Samudra." Kata Nadlyn saat meraih Samudra ke dalam gendongannya.

"Padahal Mommy ingin kamu tinggal disini saja biar gak bolak balik."

"Maaf Mom, aku tidak ingin Papa kesepian."

Nanda tersenyum, kemudia tangannya mengusap pipi gembul Samudra. "Cucu Oma besok kesini lagi, ya."

"Hati hati di jalan, Nad." Kata Nanda saat pada akhirnya Nadlyn berpamitan bersama Dirga.

"Dad.." Panggil Nanda pada Pras saat mobil Dirga sudah tak terlihat lagi dari halaman rumahnya.

"Hem..."

"Bagaimana nanti nasib pernikahan Cean dan Nadlyn?" Tanya Nanda dengan sendu.

"Daddy tidak tau, Mom." Jawab Pras sambil menghela nafas. "Andai Cean bisa sedewasa Dirga, pasti tidak akan begini jadinya. Cean yang memberi luka sementara Dirga yang mengobati. Cean yang bersalah sementara Cean yang mencari kebenaran, Daddy kecewa sekali pada Cean, Mom."

Nanda menyandarkan kepalannya di bahu Pras. "Mommy berharap Samudra tidak akan jadi anak broken home, Dad."

"Ya, Daddy pun berharap seperti itu."

**

Tiga tahun terlewati, Samudra tumbuh menjadi anak kecil yang tampan dan sehat, Samudra aktif namun tidak merepotkan orang orang yang mengasuhnya. Samudra juga cerdas, terlihat saat ia memainkan lego dan dengan kreatif membentuk sesuatu dari lego lego itu.

"Pipiii." Teriak Samudra dan berlari ke arah Dirga saat Dirga menjemputnya di rumah Nanda.

Dirga segera menangkap tubuh mungil Samudra.

Hap..

"Anak Papi sudah wangi." Ucapnya menciumi area ketiak Samudra yang khas wangi bedak dan telon bayi.

"Geyii, pii.. Geyii." (Geli Pi, geli..) Ucapnya menggemaskan sambil menggeliat karena Dirga menggigit kecil area kegeliannya.

Dirga nenghentikan aktifitasnya saat melihat Nanda. "Sore Aunty."

Nanda tersenyum, "Sore." Jawabnya ramah. "Sudah pulang kerja, Ga?"

"Iya, Aunty, kerjaan saya belum Full bekerja, masih beradaptasi sama pekerjaan saya, jadi bisa santai." Jawab Dirga sopan.

Dirga memang sudah menyelesaikan pendidikan S1 nya dan kini mengelola perusahaan milik sang Ayah, ia berencana melanjutkan S2 nya namun ia tidak ingin berjauhan dengan Nadlyn maupun Samudra, sehingga membuat Dirga mengurungkan niatnya.

Sementara Nadlyn, masih terus berusaha untuk menyelesaikan pendidikannya, ia bertekad ingin menyelesaikan S1 nya secepat mungkin lalu bekerja untuk menghidupi Samudra, meski selama ini Nanda selalu memberikan segala yang terbaik untuk Samudra, namun Nadlyn tidak ingin bergantung terus menerus, apa lagi jika nanti Cean kembali dan mereka bercerai, Nadlyn tidak ingin memanfaatkan Samudra untuk meraih kekayaan mertuanya, ia lebih memilih Samudra bersamanya dan hidup dengan apa yang Nadlyn punya.

"Ayo Boy, kita pulang." Ajak Dirga kemudian berpamitan pada Nanda.

Nanda hanya menatap Nanar Kepergian Dirga yang membawa Samudra. Samudra begitu dekat dengan orang lain tapi tidak mengetahui siapa Daddy nya yang sesungguhnya. Nadlyn benar benar ingin menutup akses pada Samudra untuk mengenal Daddy nya karena Cean sendri tidak pernah mau mengakuinya sewaktu Nadlyn hamil.

"Cean, kenapa kau lakukan ini pada anak tak berdosa seperti Samudra?" Gumam Nanda lirih dengan nada penuh kesedihan.

Hati mana yang tak bersedih melihat cucu dari anaknya sendiri memanggil bahkan menganggap pria lain sebagai ayahnya sendiri. Namun Nanda tidak menyalahkan Nadlyn, karena memang sedari awal Cean lah yang tidak mau bahkan menyuruh Nadlyn untuk menggugurkan kandungan Nadlyn dulu.

Kini Cean pun mulai meneruskan untuk menyelesaikan S2 nya. "Hanya tinggal dua tahun lagi." Gumam Cean.

Ya, dua tahun lagi Cean kembali ke tanah air, dan sesuai kesepakatan diantara Cean dan Nadlyn dulu, mereka akan bercerai saat Cean kembali.

"Cean...." Suara Rena memecah lamunan Cean.

Cean hanya tersenyum tipis saat melihat ke arah Rena.

"Kau sibuk?" Tanya Rena.

"Aku sedang mengerjakan tugas kuliahku, ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin bilang jika aku akan pergi ke Korea, aku ada pekerjaan disana. Apa tidak apa apa?"

Cean mengangguk, "Pergilah, tugas kuliahku juga sedang banyak, aku takut kamu merasa bosan disini."

"Kau tidak ingin ikut?"

"Tidak Ren, tugasku benar bebar banyak. Aku ingin cepat menyelesaikan kuliahku disini."

"Lalu pulang dan bercerai dengan Nadlyn?" Tanya Rena berbinar.

Cean hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Rena memang mengetahui semuanya, Cean sendiri yang menceritakannya. Rasa nyaman yang di buat buat oleh Rena berhasil menjerat Cean, dan Rena juga memanfaatkan situasi dengan. Terus mendoktrin Cean jika semua ini adalah jebakan Nadlyn untuk Cean.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...